V

190 44 9
                                        

Happy reading...

.

.

.

[Kediaman Seung Yoon]

Dengan raut bingung dan khawatirnya, Mino memacu langkahnya menuju ruang kerja Seung Yoon. Pria itu hendak memberitahu bosnya itu jika pemuda kesayangannya tiba-tiba saja menghilang dirumah besar peninggalan tuan Im saat mereka berkunjung. Sejujurnya, Mino begitu takut untuk menyampaikan hal ini pada Seung Yoon mengingat betapa besarnya perhatian bosnya itu pada Jaebum. Ia sungguh dalam masalah besar sekarang.

.

.

"Ada apa? Kenapa wajahmu kusut begitu?" suara Seung Yoon, bertanya pada Mino usai netranya menangkap gerak-gerik yang tidak biasa dari orang kepercayaannya itu.

Mino yang sedari awal memanglah diliputi rasa was-was bercampur takut tentu saja berhasil dibuat termegap oleh suara Seung Yoon meski pria itu tidaklah memberikan tekanan pada nadanya. "Hyung-Maafkan aku-" beginilah cara Mino memulai kalimatnya. Permintaan maaf lebih dahulu meluncur dari kedua celah bibirnya.

Seung Yoon mengangkat sebelah alisnya tinggi usai mendengarnya.

Sementara itu, Mino justru telah menghela nafasnya pendek. Pria itu juga tampak menguatkan kepalan tangannya sebelum ia melanjutkan kalimatnya. "Jaebum menghilang-Ah, lebih tepatnya-Aku kehilangan Jaebum-" ujar pria itu akhirnya dengan kepala yang ditundukkan setelahnya. Penyesalan jelas terdengar begitu ketara dari suaranya.

Seung Yoon tidak membalas. Walaupun begitu, tidak ada gurat kesal yang menghiasi wajahnya. Pria itu justru terlihat begitu tenang. "Aku sudah mengetahuinya-" aku Seung Yoon kemudian.

Penuturan bosnya itu tentu membuat Mino terkejut bukan main.

"Aku juga mengetahui siapa yang membawa Jaebum-" lanjut Seung Yoon.

Mino menelan ludahnya kasar. "Bagaimana kau bisa tahu, hyung?" tanya pria itu akhirnya.

Seung Yoon memamerkan senyumannya pada Mino. "Aku menyewa jasa seseorang untuk mengawasi kalian selama diluar- " balasnya.

Kening Mino tampak mengkerut dalam kemudian. "Kau tidak mempercayaiku?" tanya pria itu hati-hati. Pernyataan Seung Yoon barusan tentunya melukai harga diri Mino sebagai orang kepercayaan Seung Yoon. Dimata-matai oleh boss sendiri bukanlah pertanda baik bagi kelanjutan pekerjaannya.

Seung Yoon menggelengkan kepalanya. "Aku sangat mempercayaimu sebagai tangan kananku-Akan tetapi-Aku tidak bisa sepenuhnya mempercayai dirimu yang begitu peduli pada pemuda itu-Jaebum-" ujar Seung Yoon. "Dulu aku pernah berkata-Sebaiknya kita tidak pernah melibatkan perasaan didalam urusan kita, apapun itu-Bukankah begitu?" sambung pria itu. Ia menatap Mino tepat pada maniknya saat pandangan mereka tertumpu pada satu titik yang sama.

"Kau tahu-Pemuda itu-tidaklah sepenuhnya jujur padaku-Dia menyembunyikan sesuatu dariku-Dan untungnya, aku bisa membacanya-" ini masih suara Seung Yoon.

Mino yang penasaran, hanya menunggu tuannya itu untuk melanjutkan perkataannya. Ia sama sekali tidak berniat menyela Seung Yoon. Terlebih saat ini menyaksikan wajah tenang Seung Yoon jauh lebih mengintimidasinya.

"Jaebum-Dia mengenal baik pria bernama Jackson itu-" Seung Yoon menghentikan kalimatanya untuk sesaat. Pria itu terlihat memperbaiki posisi duduknya sejenak sebelum ia kembali melanjutkan perkataannya. "Mereka pernah menjalin hubungan empat tahun yang lalu-" ungkap Seung Yoon.

Mino membulatkan matanya sempurna. "Darimana kau mengetahuinya, hyung?" suara Mino.

Seung Yoon mengulum senyumnya. "Christopher Bang-Aku mempekerjakan pria itu-Seperti isu yang beredar, ia memanglah seorang yang handal-"

Call My Name (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang