Chapter 7 - Hidden

716 95 0
                                    

Jaga kesehatan ya teman teman ❤️






















———

" Wohoho! Jungkook! Diamlah! Aku sedang memotret mu! Kameranya bisa basah! "

Hayoung berteriak ketika pria di depannya  mencipratkan air ke arahnya. Padahal ia berusaha sebaik mungkin untuk memotret pria itu. Kamera yang sudah berpindah ke tangannya itu ia pegang erat-erat—takut jatuh karena dia terus aja mengelak ketika Jungkook mencipratkan air ke arahnya.

Mereka sudah berada di air terjun persis yang Hayoung ceritakan kemarin. Keduanya cukup lama bersenang-senang disana sebelum akhirnya Jungkook mengajak untuk makan siang bersama.

" Kita akan makan di mana? " tanya Jungkook.

" Ada restoran bebek yang enak di dekat sini kau mau? "

" Oke, ayo! "

Mereka pun pergi ke restoran dimaksudkan oleh Hayoung.

Selagi menunggu makanan mereka datang, Jungkook membuka kameranya dan melihat foto-foto yang berhasil mereka ambil.

" Astaga, mukamu hahaha. " Jungkook tertawa keras saat melihat foto aib Hayoung dan si gadis langsung mendelik marah.

" Hapus! "

" Tidak mau. Bisa jadi kenang-kenangan. "

"Ah, Jeon Jungkook! Mukaku! "

" Kenapa? Kau cantik kok. "

" Muka aib seperti itu cantik?! " protes Hayoung.

" Aku memuji orangnya langsung. Bukan fotonya. "

Mendengarnya Hayoung langsung stagnan. Jungkook yang duduk di depannya masih tertawa terbahak-bahak sambil melihat foto aib yang lain.

" Hei, kenapa? " tanya Jungkook ketika menyadari Hayoung masih diam.

Ia mendongakkan kepalanya dan mendapati gadis itu mencoba menyembunyikan wajahnya. Jungkook mengerutkan alisnya bingung lalu mencoba mencondongkan tubuhnya supaya dapat melihat raut gadis itu.

" Minggir, Jungkook! "

" Astaga! Kau memerah! Uluh, uluh, kau malu ya. Haha. " Tawa Jungkook kembali meledak.

" Jangan dekat-dekat! "

" Kenapa? "

Salah satu alis Jungkook naik dan senyum jahil terlukis dalam bibirnya. Ia semakin mencondongkan wajahnya hingga dekat sekali dengan si gadis. Tangan kekar yang semula memegang kamera, langsung meraih tangan Hayoung supaya tidak menutupi wajahnya. Kemudian ia mengamati gadis dengan pipi bersemu merah itu cermat.

" Kau malu? " goda si pria kali ini dengan nada lebih serius. " Kau suka kan aku puji begitu? "

Jantung Hayoung semakin terpompa dengan cepat. Sialan! Jungkook semakin lama semakin pintar merayu dan ini sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

" Kemarin juga seperti itu, " lanjut Jungkook. " Memerah dalam pangkuanku. Rasanya aku ingin mencium pipi mu itu dengan gemas. "

" Kemarin karena udaranya panas! " elak Hayoung.

" Kalau sekarang, karena apa? "

Ah, sial! Hayoung salah bicara. " Sama! Udaranya juga panas! "

" Oh begitu, " cibir Jungkook.

Baru saja si pria hendak mencuri satu ciuman di pipi, seorang pelayan datang menginterupsi. Makanan mereka sudah datang dan Jungkook tidak tau harus berterimakasih atau malah menyumpahinya.

𝓝𝓸 𝓢𝓲𝓰𝓷𝓪𝓵 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang