Satu

994 108 50
                                    

Saat Itu Hujan deras sekali, dimana Yesung kecil hanya bisa mematung melihat Ayah yang ia cintai harus pergi meninggalkannya. Ayah yang selalu memanjakannya itu dibawa paksa oleh orang-orang berseragam polisi. Yesung tidak mengerti kenapa mereka membawa ayahnya, tapi dia bisa mendengar orang-orang mengatakan Ayahnya sudah mencuri uang perusahaan.

Tapi, selama ini Ayahnya selalu mengatakan mencuri adalah perbuatan yang tidak baik. Kenapa sekarang dia malah melakukan hal tidak baik itu?

Yesung tidak menangis, berbeda dengan tiga saudaranya yang menjerit dan meraung ketika ayah mereka dibawa paksa.

Ayah adalah satu-satunya yang mereka punya, jika ayah pergi bagaimana kehidupan mereka selanjutnya?

Anak kecil itu hanya memeluk kaki hyung tertuanya erat-erat sambil sesekali mendongak untuk melihat Heechul yang menangis terisak-isak.

" Yesung-ee" Isak Heechul sembari mengangkat adiknya dan menggendongnya " Kangin-ah" Heechul memeluk adiknya yang lain yang juga meratapi kepergian ayah mereka.

" Hyung, aku yakin ayah tidak bersalah. Ayah tidak mungkin melakukan kejahatan "

" Iya, ayah kita orang yang baik " Bujuk Heechul " Kibum-ah, sudah. Sini sama hyung"

Kibum mengangguk sambil mengusap wajahnya yang basah dan terlihat berantakan " Ayah pasti pulang kan hyung? "

" Iya, ayah kita pasti pulang"

" Hyung? Kenapa mereka bilang ayah kita mencuri? " Tanya yesung kecil yang menatap wajah Hyung tertuanya lekat-lekat " Bukankah mencuri itu perbuatan yang tidak baik? "

Heechul memeluk adik bungsunya untuk berbisik " Ayah kita bukan pencuri, mereka semua berbohong. Jika ada yang berkata buruk tentang ayah tutup saja telingamu, oke"

Yesung mengangguk.

" Hyung, kenapa bau terbakar? Apa kau memasak sesuatu didapur? " Tanya Kangin ketika hidungnya mencium sesuatu yang menganggu penciumannya.

" Tidak ada, " Sahut Heechul.

Saat mereka baru akan menutup pintu rumah mereka, api tiba-tiba menyala melahap tiap sudut rumah Mereka.

" Api!" Teriak Kibum " Hyung, rumah kita terbakar"

" Astaga!! Cepat, cepat, keluar!!! "

Heechul masih menggendong Yesung dan menarik tangan Kibum sebelum api melahap mereka semua.

" Hyung, rumah kita" Tangis Kangin pecah melihat rumah mereka yang dilahap api " Ayah, ayah!!!! "

" Sudah, jangan menangis" Heechul memeluk semua adiknya erat-erat.

" Hyung, rumah kita. Sekarang kita mau tinggal dimana? "

Heechul menggelengkan kepalanya pasrah.

Keempatnya hanya bisa melihat rumah mereka yang perlahan rata dengan tanah. Bagaimana nasib mereka sekarang?

Ayah tidak ada, Ibu telah lama tiada.

Heechul sebagai yang tertua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap adik-adiknya sekarang.

.
.
.

Satu Bulan kemudian, Yesung kecil berlarian membawa sebungkus makanan yang ia dapatkan setelah ia mengantri saat ada orang kaya dermawan yang membagikan makanan untuk anak-anak jalanan.

Yesung berdua bersama Kibum dirumah Kardus yang dibangun oleh dua hyung mereka. Kaki kecilnya berlarian, dengan hati gembira ia menghampiri Kibum yang nampak serius dengan buku sekolahnya yang tersisa setelah kebakaran yang menghanguskan rumah mereka.

Lost MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang