Chapter Dua

3.5K 354 132
                                    

Jam belajar akan berakhir sebentar lagi berakhir, Jisung telah menghubungi salah satu kakaknya untuk menjemputnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam belajar akan berakhir sebentar lagi berakhir, Jisung telah menghubungi salah satu kakaknya untuk menjemputnya. Dia malas berjalan kaki sedikit jauh kalau sudah pulang malam begini.

Beberapa menit kemudian, lonceng panjang dibunyikan. Jisung segera membereskan buku dan alat tulisnya. Segera menyandang tas setelah melihat guru mereka keluar dari kelas.

"Pulang naik bus lagi Ji?" Jisung menoleh pada sosok disampingnya.

"Ji? Sok manis banget lu. Gue pulang sama kakak." Ucap Jisung ketus dan tak memperhatikan yang mengajaknya berbicara tadi. Si murid baru yang mengajaknya mengobrol tadi.

"Ah.. lain kali gue bawa motor deh. Biar bisa antar jemput elu." Cengiran Hyunjin justru membuat Jisung memutar malas bola matanya.

"Terserah elu. Bye!" Jisung langsung angkat kaki, malas mendengar gombalan atau ucapan Hyunjin lagi.

"Oke, bye Ji." Hyunjin tersenyum melihat punggung Jisung melewatinya. Ia ikut beranjak dari tempatnya untuk keluar kelas.

Namun, belum sempat ia keluar kelas. Langkahnya di cegah oleh salah seorang teman sekelasnya. Hyunjin menghela nafas, menoleh pada sosok yang akan mengganggunya.

"Mau apa lu?" Tanya Hyunjin pada orang yang menghalangi jalannya.

"Lu gak inget gue?" Alisnya terangkat sebelah, tanda ia mengingat sejenak. Kemudian tersenyum setelah mengingatnya.

"Eric? Orang yang pernah babak belur di ring sama gue, bukan sih?" Hyunjin mengangkat sudut bibirnya. Hingga orang yang ada di depannya itu menatapnya tidak suka.

"Gak usah sombong lu. Ngapain lu pindah kesini, hah? Mau cari masalah sama gue?" Hyunjin mengusap tengkuknya. Tertawa penuh dengan kepalsuan di dalamnya.

"Gue mau sekolah, bukan cari masalah. Lu kalau mau cari target bully, jangan gue. Gue udah tobat buat orang hampir mati." Sedikit merinding karena ucapan Hyunjin, Eric mengisyaratkan temannya untuk menyingkir dari hadapan Hyunjin.

"Gue bukan mau ngebully elu, gue mau ngajak lu gabung geng gue." Hyunjin melihat teman sekelasnya itu, seolah meneliti orang itu.

"Sorry, gue gak bisa. Cukup temen sekelas, gue gak mau bikin masalah lagi." Dengan itu Hyunjin beranjak dari hadapan Eric dan teman-teman sekelasnya.

Baru saja keluar dari kelas, langkah Hyunjin di hentikan oleh anak-anak yang tak di kenalnya. Ia menghela nafas berat, karena sungguh dia ingin istirahat sekarang.

"Lu Hwang Hyunjin kan?" Hyunjin bersandar pada tembok sambil menyilang tangannya di dada.

"Ya itu gue, kenapa?"

"Kenalin, gue Lee Jeno. Ketua dari.."

"Gue gak tertarik." Ucap Hyunjin yang mengabaikan jabat tangan Jeno di depannya.

My Brother's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang