Keesokan harinya, Duke Aaron membawa Noran menuju ke wilayah Barliester.
Di belakangnya ada 200 prajurit berzirah lengkap, membuat banyak penduduk kota menjadi ketakutan.
Kota kecil yang berada di wilayah Barliester bernama Kota Turin. Ada sekitar 10.000 penduduk di kota ini, dengan 4 desa yang memiliki 3.000 penduduk setiap desa.
Secara keseluruhan, ada 22.000 penduduk di wilayah Barliester, karena perang, hanya tersisa 500 prajurit yang menjaga kota dan keempat Desa.
Wilayah Barliester begitu hijau dan indah, pertanian yang ada juga begitu subur, secara pangan wilayah ini bisa di sebut makmur.
"Wilayah barliester adalah wilayah yang indah, dengan pertanian yang subur." ucap Duke Aaron.
Di sepanjang jalan menuju ke kota Turin, banyak terlihat penduduk sedang bercocok tanam di lahan mereka.
Jalanan kota menjadi sepi, tidak terlihat satupun penduduk di jalanan, sepertinya para penduduk ketakutan melihat ratusan prajurit berzirah yang datang.
Duke Aaron dan Noran berjalan menuju ke mansion tempat Baron Sanders tinggal, saat keduanya sampai, mereka di sambut oleh seorang wanita cantik.
Di dalam mansion, hampir seluruh prajurit kota berbaris, mereka hanya memiliki level 70. Jika melawan dua ratus pasukan berlevel 110, mereka akan kalah.
Jumlah korban juga akan besar di kedua pihak, Duke Aaron memutuskan untuk mengambil alih wilayah dengan diplomasi dan mereka setuju.
"Baroness Rianna, terimakasih atas sambutan hangatmu." ucap Duke Aaron.
Baroness Rianna hanya diam, Noran memahami jika Baroness Rianna mungkin masih menyimpan dendam dengan Duke Aaron. Bagaimanapun, Suaminya, Baron Sanders terbunuh dalam perang melawan Duke Aaron.
"Ini adalah penguasa baru wilayah Barliester, Noran. Aku harap kalian dapat membantunya dengan baik." ucap Duke Aaron.
Duke Aaron pergi bersama pasukannya menuju ke wilayah dua Baron lainnya, Jika terlambat dua Duke lainnya akan mengambil alih.
Setelah Duke Aaron pergi, tatapan Baroness Rianna menjadi tajam padanya, ia berjalan mendekat pada Noran.
"Tangkap dia." ucap Baroness Rianna.
Meski Duke Aaron sudah msngumumkan pemimpin wilayah mereka, mereka akan lebih mendengarkan ucapan pemimpin mereka dari pada orang baru yang asing.
Puluhan tombak terarah lurus pada leher Noran, dengan puluhan prajurit yang mengelilinginya.
"Tenanglah, aku tidak berniat mengambil alih wilayah ini." ucap Noran.
Tentu saja mereka tidak percaya, mereka bahkan membuat tombak lebih dekat pada leher Noran.
"Aku tidak menginginkan wilayah ini, aku hanya ingin membuat rumah yang tenang di wilayah Barliester, ini wilayah yang indah." ucap Noran.
"Apaka itu benar?" tanya Baroness Rianna.
Ia meragukan ucapan Noran, namun ia tidak bisa menemukan ekspresi yang aneh pada Noran.
"Ya, hanya itu yang kuinginkan. Menjadi bangsawan itu merepotkan, aku hanya ingin bertualang." ucap Noran.
Noran mengambil kartu petualang miliknya, menunjukkannya pada Baroness Rianna.
Baroness Rianna memandang kartu milik Noran, tertulis jelas di sana peringkat Noran yang merupakan petualang tingkat A, selain itu ia juga pemimpin dari party tingkat A.
Yang membuat Baroness Rianna terkejut adalah level Noran, levelnya berada di angka yang tinggi, yaitu 177.
[Nama : Baroness Rianna
Ras : human
Job : wife of Baron
Level : 50 ]Level pasukannya hanya berada di angka 70, melawan seseorang berlevel 177, yang berbeda 100+ level sama saja dengan bunuh diri.
"Pantas Duke Aaron meninggalkannya tanpa pasukan, Bocah ini kuat." pikir Baroness Rianna.
Meski membutuhkan waktu, Noran bisa membunuh mereka semua. Tentu saja Baroness Rianna tidak mengetahui jika Noran bisa menyamai kekuatan seseorang di level 212.
"Turunkan senjata kalian." ucap Baroness Rianna.
Para prajurit menurunkan senjata mereka, berbaris kembali. Noran tidak keberatan jika harus melawan mereka, namun ia merasa malas mengurusi mereka.
Baroness Rianna kemudian memandu Noran ke dalam mansion, di dalam mansion seorang gadis sekitar 14 tahun.
Penampilannya begitu imut dan menggemaskan, gadis itu mendekati Baroness Rianna dan bertanya.
"Ibu, siapa dia?" tanya sang gadis.
"Dia adalah pemimpin baru kita, Tuan Noran." ucap Baroness Rianna.
Melawan Noran akan berakibat buruk pada dirinya, putrinya bahkan para penduduk Barliester. Sekarang Baroness Rianna memilih menyerah.
Ia merasa Noran ini adalah salah satu faktor kemenangan Duke Aaron, ia tidak tahu berapa lagi orang seperti Noran di pihak Duke Aaron.
Noran tersenyum ke arah gadis itu, Baroness Rianna lalu memandu Noran ke ruang kerja yang biasa suaminya gunakan.
Ia merasa sedih, suaminya kini telah tewas dalam peperangan, meski air mata tidak terlihat, Noran dapat mengetahui dari tatapan mata Baroness Rianna.
"Terlalu sering aku melihat tatapan itu." gumam Noran.
Di bumi, ia selalu berperilaku bagaimana situasi menuntutnya, bukan bagaimana perasaannya. Dalam membaca perilaku seseorang, Noran bisa dibilang seorang ahlinya.
"Kamu sedih suamimu meninggal?" tanya Noran.
"Aku tidak merasa sedih." ucap Baroness Rianna.
"Jangan menipu dirimu sendiri, aku sudah bertemu dengan banyak orang sepertimu, menyembunyikan kesedihanmu.
Itulah kenapa aku membenci perang, membuat banyak orang merasakan sedih dan dendam." ucap Noran.
"Lalu, mengapa kamu bergabung dalam peperangan?" tanya Baroness Rianna.
"Hanya satu alasanku untuk berperang, untuk melindungi apa yang berharga bagiku. Aku tidak peduli orang menyebutku penjahat yang sadis, iblis ataupun monster.
yang terpenting apa yang berharga bagiku tetap terjaga dengan baik. Dalam dunia yang kacau ini, hanya ada dua pilihan, menghancurkan orang lain, atau dihancurkan orang lain." ucap Noran.
Noran tidak berniat menjadi seorang pahlawan, juga tidak berniat menjadi orang yang berbicara tentang kebenaran. Menurutnya itu terlalu melelahkan, juga membodohi diri sendiri.
Kedamaian? Tidak akan ada kedamaian di dunia ini selama masih ada kehidupan.
Kejahatan? Akan selalu ada di manapun, bayangan akan selalu muncul bahkan di tempat paling terang.
"Aku akan menjaga segala yang kumiliki dengan nyawaku. Dan wilayah ini telah menjadi milikku, maka aku akan melindunginya juga meski harus menyerahkan nyawaku." ucap Noran.
Baroness Rianna mengerti apa yang di katakan oleh Noran, itu adalah kenyataan di dunia ini.
Setelah mendengar kata kata Noran, ia merasa sedikit tenang dan mulai menumbuhkan kepercayaan pada Noran.
"Mulai saat ini, wilayah ini aku serahkan padamu." ucap Baroness Rianna.
Baroness Rianna mengeluarkan setumpuk kertas diatas meja, ini adalah tugas bulanan seorang bangsawan, semua tugas yang berkaitan dengan wilayah Barliester.
"Sebanyak ini?" Noran merasa hampir pingsan.
Bagaimanapun, berkas yang ada terlalu banyak. Dari perkataan Baroness Rianna, ia harus menyelesaikan seluruhnya dalam waktu satu minggu.
"Bisakah kamu saja yang menjadi Baron disini?" tanya Noran.
Lebih mudah menjadi seorang petualang daripada seorang bangsawan. Baroness Rianna mengeleng, ia mengatakan ini sudah menjadi tugas seorang Baron.
Noran hanya bisa menghela nafas dan mulai membaca sebuah berkas.
"Serangan monster Kobold saat menjelang panen.." Noran membaca laporan yang ada.
YOU ARE READING
Seven Kingdoms
Science FictionNoran seorang pemuda biasa tewas saat sedang mencoba game VR miliknya yaitu 7 KINGDOMS : the throne. dirinya tewas tersetrum karena kerusakan pada perangkat VR miliknya, namun secara ajaib ia telah hidup kembali di dunia lain, Acadia. dunia yang pen...