7- Mall

20 15 17
                                    

Delvin melompat ke kasurnya setelah selesai mandi. Ia melirik arloji yang di pegang nya menunjukan pukul 6 lebih 5. Kepala nya terasa berat setelah selesai mandi ia memegang pelipis mata nya kemudian mematikan AC.

"Ugh.. pala gue kenapa lagi sih," gumam nya. Ia hendak menarik selimut namum suara bel yang terdengar dengan tidak santai  membatalkan niat nya.

Karena tidak ada bi Ranum, dengan malas Delvin sendiri yang membuka kan pintu.

"Lah, tumben lo pada kemari?" Delvin sedikit terkejut dengan kedatangan teman teman nya,

"Boleh masuk nggak nih!?" celetuk Asep.

"Masuk aja nggak papa, anggap aja rumah sendiri. Mari mari." kata Darubi sambil mengarah kan, seolah ini rumahnya sendiri.

"Rumah gua njeeng!"

"Hahaa gue suka gaya lo!" Jaylen tertawa sambil menoyor kepala Darubi kebelakang.

"Nih Vin, kita buatin nasi goreng spesial buat lo kita buatnya khusus dengan perasaan cinte." Eros menyimpan sebuah tempat nasi yang berukuran sedang di atas karpet. Kini, mereka sedang berada di kamar Delvin.

Jaylen melompat ke atas kasur sambil memainkan ponsel nya, sedangkan Asep dan juga Eros memilih rebahan di atas karpet, juga Darubi yang sandaran di sofa.

"Wahh kebetulan banget gue belum makan, eh tapi ini aman kan?" tanya Delvin menyelidik.

"Aman lah nyet, kita semua bikin itu patungan hehe makanya eros bilang itu spesial" kata Darubi.

"Gue makan ya, makasih loh." Dari tampilan nya nasi goreng itu terlihat menarik, soal rasa.. lumayan lah.

Delvin menganguk anggukkan kepalanya terlihat menikmati.

"Eh tapi, gue kan belum nyicip. Coba dong!" Darubi mendekat, kemudian menyomot nasi goreng itu dan memasukannya ke dalam mulut.

"Gue juga atuh" kata Asep.

"Gue juga pengan rasain," melihat Jaylen yang turun dari ranjang untuk ikut mencicipi nasi goreng buatan mereka sendiri, Eros pun jadi ikut ikutan.

"Enak loh ya,"

"Wahh gue berasa jadi kaya chef beneran"

"Chef Juna pasti bangga liat gue."

"Lagi dong lagi!"

"Ngg.. guys?" Delvin kelabakan dengan teman temanya yang mengerumuni nasi goreng yang seharusnya sudah menjadi milik nya. Namun lihat saja, nasi goreng itu malah mereka sendiri yang makan.

"Katanya cuma nyicip!?" Sindir Delvin, kesal.

"Eh iya! Udah udah guys, kasih Delvin kasian belum kebagian" kata Jaylen.

"Ini Vin." Asep menyodorkan tempat nasi nya lagi ke Delvin. namun,

"TUHAAAN!"

Delvin malah teriak prustasi karna nasi goreng itu sudah tinggal beberapa butir nasi.

___¤♡¤___

Di malam hari yang cerah dengan bulan dan bintang yang mendominasi langit, Rania terduduk di balkon kamarnya sambil membaca novel kesukaanya. Angin sepoi sepoi seakan membelai lembut tubuh Rania membuat ia semakin terbawa suasana,

"Hiks, kenapa ceritanya harus sad ending" Rania menyeka air mata yang ada di sudut mata nya sebelum air mata itu turun membasahi pipi, kebiasaan Rania selalu menangis setiap membaca serita yang sad ending.

"Raa," Panggil Riikey dari balik pintu kamar "lo udah tidur belum?"

Rania menghela nafas nya sebelum menjawab "Belum, bang!"

Your Eyes StellsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang