15. 'Tamu' Pagi

59 4 0
                                    

Matahari pagi ini bersinar terang dari horizonnya, menyilaukan mata saat gue membuka jendela kamar. Badan gue terasa lebih fresh, karena saat gue demam dua hari yang lalu gue dianjurkan banyak mengkonsumsi sayuran hijau dan suplemen. Fyi, gue adalah pembenci sayuran. Apapun jenisnya. Karena kata dokter gue kecapekan sehingga energi didalam tubuh gue berkurang drastis. Antibodi gue juga kayaknya kalah sama penyakit.

Gue paham kenapa sayuran itu sangat penting. Selain membantu memproduksi zat-zat yang di perlukan tubuh, rasa sayur juga tidak buruk. Tapi entah karena gen dari siapa, gue nggak doyan.

Dan sekarang, Ibu selalu menjejalkan sayuran di piring makan gue. Bahkan beliau sampai rela membuat keripik dari daun bayam. Entahlah zat besinya masih ada atau tidak. Bahkan gue harus mengkonsumsi tablet tambah darah karena gue mantan penderita anemia.

Gue duduk di sofa ruang tamu dengan mengenakan kaos oblong putih polos dan celana abu-abu panjang santai menjadi pilihan gue.

Gue membuka grupchat kelas. Isinya hanya anak-anak kelas yang saling berbalas jokes receh dan ejekan yang di sponsori oleh Official Kang Ndelodok & Mledug yang diketuai Kori serta beranggotakan Yayan dan Izat.

Grupchat SEPATU pt II

(Ikrom sent a picture)

Kori: Go Pak Jam. Wkwkwk

Izat: Ugh. Pak Jam idamanku >.<

Ilaa: WAHHH

Azizi: Ya Allah pak, makin ganteng

Yayan: Kan mirip elo zi

Ikrom: ^___^

Setya: sebagai kapten futsal gue       merasa gagal pada diri gue sendiri

Evi: pukpukpuk Setya gaess.

Dhinie: kalian semua pakabar? HUHUHU AING RINDUUUU

Izat: Yaelah ni anak mendoan. Kita baru libur sehari, minah!

Dan masih banyak lagi anak kelas yang nimbrung sampai hampir 1000 chat. Gue cuma ketawa ngakak yang daritadi belum abis. Ngeliat poto salah satu guru kami yang bermain takraw saat hari sabtu bebas kemarin. Sebenernya wajar, tapi karena Pak Jam adalah guru yang sudah dikategorikan ber'usia', ini adalah hal lucu bagi gue.

Beliau dengan kerennya menendang bola dengan posisi badan membelakangi lapangan lawan dan diiringi lompatan.

Gue meletakkan ponsel diatas meja lalu mengambil cemilan saat benda pipih yang baru aja gue taruh menyala. Menampilkan pop-up messege yang baru saja sampai.

Mungkin kalian pernah merasa saat dimana kalian ingin bersantai di pantai yang anginnya berhembus sepou-sepoi, ditemani air kelapa muda dan kacamata hitam bertengger manis diatas hidung. Malas-malasan karena holiday. Namun tiba-tiba harus dihadapkan dengan tsunami, bukan ombak lagi yang menghantam cadas.

Ibaratnya seperti itulah posisi gue saat ini.

Tau kenapa?

Isi chat yang gue dapat seperti ini.

KELAS SEPATU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang