Dua Puluh Delapan

1.4K 223 12
                                    


Author's POV

Greyson menceritakan semuanya pada Hugo hingga di detik terakhir, dia baru terpikir mungkin dia telah membuat sebuah kesalahan besar. Tergantung darimana kau menanggapi masalahnya: Greyson baru saja membocorkan rahasianya pada seseorang yang belum pernah ia ajak mengobrol selama lima jam sebelumnya! Kira-kira seberapa beresiko hal itu bisa jadinya?

Bagaimana kalau Pat sampai tahu Greyson bercerita ke Hugo? Tapi dia sudah terlanjur melakukannya, tidak mungkin dia menarik semua ceritanya kembali. Jadinya sekarang Greyson tidak punya pilihan selain menunggu apa yang akan Hugo katakan. Greyson berharap dia bisa memberi solusi, atau sekedar kalimat motivasi juga tidak masalah.

Mungkin hanya dia, satu-satunya arwah yang masih perlu di motivasi—don't you think that's weird?

"Kurasa masalahnya ada padamu sendiri, Grey. Kau bilang Pat mencarimu sebelum kau pergi. Itu artinya dia berubah pikiran."

"Aku rasa dia sudah mengubah pikirannya lagi."

"Bagaimanapun, sebagai seorang ibu, dia tidak mau anaknya terluka. Itu sudah menjadi naluri perempuan. Tapi membiarkan anaknya kehilangan ayahnya untuk selamanya pun dia tidak mau."

"Bagaimana bisa kau jadi lebih dewasa dariku, hah?" tanya Greyson dengan nada tinggi. Hugo hanya tertawa, begitupun Greyson sejurus kemudian.

"Dan menurutmu, apa aku ini ayah yang buruk untuk Addo?"

Lelaki itu mengendikkan bahu. "Aku tidak tahu, itu semua kembali lagi padamu. Aku hanya orang baru." Dia lantas beranjak ke arah dapur, lalu kembali dengan sekaleng coca-cola di tangannya. "Aku tidak bisa banyak membantu kecuali menyuruhmu menemui Pat sekarang serta menjaga apa yang kau ceritakan tadi sebagai rahasia."

Seandainya Greyson masih punya kulit, mungkin pipinya sudah merona merah saat itu. Dia tidak menyangka Hugo ternyata orang yang baik. Mungkin tidak ada salahnya Greyson memercayainya, ya tidak?

"Thanks." kata Greyson, malu. "Thanks a lot."

"Kuharap kalian akan kembali berbaikan." Hugo tersenyum.

"Aku benar-benar minta maaf telah mengusirmu waktu itu..."

"Tidak apa," timpalnya enteng. "Aku mengerti Addo tidak boleh tahu tentang semua itu."

***

[personal chat with: Alice]

you're okay there?

Alice

yes. why?

btw belum tidur?

Aku tersenyum. Kemudian dia mengetik balasannya lagi: insomnia.

[personal chat with: Alice]

Alice

insomnia? tumben :p

aku memikirkan sesuatu

Alice

apa? ulangan tengah semester? itu masih lamaaaa -_-

Tidak mungkin Addo mengaku tengah memikirkan dirinya.

[personal chat with: Alice]

masih bertengkar dengan Logan?

Father For Addo -g.c (Addo Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang