05

205 18 0
                                    

Wendy pov.

Karena asyik mengobrol dengan seulgi aku tak melihat kalau irene sudah datang dari tadi.

"Joohyun"panggil ku lalu menghampirinya di kursi ia duduk.

"Joohyun apa kau sejak tadi sudah datang?"ucap ku lembut namun ia tak menjawab ku ia bahkan tidak menatap ku sama sekali ia tetap membaca bukunya.

"Ia sudah lama datang"ucap joy.

"Ahh,begitu"bingung ku.

"Miane joohyun~ahh"lirih ku.

"Sudah lah irene kau maafkan saja sahabat kau ini,,kesian dia,,aku pergi dulu yah"joy pergi keluar kelas entah kemana.

"Joohyun dengarkan aku dulu"ia tetap tak menjawab ku hanya buku lah yang di pandangnya.

"Wendy"panggil seulgi.

"Kenapa seul?"

"Kau dan aku di panggil ke ruang guru"ia menarik tangan ku namun ku menahannya.

"Memangnya ada apa dulu?"

"Aku juga tidak tahu kenapa?ayo nanti kita di marahi"ia menarik tangan kiri ku lagi namun dengan cepat ada yang menahan tangan kanan ku siapa lagi kalau bukan irene.

"Hah?ada apa joohyun?"ucap ku lembut agar ia tak tersinggung.

"Yah!!gadis aneh!!berhentilah melarang wendy untuk bersosialisasi!!"bentak seulgi irene langsung menunduk terdiam dan melepaskan tanganya dengan tangan ku.

"Seulgi!!bisakah kau jangan seperti itu dengan irene!!"bentak ku dengan seulgi karena menurut ku seulgi sudah sangat keterlaluan,,semua orang yang ada di kelas memperhatikan kami.

"Kau membela nya!!kau membela gadis aneh dan sombong ini!!!hah!!!"teriak seulgi menunjuk irene ku lihat irene menangis dalam diam ia hanya menunduk.

"Seulgi!!!kau sangat keterlaluan!!!dia bukan lah gadis aneh!!!dia sempurna!!!kau tak berhak berteriak di depannya!!!mengatakan kalau dia adalah seorang gadis yang aneh!!!memangnya apa yang aneh!!!hanya karena ia tak mau bergaul dengan semua orang kau bilang ia aneh!!!kau lah yang aneh seulgi!!!"bentak ku dengan seulgi ku lihat seulgi menangis akibat bentakkan ku tadi aku merasa kalau aku juga keterlaluan dengan seulgi karena terlalu kasar dengannya.

"Kau membentak ku?kau sangat jahat wendy!!kau bukan wendy yang aku kenal!!aku benci kau wendy sangat benci kau!!!"teriaknya lalu meninggalkan ku aku bingung sangat bingung siapa yang harus aku temani untuk sekarang.

"Seulgi!!"teriak ku ingin menghampirinya namun ku tahan karena aku tahu irene perlu aku untuk sekarang ia sangat membutuhkan aku untuk sekarang.

"Hey,bae joohyun"aku menghampirinya lalu memeluknya ia terinsak di pelukan ku.

"Joohyun~ahh,,miane"ucap ku lembut ia langsung mengeratkan pelukannya dengan ku.

"Joohyun,,berhentilah menangis aku disini untuk mu"ku helus² belakang punggungnya.

"W-wendy"ia sangat terinsak,aku tahu ia sangat sakit untuk sekarang.

"Sudahlah berhenti menangis,,aku disini untuk mu selamanya,,jadi berhentilah menangis,,dan yang tadi jangan di masukan dalam hati"aku berusaha menenangkan nya.

"A-apa a-aku g-gadis yang a-aneh"ucapnya sambil terinsak ia masih memeluk ku bahkan sangat erat.

"Tidak!tentu saja tidak!kau adalah gadis yang sempurna di mata ku!jadi berhentilah menangis!"aku berusaha meyakinkan nya.

"Makasih wendy~ah"ucapnya lalu melepaskan pelukannya.

"Hey jangan menangis"ku hapuskan air matanya dengan jempol ku.

"Aku berjanji irene aku akan selalu bersama mu"senyum ku.

"Makasih wendy telah mau berteman dengan ku"ia membalas senyum ku itu membuat ku sangat ku lega.

"Kau sangat cantik bahkan sangat cantik"bisik ku di telinganya ia langsung memukulku di lengan ku.

"Oppo mian"senyum ku.

"Aku ingin keluar sebentar yah"ucap ku pelan dan lembut.

"mau kemana?!"ia menatap ku.

"Mau ke ruang guru dulu katanya aku di panggil"meyakinkan nya.

"Yasudahlah,jangan lama yah!"

"Iya"ku helus² kepalanya lalu pergi keluar kelas.


Bukannya ke ruangan guru aku justru mencari seulgi karena aku tau aku sangat keterlaluan dengannya tadi.Karena aku lari² aku tak melihat jalan lalu aku menabrak anak Bighit.

"Awww"lirih ku terjatuh.

"Kalau ja-...."dengan cepat aku memotong omongannya.

"Mian,,miane,,mian"ucap ku berdiri lalu menunduk dengan segara aku meninggalkan segerombol anak Bighit namun dengan cepat tangan ku di tahan seseorang.

"Wendy"panggilnya.

"Ehh,sehun oppa,,wae?"Aku langsung menunduk.

"Kau sedang apa?"tanya nya.

"Ahh,,aku sedang mencari seulgi,,apa kau melihat oppa?"

"Aku melihatnya sedang di atas atap tadinya aku mau kesana namun Yoona memanggil ku jadi nya aku tak menghampirinya"ucapnya.

"Ahh,kalau begitu,,terimakasih oppa"ucap ku menunduk lalu dengan segera aku berlari menghampiri seulgi.

Diatas atap aku melihatnya sedang menangis terinsak itu sangat menyakitkan bagi ku melihatnya menangis di tambah lagi ia menangis karena aku.

"Seulgi~ahh"ucap ku memeluknya dari belakang ia semakin menangis.

"Miane jinjayo miane"ucap ku mengeratkan pelukan ku terhadapnya.

"A-apa k-kau sudah tak m-menganggap a-aku s-sahabat k-kau l-lagi w-wendy~ahh"ucap nya lirih sambil terinsak.

"Miane jinjayo miane,,aku salah seulgi~ahh,,aku sangat kasar dengan kau,,miane"lirih ku ia pun memutar badannya menghadap ku.

"A-apa k-kau s-sudah m-melupakan ku wendy~ahh"insaknya aku langsung memeluknya dengan erat.

"Miane jinjayo miane,,bukan maksud ku untuk membentak mu begitu seul, aku hanya tak menyangka kau sangat kasar seperti itu dengan orang lain"ku helus belakang punggungnya dengan lembut.

"Aku tak ingin jika orang lain melihat kau kasar dengan orang lain,,aku tak ingin kau di kenal dengan sifat yang kasar bukan sifat yang baik"lanjut ku ia semakin mengeratkan pelukannya dengan ku.

"Aku hanya tak suka jika irene melarang mu bersosialisasi"ia melepaskan pelukannya dan menatap ku.

"Seulgi aku janji aku akan tetap bersamamu dan kau tahu kenapa irene bersifat sepeti itu terhadap ku karena ia tak memiliki teman selain aku,,ia tak berani beradaptasi dengan yang lain selain aku,,itu kenapa aku ada selalu di dekatnya dan aku tak mau jauh² dengannya"ku balas tatapan seulgi dengan serius.

"Kau tahu hal yang paling menyakitkan di hidupku adalah melihat kau dan irene sedang menangis,,itu akan sangat menyakitkan bagi ku"lanjut ku sambil menghapus air matanya dengan jempol ku.

"Wendy berjanjilah pada ku kalau kau selalu bersama ku dan tetap menganggap aku sahabat kau"ia menatap ku serius.

"Iya"senyum ku.

"Dan bisa kah kau berjanji pada ku kalau kau harus menjauhi irene?"ia membuatku terkejut dan semakin pusing.

'Kenapa ini sangat menyakitkan hati ku"batin ku.
.
.
.
Bersambung~
Jangan lupa vote🙏
Biar aku tambah semangat untuk ngelanjutin ceritanya🙏😇
Komen juga kalau ada kesalahan dalam kata² ku🙏😇
Maaf kalau kebanyakan typo🙏😇




stay with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang