22. Ibukota Kerajaan Rosvelt

62 13 0
                                    

Ibukota kerajaan Rosvelt memiliki Nama kota Erenor. Kota besar yang memiliki 3 juta penduduk di dalamnya.

Dari tujuh kerajaan besar, Kerajaan Rosvelt merupakan kerajaan yang terkecil dan terlemah.

Satu keistimewaan kerajaan ini adalah semua ras di perbolehkan masuk dan bergabung dengan ras manusia.

Membuat kerajaan ini menjadi kerajaan paling terbuka dari tujuh kerajaan besar.

Selama bertahun tahun, kerajaan Rosvelt selalu bermusuhan dengan kerajaan besar lain di utara kerajaan mereka, yaitu Kekaisaran Zugen.

Berkali-kali keduanya terlibat dalam gesekan dan konflik kecil di perbatasan, membuat daerah itu menjadi daerah paling berbahaya di kerajaan Rosvelt.

Kali ini, Noran sedang berada di ibukota kerajaan Rosvelt, kota Erenor.

Noran berkeliling di sekitaran jalan utama dan melihat apa yang ada di kota ini.

Seluruh barang yang di jual di sini memiliki kualitas lebih bagus dari kota Tranduil, dan juga lebih mahal.

Karena perjalanan yang panjang, membuat Noran merasa lapar. Dirinya segera mencari sebuah restoran.

Dirinya kemudian menemukan sebuah restoran mewah dan berhenti.

Restoran Nouris..

Noran berjalan masuk dan duduk di salah satu meja yang kosong dan memesan beberapa makanan lezat.

Setelah beberapa saat, sang pelayan datang dengan membawa hidangan pesanan Noran.

Daging besar dengan tulang di tengahnya, ini seperti daging dalam komik yang ia lihat.

Selain itu, hidangan lain tak kalah mewahnya dan memiliki tampilan yang menarik.

Noran kemudian memakannya, semua hidangan ini memiliki rasa yang lezat, sesuai dengan restoran mewah ini.

Setelah makan, dirinya kembali melanjutkan berkeliling kota, hingga akhirnya ia berada di depan gerbang lainnya. ini adalah benteng yang memisahkan wilayah penduduk biasa dengan para bangsawan.

Seorang prajurit menghentikannya, dengan mengenakan zirah baja yang indah serta pedang baja.

"Berhenti, anda tidak di perbolehkan melintasi tempat ini." ucap seorang penjaga.

"Kenapa dilarang?" tanya Noran.

"Ini adalah wilayah para bangsawan, rakyat biasa tidak di perbolehkan masuk." ucap sang penjaga.

Noran memandang ke bagian lain gerbang, memang tempat itu terlihat lebih rapi dan indah.

"Sepertinya masih ada sistem kasta di dunia ini." gumam Noran.

"Jika ini tempat para bangsawan, mungkinkah Esline juga tinggal disini?" pikir Noran.

Noran memandang surat yang tersimpan di sakunya, ia kemudian mengeluarkannya.

Si prajurit melihat segel di atas surat itu, dan dirinya menjadi bergetar dan berkeringat dingin.

Setiap bangsawan memiliki segel mereka sendiri dan setiap segel berbeda bentuknya.

Segel yang ada di kertas itu memiliki gambar sebuah mawar dengan penuh duri.

"Segel duke Rosvelt?!" dirinya memandang segel itu dan memastikan segel yang ada berasal dari duke Rosvelt.

Noran memandang ke dalam dan bertanya kepada prajurit tersebut.

"Apakah Esline tinggal di sini?" tanya Noran.

"Maksud anda nona Esline? Dirinya memang tinggal di sini." ucap sang penjaga.

"Begitu ya, kalau begitu aku akan menemuinya." ucap Noran.

Dirinya kemudian masuk, tidak seperti yang pertama, mereka tidak menghentikannya kali ini.

Duke Rosvelt sangat jarang memberikan surat kepada seseorang.

Prajurit itu tidak berani menghentikan Noran memasuki kediaman para bangsawan, ia takut itu akan membuat marah duke Rosvelt.

Untuk penjaga sepertinya menyinggung seorang bangsawan adalah kejahatan, apalagi bangsawan yang bergelar duke.

Noran melaju masuk dan memandangi setiap mansion yang ada.

Di gerbang mansion, akan ada lambang seperti segel yang terpasang, ini untuk memudahkan orang menemukan kediaman mereka.

ada puluhan mansion yang mengelilingi istana kerajaan, ukuran setiap mansion juga besar dengan tanah yang luas.

"Sungguh megah." Noran sekarang mengerti mengapa semua orang ingin menjadi bangsawan.

kediaman mereka saja sebesar dan semegah itu. Setelah beberapa lama berjalan, Noran akhirnya sampai di depan sebuah mansion yang besar.

Gambar mawar yang di penuhi duri terpampang di depan gerbang. Ini adalah kediaman duke Rosvelt.

Noran kemudian berhenti dan mendekat ke arah gerbang, dua penjaga terlihat menjaga mansion itu.

"Apakah ini kediaman Duke Rosvelt?" tanya Noran.

"Ya, ini kediaman Duke Rosvelt. Apa anda ada keperluan?" tanya sang penjaga.

"Saya menerima undangan untuk datang kemari." ucap Noran.

Noran menyerahkan surat miliknya kepada sang penjaga. Sang penjaga menerima surat dan memandangnya.

"Tunggu sebentar." sang penjaga berjalan masuk ke dalam mansion.

Dirinya memberitahukan surat itu kepada duke Rosvelt.

"Tuan, ada seseorang yang mengaku menjadi tamu tuan, dan dia memberi surat ini." ucap sang penjaga.

Duke Rosvelt adalah pria tampan berumur 40 tahunan, memiliki cambang yang menyatu hingga janggut serta kumis yang tajam.

Rambut pirang, serta mata biru yang indah seperti permata. Dirinya menerima surat itu dan membukanya.

Setelah beberapa saat membaca, ia mengerutkan kening. Ini bukan darinya, melainkan dari putrinya, Esline.

"Suruh orang itu masuk." ucap Duke Rosvelt.

Penjaga mengangguk dan membungkuk hormat sebelum pergi keluar.

Dirinya kemudian berjalan menuju ke gerbang mansion dan membukanya.

"Buka gerbangnya, Duke Rosvelt ingin menemuinya." ucap sang penjaga.

Penjaga lainnya mengangguk, keduanya lalu membuka gerbang dan membiarkan Noran masuk.

Sang penjaga kemudian memandu Noran untuk menemui Duke Rosvelt.

"Ke sini tuan." dirinya memandu Noran memasuki mansion.

Sang penjaga menyuruhnya duduk di salah satu sofa dan menunggu duke Rosvelt menemuinya.

Ruangan yang luas dan mewah, banyak pajangan-pajangan mahal di ruangan ini. Bahkan lampu yang di gunakan juga mahal.

Itu adalah lampu sihir yang mahal. setelah beberapa saat menunggu, seorang pria paruh baya turun dan menemuinya.

"Selamat datang di kediamanku." ucap sang pria dengan senyum ramah.

Ia kemudian duduk di hadapan Noran dan memandangnya dengan seksama, inilah pria yang dikirimi surat oleh putrinya.

"Apakah anda ayah Esline?" tanya Noran.

Pria itu mengangguk dan menjawab, " ya, saya ayah Esline, Duke Aaron von Rosvelt." ucap Aaron.

"Saya Noran, senang bertemu dengan anda tuan Aaron." ucap Noran.

Duke Aaron mengangguk, ia kemudian memandang Noran.

"Ada apa kamu menemuiku?" tanya Duke Aaron.

"Nona Esline mengundang saya kemari, dan saya saat ini berada di ibukota. Mungkin akan bagus jika saya berkunjung." ucap Noran.

Seven KingdomsWhere stories live. Discover now