Chapter Sembilan

1.2K 176 32
                                    

Cukup lama mereka dalam posisi itu, hingga perlahan Hyunjin melepas pelukannya pada Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cukup lama mereka dalam posisi itu, hingga perlahan Hyunjin melepas pelukannya pada Jisung. Membalikkan tubuh Jisung untuk melihat ke arahnya. Jisung menatap lelaki di depannya ini dengan ekspresi bersalah, terutama saat melihat luka di bibir Hyunjin akibat tinjuannya.

"Lo tadi kemana Jin?" Nada bicara Jisung lebih tenang sekarang.

"Mau denger kisah gak?" Jisung mengerutkan dahinya menanggapi ucapan Hyunjin.

"Kisah tentang apa Jin?"

"Kisah tentang cinderella versi modern." Jisung menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Gue belum pernah denger."

"Nanti aja dengernya, kita harus pulang." Keduanya menoleh pada suara tersebut.

"Kak Chan!" Jisung tersenyum pada kakaknya itu. Ia berhambur menghampiri kakaknya dan menghadiahinya pelukan. Hyunjin yang melihatnya hanya tersenyum miris melihat tingkah manja Jisung. Padahal jika dengannya, Hyunjin bisa jadi samsak tinju.

"Ayo gue anter lo pulang." Jisung menganggukkan kepala nya setuju, dia juga penasaran dengan rumah Hyunjin. Namun, Hyunjin menggelengkan kepalanya.

"Gue gak mau pulang. Bisa gak gue nginep di rumah kalian?"

Ungkapan Hyunjin menimbulkan pertanyaan di kedua kakak beradik itu, keduanya menatap Hyunjin heran.

"Memang lo kenapa Jin?" Tanya Bangchan.

"Gue gak ingin pulang aja, boleh kan bang?"

"Boleh, entar lo tidur sama gue aja." Tidak banyak yang berubah dari wajah kacau Hyunjin, tetapi setidaknya senyum itu lebih tulus.

Mobil yang membawa tiga anak adam itu melaju melintasi jalanan. Jisung memilih kursi belakang seorang diri, ia ingin leluasa katanya. Sementara Hyunjin yang duduk bersama Bangchan di depan, tampak hanya melihat keluar jendela.

Perjalanan mereka berjalan tidak cukup mulus, jalanan tidak cukup macet meski waktu sudah hampir jam sembilan malam. Meski begitu, ketiganya sampai di rumah dengan selamat. Apalagi Jisung yang selamat hingga ke dunia mimpi.

"Jisung tidur, biar gue yang bawa kedalem bang." Hyunjin segera turun dari mobil Bangchan. Ia lantas membuka pintu mobil belakang, tersenyum melihat Jisung sebelum mengangkat lelaki itu ke punggungnya.

Bangchan hanya diam melihat Hyunjin membawa Jisung masuk ke dalam rumah mereka. Diam menahan rasa cemburu tentu saja. Mulai membatasi diri dari adiknya untuk menghindari kesalahan yang lebih besar daripada saat itu.

Sesampainya di kamar, Hyunjin membaringkan Jisung perlahan. Tapi Jisung justru terbangun dari lelapnya. Lelaki berpipi tembam itu kini beranjak bangun untuk mengganti pakaiannya. Mengabaikan Hyunjin yang diam dan terbengong melihatnya.

"Percaya gak, kalau Jisung itu sebenarnya masih tidur?" Bangchan terkekeh pelan melihat tingkah adiknya.

"Beneran bang? Jadi Jisung punya kebiasaan tidur sambil berjalan?" Bangchan mengedikkan bahunya.

My Brother's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang