"Eleven"

29 3 0
                                    

Alesya berjalan memasuki rumahnya sesekali melompat ria. Ia segera membuka pintu rumah nya.

"ASSALAMUALAIKUM ALESYA PULANGG" teriak Alesya membahana.

"Lah kok sepi?" Ucapnya lagi sambil mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamunya.

"Bi Inah" Teriak Alesya.

"Iya Non ada apa?" Tanya Bi Inah dari arah dapur.

"Abang sama Bunda belum pulang Bi?" Tanya nya sambil menatap ke arah Bi Inah.

"Tadi Nyonya sama Aden udah pulang terus pergi lagi sama Nyonya. Katanya mau beli bahan ke mall" Jelas Bi Inah panjang lebar.

"Lah bukannya waktu kemarin udah beli ya?" Beo nya sambil menempelkan jari telunjuknya di dagu dan menatap ke atap rumahnya seolah-olah sedang berpikir.

"Bibi gak tau Non. Tadi Nyonya bilang cuma mau beli bahan"

"Oh yaudah Bi Lesya mau ke kamar dulu ya"

Bi Inah pun mengangguk dan kembali ke dapur setelah Alesya berjalan menaiki anak tangga.

Alesya membuka pintu kamarnya dan langsung melemparkan tas nya ke sembarang arah.

Hari ini ia merasa lelah tapi menyenangkan. Kemudian gadis itu merebahkan tubuhnya atas kasur miliknya.

Alesya mengingat-ingat kejadian tadi bersama Arta. Gadis itu senyum-senyum sendiri sambil mengingat sikap manis Arta padanya.

Padahal dulu Arta tidak mau sama sekali berhadapan dengannya, tapi sekarang? Cowok itu malah bersikap manis seperti ini membuat Alesya merasa bahwa ia telah berhasil menerobos sikap dingin Arta.

Dan membuat Arta suka bahkan cinta padanya, entahlah. Tapi yang pasti, kini Alesya terkekeh setelah membayangkan jika memang Arta telah jatuh cinta padanya, berarti selama ini, semenjak ia penasaran pada Arta sejak pertama awal ia masuk sekolah yang dimana waktu itu Alesya masih merasa takut untuk mendekati Arta.

Tetapi semenjak kelas sebelas dan dirinya terjatuh Arta menolong Alesya dengan membopong dirinya ke UKS dan semenjak pada saat itu pula, Alesya semakin tertarik atau bahkan lebih? Entahlah.

Tapi yang kini dia tau tentang dirinya adalah bahwa ia semakin jatuh cinta pada Arta. Ya! Alesya menyadari bahwa perasaan penasarannya itu berubah menjadi cinta.

Kemudian Alesya mengingat-ingat lagi kejadian pas ia terjatuh waktu itu.

Flashback on

Alesya sedang berjalan mencari kedua sahabatnya, siapa lagi jika bukan Letta dan Sila.

Kedua sahabatnya meninggalkannya saat ia mengembalikan buku ke perpustakaan.

Alesya ingin menelpon Letta, tetapi sialnya batrai ponselnya low dan ia merutuki kebodohannya itu karena tidak mencarger ponselnya semalam.

Ia sudah mencari kedua sahabatnya itu ke kantin tapi nihil mereka berdua tidak ada dan itu membuat Alesya semakin kesal.

Alesya terus berjalan sesekali ia menengok ke arah kanan dan kirinya sampai pada akhirnya ia tersandung batu besar dan terjatuh dengan posisi tengkurap.

Alesya segera bangun dan melihat ke arah lututnya yang luka. Kemudian ia mencoba untuk berdiri tetapi tidak bisa, rasa nyeri di lututnya semakin kuat.

Ia ingin meminta tolong tetapi melihat ke arah sekitar tidak ada orang sama sekali.

Kemudian Alesya mengesot di tanah untuk duduk di bangku taman sekolah yang tak jauh dari tempat ia terjatuh.

•Arta✓[OnGoing]•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang