My Brother's [END]

Chapter Tiga

Hyunjin itu layaknya rubah sesungguhnya dibandingkan dengan adik sepupunya, yang memiliki mata mirip rubah. Dia terlalu pintar memainkan perannya sebagai orang yang harus mengambil hatinya Jisung. Bermodalkan cara licik dengan memanfaatkan orang tuanya, Hyunjin mengetahui alamat tempat tinggal Jisung.

Dan seperti saat ini, ia tengah nongkrong di depan apartment tempat Jisung tinggal. Menunggu si calon dengan motornya. Sesekali dia merapikan penampilannya yang memang sudah terbilang rapi.

Tidak butuh waktu lama, seseorang yang ia tunggu berjalan ke arahnya. Dengan raut wajah mengerut yang berubah masam. Sebab jarak mereka kini telah berubah menjadi dua meter saja. Namun, Jisung lantas melewatinya begitu saja. Tidak berniat menyapa atau bertanya dengan keterkejutannya.

"Sung, ikut gue ayo." Jisung menulikan telinganya dan tetap berjalan menuju halte.  Tapi Hyunjin pun tidak tinggal diam, dia mengejar Jisung dengan motornya.

"Sung, ayolah ikut gue. Bunda lu udah ngizinin." Mata Jisung mendelik horror padanya. Benar dugaannya, bundanya yang menyebabkan Hyunjin berada disini sekarang.

"Ogah banget. Pergi lu, rusak pagi gue gegara elu." Jisung berkata disertai lirikan sinisnya.

"Ya elah Sung, sama calon suami mana boleh gitu." Langkah Jisung terhenti.

Pikirnya, ia berhasil.

Tapi Hyunjin salah.

"Calon suami gundulmu itu. Coba ngomong lagi, biar gue robek tuh mulut lu." Hyunjin menelan ludahnya, Jisung memang tak mudah ia dekati. Ya salahnya sendiri memang, dia tau dia keterlaluan di masa lalu.

"Ya ampun Sung, galak bener lu. Kan emang kenyataannya, lu calon istri gue." Bola mata Jisung berotasi malas, percuma memang bicara dengan Hyunjin. Dia tidak akan menyerah untuk mencapai tujuannya.

"Lu bisa cari calon istri yang lain, jangan gue. Gue gak mau."

"Tapi gue maunya elu Sung."

"Kenapa? Lu suka gue?"

"Ya belum, tapi kan.."

"Udahlah, gue males. Kalau cuma nurutin keinginan ortu, mending lu melawan aja. Kan gampang tuh buat berandal kayak elu."  Hyunjin menghela nafas berat. Melihat Jisung menjauh darinya dan memilih menunggu di halte.

"Berandal huh? Oke, kita lihat seberapa besar pengaruh berandal buat lu." Hyunjin turun dari motornya. Berjalan sambil membawa helm, menuju Jisung yang mengabaikannya.

Dengan mudah Hyunjin memasang helm di kepala Jisung, membuat lelaki yang lebih kecil darinya itu mendelikkan matanya.
"Apa-apan lu?! Mau cari perkara sama gue?!" Jisung hendak melepaskan helm di kepalanya. Namun, Hyunjin justru menarik tangannya menuju motor. Mudah sekali untuknya.

"Lepas Hyunjin! Lu mau gue teriakin?"

"Teriak aja, gue cium." Jisung merasa seperti di intimidasi sekarang. Bahkan dia pergelangan tangannya terasa sakit karena cengkraman Hyunjin.