Upacara (2)

34 11 0
                                    

Hari ini hari senin, SMA NUSA BANGSA rutin nya setiap senin melaksanakan upacara.

Renata dan sahabat sahabatnya sudah memasuki barisan namun mata Renata tertuju pada barisan anak anak yang telat datang saat upacara mata Renata tertuju pada cowk yang ia kenal masuk kebarisan tersebut.

"Raga telat?" Gumam Renata.

"Hey hey Raga mulu otak lo, noh si Raga di depan noh telat" Bisik Sheyla dari arah belakang.

Dan benar Renata tak salah liat Raga benar benar telat. Renata cukup khawatir atas ini karna Renata takut Raga mendapatkan hukuman seperti kemarin.

Di satu sisi Raga melihat Renata yang melihat ke arahnya juga, "Maaf Ren pasti lo khawatir" Gumam Raga pelan.

Upacara pun dilaksanakan, kini sudah dipertengahan Renata merasa pusing, bahkan ia tidak sanggup melanjutkan upacara dan tiba tiba "Brukk"

Renata jatuh pingsan di tengah upacara. Raga yang melihat Renata Jatuh Pingsan langsung berlari menghampiri Renata.

Raga sangat khawatir pada Renata, Raga menggendong Renata ala Bride style (bener ga tuh tulisanya) dan langsung menuju uks.

Raga tak peduli dengan tatapan orang orang yang ia pikirkan hanyalah keadaan Renata saat ini.

Sesampaiya Raga di Uks Raga langsung membaringkan Renata di tempat tidur yang telah disediakan, Raga membiarkan anggota PMR menangani Renata.

Namun Raga masih setia menunggu Renata sampai upacara pun selesai semua murid masuk ke kelas kecuali Sheyla, Aca, Nisa, Raga dan Renata yang sedang berada di Uks.

"Kalian mending balik ke kelas, Rena biar gue yang jagain" Ucap Raga pada ketiga sahabat Rena.

"Gamau ah gue mau tunggu sini aja" Tolak Aca yang duduk du samping kasur Rena.

"Ca ayo, kita ada ulangan" Bujuk Sheyla.

"Tapi Reanata gimana?" Tanya Aca yang masig sangat khawatir karna Rena belum sadar sadar.

"Kita percaya aja sama Raga, lagian gue yakin ko Rena gakan kenapa napa" Ucap Sheyla yang kembali membujuk Aca.

"Bener ya Raga jangan tinggalin Rena disini sendirian, jagain ya pokonya kalo ada apa apa panggil kita di kelas ya, janji?" Tanya Aca yang saat ini sudah bangkit dari kursi dan beralih menatap Raga, Raga hanya memberi anggukan pertanda 'ya'

"Gue titip Rena ya" Kata Nisa yang juga mendapat anggukan dari Raga dan langsung keluar bersama kedua sahabatnya itu.

"Lo beruntung Ren dapet temen kaya mereka" Gumam Raga saat ia sudaj duduk di kursi dekat kasur Renata berbaring.

Tidak lama kemudian Renata sadar dan membuka matanya, ia melihat Raga sedang tertidur dengan menggenggam tangan nya.

Renata mengingat tentang kejadian tadi dan meyakin kan dirinya bahwa ini adalah Raga, Renata mengusap kepala Raga.

"Makasih ya Ga" Gumam Renata.

Raga pun merasakan ada tangan yang menyentuh kepalanya, Raga terbangun dari tidurnya dan menatap Renata.

"Gimana keadaan lo?" Tanya Raga dengan nada sedikit khawatir.

"Baikan ko, ini Rena tadi cuma pusing aja" Jawab Rena lemes.

"Gue bliin makanan dulu ya" Pamit Raga, namun tangan mungil Renata menahan nya.

"Jangan, jangan tinggalin Rena sendiri disini" Pinta Renata.

Raga menatap mata Renata dalam, ia melihat bahwa perempuan didepan nya ini tidak mau ditinggal sendirian di Uks.

"Yaudah gue disini ga kemana kemana" Ucap Raga, yang kembali duduk.

Tiba tiba ada seorang masuk yang mengejutkan mereka berdua.

"Ehh maap kang, mamang teh gatau ada orang di dalem" Ucap mang Tatang yang asal masuk tanpa permisi.

"Gapapa mang, mang boleh Raga minta tolong?" Pinta Raga kepadang Mang Tatang.

"Boleh, minta tolong apa den?" Tanya Mang Tatang yang menghampiri mereka berdua.

"Tolong beliin saya makanan di kantin bisa mang?" Tanya Raga sambil memberi uang nya.

"Bisa atuh kang, sebentar ya den mamang beliin dulu" Ucap Mang Tatang sambil menerima uang dari Raga.

"Raga, makasih ya" Ucap Rena setelah kepergian Mang Tatang.

"Udah sering lo bilang makasih" Jawab Raga datar.

"Ya lagian Raga bantuin Rena mulu jadi ya Rena bilang makasih" Balas Rena dengan senyuman.

Raga yang melihat Senyuman di wajah Rena, ia sangat bahagia karna akhirnya Raga bisa melihat senyuman Rena setelah bangun dari pingsan nya.

Tak lama Mang Tatang datang dan membawakan makanan.

"Ini Kang Raga" Ucap Mang Tatang sambil menyodorkan makanan.

Raga mengangguk dan langsung mengambil makanan itu "Makasih mang" Ucap Raga ramah.

"Iya kang sama sama, mamang permisi ya, neng Rena teh cepet sembuh yak" Ucap Mang Tatang sebelum keluar dari Uks.

"Iya mang makasih" Balas Renata tersenyum.

Raga membuka makanan itu dan langsung menyuapi Rena, Rena menanggapi suapan dari Raga sambil senyum senyum, "Kenapa lo" Tanya Raga datar.

"Rena seneng deh akhirnya Raga nunjukin lagi kalo Raga tuh beneran mulai suka sama Rena" Jawab Rena yang berhasil membuat Raga salah tingkah.

"Raga, Raga, tau ga persamaanya Raga sama Rena?" Tanya Rena sambil menatap Raga.

"Semuanya beda gada yang sama" Jawab Raga yang masih menyuapi Rena.

"Ada yang sama ih" Balas Rena cengengsan.

"Apa?" tanya Raga datar.

"Sama sama saling mencintai" Jawaban Rena berhasil membuat jantung Raga berdegub kencang apakah benar ia mencintai perempuan ceroboh ini?

"Mencintai ialah kata kerja, dicintai adalah sebuah anugrah dan cinta adalah arti hidup sesungguhnya"

Haii gaiss maaf ya telat rilis nya, lagi sibuk bgt soalnya doain biar cepet2 slesai tugs aku, jngn lupa tinggalin jejak kalian biar aku makin semangat lagii nulis part2 slanjutnya😚

Renata ZylanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang