"Taming?" Esline terkejut.
Taming, salah satu skill terkuat yang ada. dalam legenda, seorang tamer di katakan mampu menghancurkan sebuah kerajaan sendirian.
Itu bukanlah hal mustahil, karena para Tamer memiliki kemampuan untuk menaklukan banyak monster sebagai bawahan.
Jika banyak monster kuat berhasil di jinakkan, itu akan membentuk pasukan monster yang mengerikan, bahkan sebuah kerajaanpun akan lenyap.
"Ya, aku seorang Tamer, namun baru 30 monster yang berhasil aku jinakkan." ucap Noran.
"Baru tiga puluh?" Esline merasa tak berdaya.
Banyak para tamer yang hanya bisa menjinakkan 1 monster tingkat rendah sebagai family mereka, beberapa lebih beruntung bisa menjinakkan beberapa monster.
Dalam akademi, hanya beberapa yang dapat menjinakkan monster hingga 10 monster sebagai family mereka.
Para goblin terlihat begitu patuh pada Noran, Noran membayangkan mereka mengenakan zirah dan menunggangi para wind wolf ini.
Berbaris rapi sebagai sebuah pasukan goblin rider, membuat ia merasa begitu terpana.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Esline.
"aku memikirkan sebuah pasukan dari goblin rider di bawah komandoku." ucap Noran.
Noran memandang para goblin yang memiliki mata biru, dan berbicara pada mereka.
"Apakah kalian bisa menangkap goblin lainnya hidup-hidup?" tanya Noran.
Para goblin mengangguk dan segera pergi menunggangi para wind wolf, sepertinya mereka telah menjadi tim yang baik.
"Aku ingin kamu merahasiakan ini, hanya kita berdua yang tahu tentang ini." ucap Noran.
"Mengapa kamu merahasiakannya? Bukankah kamu bisa menjadi bangsawan yang hebat jika mereka mengetahui kemampuan tamer milikmu?" tanya Esline.
Noran menggelengkan kepalanya, ia tidak setuju dengan yang diucapkan oleh Esline.
"Aku bisa menjinakkan cukup banyak monster, dan jika mereka mengetahui aku mampu menjinakkan para monster dan membuat pasukan monster yang kuat, mereka akan memanfaatkanku." ucap Noran.
Esline memahami itu, ia juga tidak ingin Noran dimanfaatkan oleh para pejabat itu.
"Baik, aku akan merahasiakannya." ucap Esline.
Beberapa saat kemudian, para goblin rider terlihat membawa sekitar 15 goblin lain, mereka mengikatnya dengan sebuah sulur dan memaksa mereka berjalan seperti tawanan.
"Bukankah mereka sekarang lebih cerdas?" pikir Noran.
Ada 15 goblin dengan level 20 di sini, mereka semua terlihat bingung dan marah ketika di hadapkan pada Noran.
Buk buk buk...
Para goblin rider memukul goblin yang mereka tangkap, membuat mereka terjatuh kesakitan.
Noran kemudian berjalan mendekat dan menjinakkan satu persatu goblin, akhirnya Noran berhasil menjinakkan 15 goblin lainnya, dengan ini ia bisa menambah 10 goblin rider lainnya.
"Bisakah kalian membawa 5 wind wolf kesini?" tanya Noran.
"Aaoo!!"
Seekor wind wolf melolong, memanggil rekan mereka yang berada di hutan, tak lama beberapa wind wolf muncul di dekat mereka.
Mata merah dan taring yang terlihat, segera 20 wind wolf jinak menyerang para monster wind wolf tersebut, membuat mereka rubuh dan tidak berdaya.
Noran lalu datang dan menjinakkan 5 diantara mereka, sementara yang tersisa Noran membunuhnya.
Noran menunduk dan memberi minum potion para wind wolf yang terkapar, beberapa saat kemudian para wind wolf terbangun.
Noran kemudian membuat 15 perisai kecil dan 15 tombak baja lainnya, Noran juga membuat set zirah kecil dan pelana untuk setiap goblin rider.
Kini Noran menyuruh mereka berbaris, nampak begitu hebat melihat pasukan goblin rider menaati perintahnya.
"Bagaimana caramu membedakan monster yang telah di jinakkan dan monster liar?" tanya Esline.
Ia merasa penasaran saat Noran dapat dengan mudah membunuh goblin di antara goblin liar dan goblin yang telah ia jinakkan.
"Mata mereka berbeda, yang telah aku jinakkan memiliki mata berwarna biru safir, sementara yang liar memiliki mata merah darah." ucap Noran.
Esline memperhatikan mereka, seperti yang di katakan oleh Noran, mata mereka berwarna biru, berbeda dengan monster liar yang memiliki mata merah.
Setelah itu, Noran dan Esline meninggalkan hutan dan membiarkan mereka untuk menjadi lebih kuat.
Noran kini melesat menuju ke kota Artus yang tidak jauh dari hutan.
Setelah beberapa lama mengendarai kuda, keduanya kini tiba di kota Artus, kuda terus di pacu menuju ke mansion.Di sepanjang jalanan kota, banyak warga yang memberi senyum hangat pada Noran.
Noran dan Esline turun dari kuda, Noran lalu mendatangi 1.000 prajurit yang telah ia tebus.
"Apakah kalian ingin kembali ke wilayah Tartanes? Jika ingin, kalian bisa pergi sekarang." ucap Noran.
Tidak ada satupun prajurit yang bangkit dan pergi, mereka merasa jika mereka telah di buang oleh penguasa wilayah Tartanes.
"Jika kalian tidak ingin kembali ke Tartanes, maka aku akan membiarkan kalian pindah ke wilayah Barliester.
Jika kalian berminat, kalian bisa bekerja sebagai prajurit di sana dengan gaji 4 koin perak perbulan, itu mungkin terlalu sedikit, namun hanya itu yang bisa aku berikan saat ini.
Untuk kedepannya, aku akan membayar kalian minimum 5 koin perak setiap bulan." ucap Noran.
Nafas para prajurit menjadi cepat, sebagai prajurit di wilayah Tartanes, mereka hanya di bayar sebanyak 2 koin perak dan 50 koin tembaga.
Gaji bekerja dengan Noran lebih tinggi, tentu mereka akan memilih bekerja bersama Noran.
"Tuan, biarkan kami bekerja pada anda!" ucap seorang prajurit sembari berlutut.
"Tuan, biarkan kami bekerja pada anda!" ucap para prajurit serempak.
Mereka berlutut pada Noran dan menyerahkan hidup mereka sepenuhnya, mungkin hidup dengan tuan baru ini akan menjadi lebih baik daripada di wilayah Tartanes.
"Baiklah, aku akan memperkerjakan kalian. Segera persiapkan diri kalian dan pergi menuju ke kota Turin di wilayah Barliester, aku akan menemui kalian disana." ucap Noran.
"Baik tuan!" ucap para prajurit.
Para prajurit terlihat bergegas bersiap-siap menuju ke wilayah Tartanes, beberapa yang telah berkeluarga memilih kembali dan menjemput keluarga mereka sebelum menetap di Barliester.
"Ada seribu dari mereka, akan membutuhkan banyak tempat tinggal." pikir Noran,
Setidaknya ia akan membutuhkan 1.000 rumah untuk para prajurit miliknya. Noran tidak berniat untuk meletakkan mereka di kota Turin, ia ingin membuat kota kecil di dekat lembah kristal.
Itu akan menyenangkan baginya sembari memperkuat kota Turin dan 3 desa lainnya.
"Sepertinya aku membutuhkan petugas untuk kota milikku." ucap Noran.
YOU ARE READING
Seven Kingdoms
Science FictionNoran seorang pemuda biasa tewas saat sedang mencoba game VR miliknya yaitu 7 KINGDOMS : the throne. dirinya tewas tersetrum karena kerusakan pada perangkat VR miliknya, namun secara ajaib ia telah hidup kembali di dunia lain, Acadia. dunia yang pen...