Happy reading...
.
.
.
[Kediaman Seung Yoon]
Dikarenakan dirinya yang begitu lelah, tanpa Jaebum sadari, ia telah melewatkan betapa indahnya mentari pagi hari ini yang beberapa jam lalu menghiasi langit kota Seoul. Kini, pemuda itu masih bertahan dengan posisi tidurnya. Kejadian semalam sungguh membuat pemuda bernama lengkap Im Jaebum itu sulit untuk bergeser dari posisi tidurnya. Banyaknya kejadian tidak terduga yang mesti ia hadapi turut menyisakan rasa takut dan khawatir yang begitu besar pada dirinya. Bagaimana tidak, kemarin malam, untuk pertama kali dalam hidupnya ia melihat sendiri banyak orang berusaha untuk saling membunuh satu sama lain. Lalu, untuk pertama kalinya, ia juga mendengar suara tembakan secara langsung dan menyaksikan sendiri bagaimana peluru-peluru tajam itu mampu mengoyak targetnya tanpa ampun. Selain itu, dimalam itu, untuk pertama kalinya juga, ia kembali melihat wajah Jackson.
Jackson?
Yah, setelah empat tahun tidak bertemu dan tidak saling bertukar kabar, akhirnya ia dapat bertemu dengan pria itu lagi. Akan tetapi, ada satu hal yang begitu disesali oleh Jaebum. Ia menyesali situasi mereka saat ini. Sungguh, ia tidak ingin bertemu dengam Jackson dengan cara seperti ini. Terlebih lagi, malam itu, entah benar atau tidak, ia masih mendapati binar yang sama pada netra Jackson. Pria itu masih menatapnya dengan cara yang sama. Dan bukankah malam itu Jackson meminta dirinya untuk ikut bersamanya?
Satu tarikan dan hembusan nafas yang sangat panjang pun terdengar cukup keras. Jaebum bisa merasakan denyut sakit pada kepala dan juga ulu hatinya. Jauh dari dalam lubuk hatinya, pemuda itu terus saja bertanya-tanya, kenapa Tuhan kembali mempertemukannya dengan Jackson dan kenapa pria itu masih terlihat sama? Kenapa harus disaat dirinya telah memilih jalan hidupnya sendiri? Kenapa?
.
.
.
CEKLEK
Suara pintu yang dibuka secara tiba-tiba, menyentak Jaebum dan juga pikirannya. Perlahan, pemuda itu mencoba mendudukan dirinya. "Hyung-" suara serak Jaebum terdengar usai indera penglihatannya menangkap sosok Seung Yoon yang tengah berjalan mendekatinya.
"Maafkan aku-Aku tidak bermaksud membangunkanmu" balas Seung Yoon dengan senyum yang telah menghiasi wajah tampannya.
Pelan, Jaebum menggeleng.
"Aku kemari untuk memeriksa keadaanmu-" pria bernama Seung Yoon itupun mengambil duduk disebelah Jaebum. "Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit?" tanya pria itu akhirnya. Raut wajahnya jelas memperlihatkan jika ia begitu mengkhawatirkan pemuda dihadapannya itu.
"Aku baik-baik saja, hyung" jawab Jaebum. Pemuda itupun memberikan senyuman kecilnya pada Seung Yoon yang masih menatap intens pemuda itu.
"Tidak perlu menyembunyikannya-Matamu tidak bisa berbohong-Aku bisa melihat rasa takut pada matamu-" ucap Seung Yoon seraya beringsut, mendekat ke arah Jaebum. "Aku sungguh minta maaf-Aku melibatkanmu terlalu jauh-" lanjut Seung Yoon.
CHUP
Sebuah kecupan singkat pun mendarat pada dahi Jaebum. "Aku berjanji tidak akan lagi memintamu melakukan hal seperti ini-" suara pria itu lagi.
Jaebum tidak membalas.
"Ah-Aku sungguh bersyukur orang itu tidak melukaimu-" ini masih suara Seung Yoon.
[HENING]
"Hyung-Apa disetiap pertemuan hal seperti ini akan selalu terjadi?" tanya Jaebum hati-hati. Sebenarnya, ia tidak ingin menanyakan hal ini, tapi entah mengapa ada sebuah dorongan yang begitu kuat dari dalam dirinya yang kemudian menyalakan sedikit api keberanian didalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call My Name (COMPLETED)
FanfictionBagi para HOMOPHOBIC, harap untuk tidak membaca cerita ini!