"even when i force myself to smile, im the type of person who end up being hated."
—Sai.🌻🌻🌻🌻🌻
Johnny menyandarkan punggung ditiang lampu yang menerangi jalan kecil setapak itu.
Ia menatapi sepatunya dengan pandangan kosong, mengingat percakapan yang terjadi beberapa menit lalu.
《
"Jadi benar kau Dokter yang menanganinya?"
Emily mengangguk, memandangi jemari.
"Kau ada hubungannya dengan kasus Joanna?"
"Jika aku bilang tidak, apa kau percaya?"
"Tentu tidak." jawab Johnny yang dibalas tatapan kaget oleh Emily, "Aku perlu bukti."
"...I know."
Johnny menatap Emily yang terlihat bimbang, seorang teman yang ia anggap seperti adik sendiri itu membuatnya khawatir. Khawatir akan tindakan Jeffrey juga ancaman lain yang mengintai.
"Bisa katakan kenapa kau mengubah identitasmu?"
Kuku jemari Emily beradu sebelum menjawab, "Seseorang mengejarku."
"Kau punya musuh?"
"Tidak sebelum aku bertemu Joanna."
"Jadi benar kau ada hubungannya dengan Joanna?"
Emily mengangguk.
"Apakah menghilangnya Joanna juga... karenamu?"
"Uhm...." suara gadis itu gemetar, sangat jelas ia menahan sesuatu yang mendesak keluar dari matanya.
"Ceritakan padaku semuanya? Please?"
Hening sejenak hingga akhirnya kepala Emily menggeleng.
"Emily, i cant help you if you dont tell me what actually happened and— Jeffrey aint the type that easily to be controlled."
"Sorry, i... I dont want to make it worse, neither for you or Jeffrey."
"Em—"
KAMU SEDANG MEMBACA
lacuna.
Fanfictionla-cu-na (red) ləˈk(y)o͞onə (noun) a blank space, a missing part,- an unfilled place. Johnny selalu meneriaki kedua saudaranya-- Jeffrey dan Javier untuk menghindari masalah dan bahaya sebisa mungkin, justru kini tidak dapat mengontrol dirinya. Ada...