"Prolog"

183 10 4
                                    

Di Sebuah kamar yang bernuansa serba pink terdapat sesosok gadis yang sangat cantik dan manja.

Siapa lagi kalau bukan Alesya Salsabila Prawira.

Alesya sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya dan sedikit polesan make up yang natural tetapi tetap membuat seorang Alesya cantik.

Setelah di rasa cukup, Alesya segera turun kebawah untuk bergabung sarapan bersama keluarganya.

"Pagi bunda" ucap Alesya Dengan Senyum Yang Mengembang.

"Pagi sayang" balas Alita Susanto Prawira bunda Alesya.

"Pagi ayah" ucap Alesya dengan mencium pipi Danu Prawira ayah Alesya.

"Pagi juga sayang" balas Danu.

"Pagi abangke laknat" ucap Alesya sembari mendudukkan dirinya di samping Diwan Putra Prawira Abang Alesya.

"Hmm juga" balas Diwan dengan malas.

Alesya hanya terkekeh mendengar balasan dari Abang satu satunya itu.

Selalu seperti itu.

"Udah udah jangan godain Abang kamu terus, ayo sarapan nanti kamu telat" ucap Alita.

"Oke siap bunda" balas alesya.

Kemudian mereka berempat sarapan bersama dengan Alesya yang selalu bersikap manja kepada kedua orang tuanya dan abangnya.

•••

Di satu sisi seorang Pratama Danuarta atau biasa di panggil dengan sebutan Arta sudah siap untuk berangkat ke sekolah dan segera turun ke lantai bawah rumahnya.

Saat sedang melewati meja makan, sang mamah memanggilnya dan mengajak Arta untuk sarapan bersama.

"Arta sarapan dulu nak" ucap Anggita Danuarta mamah Arta.

"Arta sarapan di sekolah aja" balas Arta yang pergi begitu saja tanpa melihat ke arah mamahnya.

"Anak itu selalu seperti itu" ucap Azka Danuarta papah Arta dengan nada marahnya.

"Sudah lah mas tidak apa, mungkin Arta takut telat makanya buru buru" balas Anggita.

"Tapi dia selalu saja seperti itu setiap paginya" ucap Azka lagi dengan nada marah.

"Sudahlah mas ayo kita lanjut sarapan lagi" balas Anggita lagi.

Dan mereka berdua pun melanjutkan sarapan mereka lagi yang sempat tertunda tadi.

•••

•Arta✓[OnGoing]•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang