"Selamat pagi buuu..." kata Eros, Darubi, Asep dan juga Delvin yang baru saja memasuki kelas, dan hendak duduk ke bangku mereka masing-masing."Kalian terlambat lagi?"
"Yoi buu.." jawab Asep dengan santai sambil menyimpan tas nya di atas meja.
"Sep!" Tegur Darubi.
"Eh maaf buk,"
"Sini kalian!"
"Tapi buk, kami sudah mendapatkan hukuman." kata Eros dengan nada khawatir, khawatir karna takut terkena hukuman lagi.
"Baris di sini cepat!"
Semua murid berhenti menulis. Selain papan tulisnya terhalang oleh Empat orang itu, mereka juga penasaran apa yang akan dilakukan bu Nilla pada teman-temanya. Namun ada juga sebagian yang masih menulis dan dengan terpaksa mereka harus menggerak-gerakkan tubuhnya karna mencari tulisan yang terhalang oleh Empat orang bandel yang sedang berbaris di depan itu.
"Assalamualaikum.." Seseorang masuk ke dalam kelas, keningnya mengkerut, lalu ia berjalan mendekati empat orang yang sedang berbaris itu
"Ini ada apa ya buk, masalah terlambat mereka sudah saya hukum." Kata pria itu
"Bener kata Jay buk, ngapain sih kita mesti dibarisin lagi," sungut Delvin dengan nada kesal
"Ini bukan yang pertama kali nya kalian terlambat seperti ini, hukuman apa lagi yang bisa bikin kalian jera!? Maaf Jaylen Ibu hanya kurang yakin, mereka ini kan temen dekat kamu."
"Kita emang temenan buk, lebih malah. Mereka sudah melakukan kesalahan dan tugas adalah tugas, saya sudah memberikan hukuman dengan sangat benar buk." Kata Jaylen selaku wakil ketua osis dan siswa dari kelas XII MIPA 4.
Eros membalikan tubuhnya, menatap ke papan tulis dengan wajah datar ia tidak tertarik dengan perdebatan Jaylen dengan gurunya itu. Tanganya refleks menghapus sebagian tulisan yang ada di papan tulis.
Menyadari tanganya hitam karna tinta spidol, Eros dengan iseng malah mengusapkannya ke pipi Asep yang berdiri di sampinya. Asep menyadari itu dia langsung menoyor kepala Eros kebelakang dengan kesal
Sebagian murid tertawa karna kelakuan mereka yang menarik perhatian.
"Ngapain sih lo! kulit gue jadi item kan!" Asep kesal tidak terima
"Lo kan emang item dari lahir."
"Sembarangan! Emang bener sih."
"Yasudah kalo gitu, kalian boleh kembali ke bangku. Tapi awas aja kalo besok seperti ini lagi saya nggak akan ngijinin kalian masuk ke pelajaran ibu!" Ucap Bu Nilla sungguh-sungguh
Mereka ber empat kembali ke tempat duduk yang di ikuti Jaylen di belakangnya
Darubi yang duduk sebangku dengan Asep itu mengeryit lalu menangkup pipi Asep dengan ekspresi yang dibuat-buat seolah-olah sedang terkejut
"Gilak, lo jadi ganteng kalo pake bedak gini Sep!" celetuk Darubi
Asep menepis kedua tangan Darubi lalu mendengus pelan. Darubi menyengir kuda, melihat tampangnya membuat Asep semakin ingin menampol nya.
Duk!
Asep menendang pelan kursi yang ada di depan bangkunya, membuat orang sedang mendudukinya refleks menoleh dengan wajah datar
"Ul minta tisue.." bisik Asep pada temanya itu, namun bukanya menjawab Paul malah memalingkan muka nya dan kembali duduk seperti semula
"Sialan lo culun, dasar pelit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes Stells
Teen Fiction[ON GOING] Ini cerita fiksi. Karya pertama yang saya buat, semoga kalian suka. . . . Rania tidak pernah menyangka kalau sahabat kecil nya 'Aksa bisa lupa bahkan tidak mengingat sedikitpun tentang dirinya. Aksa adalah sahabat kecil Rania, mereka semp...