Chapter 8 - Ur dream is my dream too

694 99 1
                                    

Hayoung muntah-muntah. Perutnya sakit dan kulitnya memerah seperti orang yang terkena alergi. Jungkook sendiri sedang panik mencari obat di lemari yang telah gadis itu tunjukan sebelumnya.

Setelah menemukan obat itu, Jungkook berlari menuju toilet tempat Hayoung berada. Kemudian membantu gadis itu berdiri.

Jika saja ditengah jalan mereka tidak berpapasan dengan pemilik penginapan tempat Jungkook menginap, mungkin gadis itu sudah pingsan dijalanan.

Jungkook membantu gadis itu dengan lembut—mendudukannya dan menyuruhnya minum obat. Setelah Hayoung meminum obatnya, ia tiba-tiba menyandarkan kepalanya pada Jungkook yang kebetulan berdiri di depannya.

" Aku tidak menyangka akan seperti ini. Maafkan aku. " ujar Hayoung.

" Tidak, aku yang minta maaf. Jelas jelas aku yang memaksa mu. "

Hayoung terdiam. Begitu pula dengan Jungkook. Setelah beberapa saat terjadi keheningan, Jungkook akhirnya memegang pundak Hayoung dan mendorongnya pelan—mencoba melihat raut muka si gadis.

" Kau mengantuk? " tanya Jungkook yang hanya dibalas anggukan.

Jungkook kemudian menggendong gadis itu dan membawanya pergi ke kamar. Rasanya kejadian ini berbanding terbalik dengan yang sebelumnya terjadi. Pria itu jadi ingat saat ia mabuk. Ah, ia harus membalas kebaikan gadis ini.

" Temani aku. " ujar Hayoung, lirih saat Jungkook hendak berjalan pergi.

Jungkook hanya mengangguk lalu menarik kursi rias milik gadis itu dan duduk di sebelah ranjang. Pria itu mengamati Hayoung yang jatuh tertidur dan rasa ketertarikan itu telah bercampur dengan penasaran. Ia harus menemukan penyebabnya dengan cepat.

Sebab, waktunya tinggal 3 hari lagi. Tadi Namjoon meneleponnya dan memberikan kabar bahwa ada beberapa hal yang harus disampaikan oleh manajer untuk comeback yang akan mendatang.

***

Ketika Hayoung bangun, Jungkook sudah tidak ada disisinya. Gadis itu melongok dan mendapati segelas susu dan roti pada nakas sebelah tempat tidurnya dengan catatan 'Makan yang baik!'.

Gadis itu tersenyum tipis. Kemudian ia meraih susu itu dan meminumnya.

" Sudah bangun? "

Hayoung menoleh dan mendapati Jungkook keluar dari kamar mandinya dengan bertelanjang dada. Rambutnya basah dan ia hanya mengenakan celana boxer. Sontak gadis itu terhenyak.

" Aku takut meninggalkan mu. Jadi aku terpaksa mandi di sini. " ujar Jungkook, buru-buru menjelaskan sebelum gadis itu berasumsi yang aneh-aneh.

" Oh, "

Kemudian Jungkook berjalan mendekat dan duduk di depan Hayoung. Ia meraih salah satu tangan gadis itu yang sedang tidak memegang roti lalu mengusapnya lembut.

" Katakan padaku. " ujarnya.

" Apa? "

" Kau sakit apa? "

Hayoung menghela napas pendek. " Aku tidak sakit, Jungkook. "

" Kau harus mempercayaiku. Jika aku tau, aku akan ikut menjagamu. "

" Tidak, Jung. Bukan seperti itu. "

" Aku sungguh-sungguh, Young. A— "

" Bisa tidak jangan katakan omong kosong? "potong Hayoung dengan nada sedikit meninggi. " Bukannya aku tidak berterimakasih padamu. Aku sangat berterimakasih. Hanya saja kata kata manismu itu tidak semanis yang kau pikirkan. Rasanya aku ingin menampar mu, Jung. "

𝓝𝓸 𝓢𝓲𝓰𝓷𝓪𝓵 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang