Jalan-jalan

2 1 0
                                    

...

"Manda... assalamualaikum... Mandaaa..." teriak Alena dari depan gerbang rumah Manda.

Tak lama penjaga rumah Manda datang menghampiri Alena dan membukakan gerbang untuk Alena.

"Neng Alena, masuk neng." Alena langsung masuk.

"Manda ada pak?" tanya Alena.

"Ada neng, didalam." jawab penjaga itu.

"Saya kedalem ya pak." satpam itu hanya mengangguk lalu Alena langsung berjalan meuju pintu utama.

Tok tok tok

"Manda... assalamualaikum manda..." teriaknya lagi saat didepan pintu rumah Manda.

Ceklek

Pintu terbuka dan menampakan wajah Manda yang masih mengantuk.

"Ngapain lu kesini?" tanya Manda.

"Maen ayo." ajak Alena semangat.

"Males, baru bangun." tolak Manda, malas.

"Lu mah gitu, ayo nonton ada pelem baru." Manda merollingkan bola matanya.

"Yaudah lu masuk gue mau mandi dulu." final Manda.
...

Sekarang mereka sudah berada di mall yang terletak di Jakarta Selatan, merek bingung ingin pergi menonton dulu atau pergi makan dulu.

"Makan dulu aja, gue belom sarapan." ucap Manda

Tapi Alena menolaknya ia ingin segera menonton dan pulang, untuk urusan makan ia lebih senang makan di pinggir jalan karna selain murah dia bisa merasakan udara disiang hari.

"Kan bisa beli makanan di dalem, Manda..." Alena gregetan.

"Ga kenyang..." rengek Manda.

"Yaudah ayo makan. Tapi beli tiketnya dulu." Manda hanya mengangguk, yang penting perutnya harus segera diisi.

Mereka berjalan menuju XXI yang berada di dalam Mall, sudah banyak orang mengantri disana.

Setelah mendapatkan tiket mereka pergi untuk mencari makan sedangkan film yang mereka pesan akan dimulai 1 jam lagi.

Sampai di salah satu restoran mereka segera memesan makanan.

"Len, gue bingung sama Anton." Alena mengerutkan keningnya tak mengerti apa yang dimaksud 'bingung'.

"Bingungnya?"

"Ya bingung aja, dia beneran ga si ama gue?"

"Gue yakin si beneran, kalo engga kan ga mungkin dia bertahan sampe sekarang." jelas Alena sedangkan Manda hanya mrngangguk paham.

"Eh iya, inget osis yang bantu kita di SMK Satria kemaren ga?" tanya Alena.

"I-inget." jawab Manda ragu, ia masih mengingat muka lelaki yang di maksud Alena itu.

"Kemaren diakan minta nomer gue, eh dia ngechatin gue mulu njir..." Manda menatap Alena heran. Bagaimana bisa Alena senang didekatin pria lain saat dirinya sedang berusaha mendapatkan Elang.

"Lu seneng gtu?"

"Iyalah, kan sayang kalo cogan dianggurin."

"Trus si Elang gimana?"

"Ga tau."

Tak lama makanan mereka datang, tak ada yang memulai pembicaraan lagi mereka langsung sibuk dengan makanannya masing-masing.

Saat ini mereka sudah duduk disalah satu kursi didalam bioskop dengan kedua tangan yang memegang makanannya masing-masing.

Alena yang sibuk menatap layar bioskop kini pandangannya dialihkan dengan notif dari handphonenya.

Glen.

Siang Len.

Lagi apa?

Siang Glen.

Lagi jalan nih sama temen.

Cowo ya?😏

Engga kok, cewe.hehe

Jangan sore-sore.

Ashiap bosq.

Semangatin dong, lagi
lomba nih.

Hwaiting💪

Hehe... thanks.

Dah ya gue off dulu.

Oke.

Alena kembali fokus kepada film didepan sana, ia kembali dibingungkan dengan perasaannya sekarang.

Siapa yang ia suka? Elang yang sudah lama ia kejar atau Glen yang baru saja membuatnya nyaman?

Ntah lah Alena tidak perduli.

...

Hari ini Elang berniat untuk pergi dengan Tio, adik sepupunya. Ia ingin mengajak Tio berjalan-jalan mengelilingin taman sekedar menemani Tio mencari es krim kesukaannya.

"Aban, Iyo mau es kwim." Elang melihat adeknya yang masih digendongannya itu

"Yaudah ayo cari." Tio mengangguk digendongan abangnya lalu mereka berjalan menyusuri taman itu dengan sedikit candaan.

"Aban, kata mama nanti Iyo pengen pindah yumah." Elang menatap Tio bingung.

"Pindah kemana?" tanya Elang.

"Nda tau, kata mama jauh lewatin cekola aban." jawab Tio yang dingguki Elang. "Nanti aban nginep yumah Iyo ya ban."

"Iya, nanti abang nginep." Elang mengelus pucuk kepala Tio.

Jujur Elang sangat sayang kepada Tio, sudah sejak Tio kecil Elang yang lebih sering mengurus dan menemaninya. Bukan karna orang tuanya yang tidak mengurusi tapi karna memang Tio lebih manja kepada Elang.

"Nanti Tio kalo udah gede belajar yang pinter biar kaya papa." nasihat Elang.

"Papanya aban?" Tio mengerjapkan matamya lucu.

"Papanya Tio lah, kalo jadi papanya abang nanti jarang pulang." Elang tersenyum getir.

Tio mengangguk sambil menyupka es krim terakhirnya kemulut.

"Selesai!" teriak Tio saat es krimnya sudah habis.

"Pulang ya, udah sore." Tio mengangguk lalu turun dari kursi kedai itu.

Mereke kembali berjalan menuju tempat terparkirnya mobil Elang.

...

HopedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang