Wattpad Original
Ada 7 bab gratis lagi

Bab Lima: Kopi

37K 893 18
                                    

Meja disiapkan dengan cantik, piring bagus kami dan peralatan makan perak dikeluarkan, alas meja favoritku, dan ada beberapa lilin untuk mengatur suasana.

Lampu diredupkan dan nyala api memberikan sentuhan yang bagus, dan aku tidak dapat berdalih, berpikir bahwa ini terlihat persis seperti makan malam romantis.

Tobias masuk, seperti tidak terpengaruh dengan suasana yang diberikan dna langsung makan, bahkan tidak menungguku duduk.

Aku duduk di seberangnya dan mengisi piringku sendiri, memastikan untuk terlihat tidak terpengaruh sama sekali. Aku harap dia tidak berpikir ini ideku.

Ketika kami berdua selesan dengan makanan kami, Tobias berdiri bersiap untuk pergi, namun ragu saat berada di pintu.

"Kamu ingin hidangan penutup?" tanyanya.

Duh. "Um... ya, aku akan memakan beberapa."

"Aku akan makan denganmu."

"Tidak mungkin!" seruku.

Dia mengerutkan dahi padaku. "Baiklah, tenang. Aku akan pergi." Dia memutar bola matanya dan berbalik untuk pergi.

"Tunggu, bukan. Aku tidak bermaksud untukmu tidak makan denganku. Aku hanya terkejut kamu akan memakan hidangan penutup."

"Mengapa tidak?"

"Aku pikir kamu salah satu orang super sehat yang tidak makan karbohidrat."

"Dan apa yang memberimu kesan itu?"

"Saat pesta makan malam kamu tidak memakan kuemu meskipun itu sangat, sangat enak." Aku hampir mengeluarkan air liur membayangkannya.

Dia menatapku, mencoba mengingat apa yang aku bicarakan. "Oh. Itu. Itu karena hidangan penutupnya kue cokelat."

"Apa yang salah dengan kue cokelat?"

"Aku tidak suka cokelat."

Aku menatapnya seperti dia baru saja menumbuhkan hidung baru di dahinya. "Kamu tidak suka cokelat? Apa kamu bercanda? Wow, aku menikahi orang gila."

"Mungkin aku yang menikah dengan orang gila karena kamu suka cokelat."

"Coklat adalah kelompok makanan utama. Kamu tidak bisa tidak suka cokelat."

"Ya, aku tidak," bentaknya.

Aku menggelengkan kepala tidak percaya. "Tidak bisa dipercaya."

Juru masak membawa kue kecil stroberi dan menyajikannya pada Tobias dan aku. "Pernahkah kamu mencoba cokelat?" tanyaku, masih tidak bisa memahami bahwa seseorang tidak suka cokelat.

"Tentu saja. Jika tidak bagaimana caranya aku tidak suka?"

Aku hanya menggelengkan kepala lagi.

Kami menghabiskan kue kami dalam diam, dan ketika Tobias selesai dia bangkit dan pergi, kembali mengabaikanku.

Paling tidak kami ada komunikasi verbal hari ini, yang cukup aneh. Aku hampir terbiasa menjadi tembus pandang.

Unholy Matrimony (Ikatan Tak Suci)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang