Hayoung pergi berkebun pagi-pagi sekali. Tentu ia sengaja karena pagi ini Jungkook tidak bisa bertemu dengannya. Pria itu harus memastikan hyung-hyungnya tidak tersesat dengan menunggu di perbatasan.
Hayoung sendiri memetik bunga-bunga di kebunnya dengan senang. Mawar merah sedang bermekaran dan pekerja lain membantu nya juga untuk memetik.
" Nona tidak menemani turis yang kemarin? " tanya Paman Jang, salah satu pekerja nya.
" Tidak, dia ada urusan pagi ini. "
" Oh. Kenapa tidak mengajaknya naik gunung bersama? "
Hayoung terdiam sejenak. Ia tidak berani sungguh. Ia tidak mau memiliki tanggungan nyawa seseorang.
" Kurasa tidak mau. " jawabnya
Gadis itu mengumpulkan bunga-bunga dengan giat. Bunga-bunga yang sudah dipetik akan dikirim ke pasar. Biasanya warga desa menggunakannya untuk persembahan ke kuil atau dikirim ke kota.
" Masukan ke sini, Hayoung. "
Hayoung mengangguk dan membantu mereka memasukan keranjang bunga ke bak belakang mobil pick up yang sudah terparkir di dekat kebun mereka.
" Aku saja yang menyetir. " ujarnya.
" Tapi, Nona, Tuan Eunwoo tidak mengijinkan kami untuk itu. "
" Kakak kan sedang tidak berada disini. Tidak apa-apa asal jangan mengadu. "
" Aku akan menemani. " Paman Jang menawarkan diri.
Hayoung sebenarnya cukup pandai menyetir. Hanya saja sang kakak kelewat protektif dan enggan membelikannya mobil jeep pribadi. Padahal akan sangat memudahkan bila gadis itu mempunyai nya. Tapi tidak apa apa lah. Berjalan kaki hitung-hitung sebagai olahraga.
Setelah menyelesaikan urusannya, Hayoung turun dari mobil itu dan berpamitan. Ia ingin jogging dari sini menuju bukit. Matahari memang sudah mengintip dan gadis itu ingin sekali merasakan hangat sinarnya di atas bukit.
Tiba-tiba di tengah jalan ia melihat mobil yang macet. Perlahan ia berhenti dan beberapa orang diantara mereka sadar akan kehadirannya.
" Nona, bisa tunjukkan kami alamat ini? " tanya salah satu dari mereka.
Hayoung mendekat dan melihat kertas yang diserahkan padanya. Bukankah ini penginapan Jungkook?
" Ini sudah tidak jauh dari sini. " jawab Hayoung sambil melirik ke arah mereka. " Kalian sedang mengunjungi seseorang ya? "
" Ah iya, teman kami berlibur kesini. Jadi kami penasaran. "
Hayoung mengangguk. " Kalian tinggal jalan lurus lalu belok kiri pada tikungan pertama. "
" Terimakasih, Nona. "
Hayoung hanya tersenyum lalu hendak melanjutkan jogging-nya. Namun ia malah berpapasan dengan Jungkook yang juga terlihat berlari tergesa ke arahnya.
" Hei, Young! " panggil Jungkook yang membuat gadis itu menghentikan langkahnya.
" Jungkook! " Teriakan dari arah belakang ikut menggema.
Hayoung melihat kedua arah secara bergantian. Well, ia sudah menebak bahwa mereka memang tamu Jungkook.
" Jadi itu para membermu? " tanya Hayoung sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.
" Beberapa. Sisanya adalah staf. Kau mau ikut? "
" Aku ingin ke bu— "
" Jung, kita harus kemana? Mobilnya macet. Mobil yang membawa peralatan syuting masih di perjalanan. " Mereka mendekat ke arah Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓸 𝓢𝓲𝓰𝓷𝓪𝓵 ✓
FanfictionHanya Hayoung yang Jungkook butuhkan di tengah sesaknya kehidupan selebriti yang mengekangnya begitu erat. -romance-angst, first story of that genre.