Chapter Empat

2.3K 263 69
                                    

Bukan tidak menjadi pikiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan tidak menjadi pikiran. Meski masih di tahap berpacaran, tetap saja jika mekasihnya kencan dengan orang lain meski dia adalah adik sendiri, Bangchan kepikiran. Dia jadi sering melamun di dalam kelas. Dan hal itu jelas disadari oleh sang kekasih yang notabene adalah teman sekelasnya.

Lagi, Minho mendapati pandangan mata kosong sang kekasih pada saat dosen menjelaskan.  Ia mengusap lengan sang kekasih yang masih menatap tanpa arti pada layar proyektor.

"Hm?"

"Nanti temani aku latihan, oke?" Bangchan tersenyum tipis dan hanya mengangguk mengiyakan. Menyebabkan Minho membalas senyumannya meski ia tau itu senyum hanya setengah hati.

. . . . .

Selesai kuliah berlangsung, Bangchan segera berlalu menuju ruangan tempat sang kekasih latihan. Disana sudah ada beberapa orang yang sedang latihan. Bangchan hanya diam di sudut ruangan melihat kekasihnya berbincang dengan temannya.

Tak beberapa lama, teman-teman Minho yang ada di ruangan itu keluar dari ruangan. Membuat Bangchan mengerutkan keningnya, dan menatap penuh tanya pada kekasihnya. Namun, bukannya menjawab pertanyaan tidak langsung itu, sang kekasih justru berjalan menuju pintu dan lekas mengunci ruangan.

"Lihat aku, ok?" Lagi-lagi Bangchan mengangguk menuruti permintaan kekasihnya.

Saat musik di putar, Minho mulai menggerakkan tubuhnya mengikuti irama. Dan bagai tersihir, netra sang kekasih tidak lepas pada setiap gerakannya. Apalagi senyum yang memang ia tujukan pada kekasihnya, membuat lelaki yang berhasil membuat ia jatuh berkali-kali ini benar-benar terpesona.

Perlahan Minho mendekat pada sang kekasih. Seolah mengerti, Bangchan ikut berjalan menghampiri kekasihnya. Ia pernah berada di situasi ini, melakukan beberapa tarian bersama sang kekasih.

Perlahan, tangan Bangchan merengkuh pinggang sang kekasih. Sementara Minho yang mengerti jika tindakannya berhasil menghipnotis Bangchan, segera mengalungkan tangannya ke leher sang dominan.

Dahi mereka bertemu, saling bertatapan seolah menyelami hati masing-masing.

"Cantik." Minho hanya tersenyum sebelum mengecup pipi sang kekasih. Masih dengan posisi mereka sambil tetap menggerakkan badan perlahan.

Dan seiring lagu yang akan berganti, Minho mengeratkan pelukan pada leher kekasihnya. Hingga Bangchan mengerti keinginan kekasihnya itu. Ia mulai menggendong tubuh Minho bagai koala.

Kedua kembali menyatukan dahi mereka, hingga wajah mereka kian mendekat. Dengan sangat perlahan bibir mereka mulai saling melumat lembut. Hanya sekedar menyalurkan rasa bahagia karena saling memiliki. Bahkan senyum tidak lepas dari setiap ciuman yang mereka lakukan.

"I love you, sunshine." Ucap Bangchan didepan bibir sang kekasih saat ciuman mereka sengaja mereka lepas.

"I love you more, moonlight." Balas Minho sebelum kembali mengecupi ringan bibir sang kekasih.

My Brother's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang