8- Perkara Toilet

27 12 8
                                    

Selesai berolahraga, Jingga mengajak Biru dan juga Rania untuk pergi ke kantin membeli minuman. Latihan olahraga kali ini sangat melelahkan dan cukup menghabiskan banyak tenaga mereka telah mengelilingi lapangan sebanyak dua puluh kali. Tidak seberapa memang, hanya saja lapangan disini benar-benar sangat luas.

Tubuh Rania sangat mudah berkeringat, ia menolak ajakan Jingga dan lebih memimilih untuk pergi ke toilet, untuk menghapus semua keringat dan mengganti pakaian olahraga nya dengan seragam yang baru dan bersih. Mengerti akan hal itu, Jingga dan Biru segera pergi meninggalkan Rania.

Setibanya di dalam toilet, dengan santainya Rania mengganti pakaian yang dikenakannya tanpa ia sadari bahwa dirinya sedang berada dalam masalah besar.

Seorang laki-laki datang memasuki area toilet menyalakan keran air wastafel yang berada diluar lalu membasahi rambutnya yang memang sejak awal sudah basah karna keringat.

Setelah selesai, Rania segera kembali dari bilik toilet namun baru saja ia menutup pintu toilet dan membalikan badan, ia benar-benar dikejutkan dengan sosok tubuh pria yang tengah telanjang dada, dengan histeris Rania segera menutup kedua matanya lalu kemuadian membelakangi laki-laki yang tidak berakhlak itu.

"Kamu ngapain disana! Mau ngintip aku ya!?"

Bukan cuman Rania saja yang kaget, pria itu juga ikut tersentak saat tiba-tiba saja mendengar suara lengkingan yang begitu memekakkan telinga. Dia cepat-cepat memakai kembali kaos olahraga nya kemudian berjalan mendekati Rania dan menarik lengan wanita itu hingga Rania berbalik dan menghadap ke arah nya.

"Lo tuh ya-"

'Dia lagi?'

"APA! SIAPA KAMU? MAU NGAPAIN HAH? PERGI SANA JANGAN MACAM-MACAM SAMA AKU YA!"

"Bodoh!"

'Delvin menoyor kepala Rania kebelakang, wanita itu mengomel dengan kedua mata yang masih menutup rapat.

"Harusnya gue yang nanya, lo ngapain ada di toilet cowok ha? Mau ngintip ya dasar mesum."

Sontak Rania membelalakan matanya seolah kaget bercampur kesal "Kamu?!" "Heh ngomong apa tadi! Siapa yang kamu sebut mesum? Jangan asal ngomong ya cepat minta maaf padaku!" Rania menjambak rambut tebal Delvin hingga pria itu menunduk karna ditarik-tarik. Delvin meringis kesakitan, susah payah ia mencoba melepaskan tangan gadis itu yang mencengkram kuat puncak kepalanya.

"Sialan! Lo yang salah malah lo yang marah? Liat sendiri tuh pake mata, ini tuh toilet cowok bodoh!"

Bukanya kaget karna Rania melihat tanda toilet yang mengartikan bahwa ini area toilet laki-laki, Rania malah kaget dengan melihat sedikit darah yang mengalir dari hidung kiri Delvin.

"Apa!? Malu kan lo?" Delvin berucap songong.

"A-anu... Aksa, hidung kamu..."

Delvin yang merasa geli pada ujung hidungnya, langsung mengusap darah itu dengan menggunakan jari, "Aahh sial."

"...Tunggu-tunggu pakai ini" Rania membuka tas kecil nya kemudian ia mengambil sebuah tissue, setelah itu tangan Rania terulur untuk menyumbat darah yang masih mengalir dengan menggunakan tissue. Saat itu juga mata mereka benar-benar bertemu, saling menatap satu sama lain dengan pemikiran yang berbeda. Mereka benar-benar terkunci.

"A-apa! Ngapain natap aku kaya gitu, kamu mau mengejeku karna aku pendek? Cepat pegang tissue nya kamu pikir aku pembatumu? Pegel tau kamu kan tinggi!"

"Ck. Bawel." Delvin mengambil alih tissue itu dengan menepis pelan tangan Rania.

Rania hendak pergi meninggalkan tempat, namun terdengar derap langkah serta obroran kecil dari arah luar toilet membuat Rania jadi membeku ditempat, ia yakin orang yang diluar sana pasti akan menuju toilet ini terbukti dengan langkah kakinya yang terdengar semakin mendekat.

Your Eyes StellsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang