Chapter Satu

7.7K 493 113
                                    

"Dek Jisung, bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek Jisung, bangun. Oy dek, udah mau jam 7 tuh." Yang dipanggil hanya menggeliatkan tubuhnya. Menimbulkan rasa sabar luar biasa untuk tak mengangkat tubuh yang memang lebih kecil darinya itu, ke kamar mandi. Apalagi kalau bukan menghadiahinya dengan dinginnya air pagi.

Sekarang ia duduk di dekat kasur Jisung"Bangun dek, mau terlambat memangnya?" Mengusap rambut yang sedang tak ingin di ganggu dengan sayang. Tapi justru bisa membangunkan si kecil di keluarga mereka ini.

"5 menit lagi kak." Han Jisung, si oknum yang menguji kesabarannya makin menarik selimut.

"Bangun adek sayang. Mau kakak angkat ke kamar mandi lagi?" Dengusan terdengar dari Jisung. Akhirnya ia bangun dengan rasa malas yang masih berlipat-lipat.

"Iya ini Jisung bangun kak." Bibirnya masih menekuk ke bawah dengan mata yang masih terpejam. Meski posisinya sudah menjadi duduk.

"Mandi buruan dek. Kak Chan udah masak pancake untuk sarapan kita." Jisung menatap dengan mata menyipitnya pada orang di depannya ini.

"Gendong ke kamar mandi kak. Jisung males jalan." Jisung mengulurkan kedua tangannya pada lelaki yang memang lebih tua darinya itu. Membuat lelaki itu terkekeh dan akhirnya memandanginya gemas.

"Ya udah sini kakak gendong." Lelaki itu membiarkan punggungnya menjadi tempat  untuk Jisung menempel. Ia menggendong adiknya itu hingga ke kamar mandi. Menurunkan Jisung dengan mudah karena tenaga Jisung mulai pulih.

"Makasih kak Changbinie binie." Jisung menunjukkan cengirannya hingga kedua matanya menyipit. Menyubit pipi lelaki bernama Changbin itu sebagai tanda terimakasihnya. Ah, tanda terimakasih yang aneh.

"Buruan mandinya. Nanti kena omel kak Chan kamu." Jisung langsung melakukan penghormatan ala dirinya. Membuat Changbin jadi gemas padanya. Ia mengusak rambut adiknya itu sebelum keluar dari kamar mandi.

Sementara di kamar mandi, Jisung baru mulai membersihkan dirinya.


. . . . .

Selesai mandi dan bersiap dengan seragamnya, Jisung lekas keluar dari kamarnya. Menuju dapur yang sudah berisikan kakak-kakaknya. Tas yang ia bawa lebih dulu ia dudukkan di atas kursi. Baru kemudian bokongnya yang mendarat di sana.

"Pagi kak Chan. Heum, aromanya enak." Celoteh Jisung dengan cerianya.

Mengedus aroma pancake buatan kakaknya. Sudah kebiasaannya melakukan itu. Kebiasaan yang menarik tangan si kak Chan untuk mengusap kepalanya.

"Pagi juga dek. Udah buruan makan. Kakak juga ada jadwal pagi ini." Jisung mengangguk, tidak ingin membuat kakaknya itu terlambat sampai di kampus.

"Gue aja yang ngantar Jisung kak. Entar lu telat lagi." Changbin menawarkan diri.

"Emangnya lu gak ada jadwal Bin? Eh lu kan kudu ngejemput pacar lu. Mau di letak dimana Jisungnya?" Sahut Bangchan. Hingga Changbin akhirnya pasrah dengan cengirannya.

My Brother's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang