1

14.2K 756 34
                                    

Sebelum lanjut baca, lihat trailer nya dulu yuu...





🌿🌿🌿




"Sya, jangan lupa minum susunya."

"Kamu dapet dari mana?"

"Beli lah. Emang ada yang buang di jalan?"

"Tapi aku nggak suka susu, Jeff."

Aku menatap horor botol tupperware berwana hitam yang biasa aku lihat ada di samping tas Jeffrey sejak bertahun-tahun lalu. Botol legend Jeffrey itu kini dialih fungsikan sebagai botol susu, yang sebelumnya selalu berisi air mineral. Dengan senyumnya yang begitu lebar, dia menyodorkan botol itu padaku. Padahal dia sangat tahu bahwa aku paling anti dengan susu.

"Ini enak. Aku udah coba, rasa strawberry." Katanya lagi sambil terus memaksaku untuk menerimanya. Tapi aku malah bergidik, "coba dulu, ayo!"

"Ini susu apa sih?" Aku meraih botol itu. Menerawangnya di udara.

Jeffrey mendekat ke arahku. Ku kira dia ingin menciumku, aku hampir saja menamparnya. Tapi dia berhenti di samping telingaku. "Prenag*n" bisiknya.

Aku tertawa, bukan karena tahu susu ini susu apa. Tapi untuk apa Jeffrey harus mencoba susu untuk ibu hamil, kan aku yang hamil.

"Kenapa sih? Apa yang lucu?" Tanyanya sambil ikut tertawa kecil padahal dia tidak paham. "Apa sih?" Dia merengek lucu.

"Nggak ada." Aku meraih kedua tangannya yang sedari tadi megguncang pundakku. "Kamu tu lucu tau nggak? Bikin gemessss!" Aku mencubit pipinya yang ber-dimple dua itu.

"Pacaran mulu, heran!"

Aku dan Jeffrey sepontan menoleh. Johnny, kakak ku sekaligus teman seangkatan Jeffrey itu menghampiriku yang sedang duduk berdua di taman kampus bersama Jeffrey. Kampus dan rumah sakit tempat Kak Johnny dan Jeffrey residen masih satu komplek. Makanya aku bisa leluasa bertemu Jeffrey kapanpun.

"Sya, nanti kamu pulang bawa mobil Kakak ya. Aku sama Jefrrey kayaknya sampai malam." Kak Johnny menyerahkan kunci mobilnya padaku.

"Kok nggak bilang kalau sampai malam?" Aku merengek pada Jeffrey.

"Masih banyak tugas." Jelas Jeffrey padaku. Dia menyisir rambutku dengan jarinya, "nggak papa ya, pulang sendiri?"

Aku mendengus. Dan dua orang laki-laki di depanku ini kompak tertawa. Aku semakin kesal.

"Kamu ada kelas jam berapa?" Jeffrey beranjak, merapikan jas dokternya dan beberapa barang bawaannya.

"Jam sepuluh, lima belas menit lagi." Jawabku sambil ikut memasukkan beberapa lembar dokumen ke dalam tas besar milik kekasihku itu. "Kamu mau berangkat sekarang?"

Jeffrey mengangguk, lalu menggendong tasnya di punggung. Jas dokternya ia sampirkan di tangannya. "Berangkat ya." pamitnya.

"Kuliah yang bener!" Kak Johnny mengacak rambutku. Aku mencubit perutnya yang six pack itu dengan gemas.

"Jangan lupa di minum susunya." Bisik Jefrrey pelan agar tidak terdengar Kak Johnny. "Papa kerja dulu ya." Katanya di depan perutku sambil mengelus perutku yang masih rata. Aku memukul lengannya keras.

Jeffrey tersenyum puas setelah menggodaku. Dia begitu bahagia. Dan aku harap dia juga akan selalu bahagia meski sedang tidak di depanku. Aku harap senyumnya bukan hanya kamuflase untuk menutupi kesedihannya.

CIRCLE | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang