9- Bukan Aksa

18 5 2
                                    

Tandai kalau ada Typo.
Selamat membaca.
Enjoy!
.
.
.

Rania Pov~

Setelah selesai menyimpan baju kotor ke dalam loker, aku memutuskan untuk mencari Jingga dan juga Biru. Saat hendak pergi ke kantin mata ku melihat sosok Asima yang baru saja terjatuh dari beberapa anak tangga.


Keterkejutan membuat kaki ku refleks berlari ke arah nya. "Asima kamu nggak papa?" Aku mencoba untuk membantunya berdiri, namun dia menolak dan menepis pelan tangan ku.

"Lo ngapain ke sini?"

"Ayo bangun dulu," kali ini aku berhasil membangunkan nya, wajahnya terlihat kesal. Apa yang salah, padahal aku hanya membantunya untuk berdiri.

"Anu... wajah kamu pucat, kaki nya sakit ya?" Tanya ku. Asima menunduk menatap kaki nya, kemudian kembali menatap ku dilihat dari ekspresinya dia terlihat sangat kesal dan marah. tunggu, memang nya apa yang aku lakukan hingga membuat dia kesal?

"Aku bantu kamu jalan ke kelas ya, ayo" aku masih mencoba untuk membantunya,

"Nggak usah, gue bisa sendiri. Lo pergi sana, nanti temen-temen lo nyari lo kesini. Gue males liat muka mereka."

"kamu nggak suka sama mereka?"

"Bukan urusan lo."

Aku melihat ada kebencian, juga kesedihan di mata Asima. Dia terlihat murung, itu yang mungkin membuat orang lain takut untuk mendekatinya. Aku tidak tahu banyak soal Asima tapi aku bisa merasakan banyak kesedihan begitu aku menatap mata nya.

Aku melihat Asima yang sudah berada di ujung tangga, setelah punggungnya benar-benar sudah tidak terlihat, aku memutuskan untuk meninggalkan tempat.

Author Pov~

Saat ini kelas XII MIPA EMPAT sedang gaduh karna semua orang sedang sibuk membicarakan kue tart apa yang akan mereka buat.

Bu Marii selaku guru Bahasa Indonesia memerintahkan kepada murid muridnya untuk praktek membuat kue tart dengan hiasan yang cantik, dan yang paling cantik mereka yang akan dapat nilai bagus. Selain itu mereka juga harus mempersentasikan hasil buatannya itu agar mendapatkan nilai yang maksimal.

Disaat semua orang sibuk memperbicangkan perencanaan mereka, Rania malah sibuk memikirkan dirinya sendiri yang belum kebagian kelompok. Jingga dan Biru yang merasa kasihan segera melaporkannya kepada Jaylen selaku ketua kelas.

"Setiap kelompok ada empat orang dan disini kita ada lima kelompok, dan semua kelompok genap. Kalo ditambah Rania berarti salah satu kelompok itu ada yang ganjil," Jaylen berucap sambil berpikir

"Kalo gitu Rania masukin ke kelompok kita aja!" Sahut Biru yang langsung diberi anggukan oleh Jingga.

"Nggak, dia ada di kelompok gue." Jawab Jaylen.

"Loh kenapa?"

"Di kelompok lo cewek nya udah ada tiga orang kan, nah di kelompok gue ceweknya cuma satu Asima doang. Jadi gue masukin Rania ke kelompok gue biar Asima ada temenya."

"Yaudah deh,"

"Rania!" Rania menoleh saat Jaylen meneriakan namanya dari bangku pojok paling depan, disana masih ada Biru dan juga Jingga.

"Lo ada dikelompok dua, sama gue, Eros, Delvin terus Asima. Pulang sekolah nanti kitas semua langsung ke rumah Delvin oke?!"

Rania hanya mengangguk saja meski sebenarnya ia tidak mengerti.

Your Eyes StellsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang