" Permisi, Pak! Anda tau dimana penginapan ini? " tanya Jungkook sambil menunjukkan secarik kertas yang bertuliskan nama dan alamat sebuah penginapan.
" Oh, itu berada tak jauh dari sini. " jawab lelaki tua itu. " Kau bisa berjalan lurus ke arah sana, lalu belok kanan di persimpangan kedua. Seterusnya kau bisa berjalan lurus hingga menemukannya. "
" Terimakasih, Pak. " Jungkook tersenyum hangat.
" Kau anak kota ya? "
" E-eh? Iya, saya datang dari Seoul. "
Lelaki tua itu manggut-manggut lalu membalas, " Hati-hati dengan barang bawaanmu. Banyak anak desa yang suka mengusik pendatang terlebih dari kota. Nakal sekali. "
" Baiklah, terimakasih, Pak. " ujar Jungkook sekali lagi lalu melanjutkan perjalanannya.
Hati pria itu masih saja berdentum bahagia semenjak diberi waktu libur oleh agensi. Senang sekali rasanya karena mendapatkan me-time dalam jangka yanh lumayan lama. Walaupun ia sangat lelah setelah perjalanan hampir 3 jam menggunakan bus, tapi euforia didadanya masih bisa ia rasakan.
Jalanan berbatu dan tanah yang subur beserta pohon-pohon yang rindang sedikit mengobati rasa lelahnya. Ia terus berjalan dan akhirnya menemukan persimpangan kedua. Benar-benar jauh. Mungkin jaraknya hampir satu kilometer dari tempat ia bertemu lelaki tua tadi. Jungkook tidak tau. Ia hanya merasa semakin lelah karena tas ransel besarnya menekannya dengan dahsyat.
" Aku perlu beristirahat. " lirihnya.
Ia pun duduk di salah satu batu besar di pojok persimpangan. Netranya mulai melihat-lihat sekitar dan ia menemukan beberapa orang berlalu-lalang didepannya. Kebanyakan dari mereka terlihat membawa sesuatu yang berat. Kalau tidak salah hasil dari pertanian. Rumah-rumah di daerah sini juga tidak cukup padat dan Jungkook bersyukur masih ada listrik disini walaupun sebenarnya tidak ada jaringan internet sama sekali.
Tiba-tiba saja Jungkook merasakan tasnya ditarik. Ia segera berbalik dan berdiri. Ia mendapati seorang anak kecil mencuri botol minumnya dan berlari pergi.
" Hei!!!! Kembalikan!! " seru Jungkook berusaha mengejar namun ia tidak mampu karena sudah cukup lelah.
" Sial, " dengusnya yang lalu berkacak pinggang. " Botol Cooky ku diambil. Padahal masih belum rilis. "
Melihat bahwa hari sudah mulai sore, Jungkook kembali melanjutkan perjalanannya. Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya ia menemukan penginapan yang ia cari. Disana, pemilik penginapan telah menunggunya dengan ramah. Penginapan itu terlihat modern daripada rumah rumah penduduk yang kebanyakan adalah rumah tradisional.
" Selamat datang, " ujar lelaki tua yang berpakaian ala gangster. Jungkook sedikit nyengir ketika melihatnya.
" Senang bertemu. " jawab Jungkook sambil membungkukkan badan.
" Aku sudah menyiapkan kamar untuk mu. Kebetulan tidak ada yang menginap selain dirimu disini. Kamar mu ada disana dan ini kuncinya. Kau bisa mencari ku dikamar paling belakang jika membutuhkan. "
Jungkook buru-buru mengangguk. Ia segera masuk ke kamar yang ditunjuk pria itu. Penginapan besar itu terdiri tiga kamar pengunjung yang memiliki kamar mandi masing-masing. Sementara dapur, digunakan bersama sama. Jungkook sendiri bersyukur bahwa ia tinggal sendiri sebab ia tidak mau ada orang yang mengenalinya disana.
Ketika Jungkook sedang menata barangnya, tiba tiba lelaki tua itu membuka pintu kamarnya dan melongokkan kepalanya.
" Kau harus segera bersiap-siap. Malam ini akan ada festival setelah matahari terbenam. " ujar lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓸 𝓢𝓲𝓰𝓷𝓪𝓵 ✓
FanfictionHanya Hayoung yang Jungkook butuhkan di tengah sesaknya kehidupan selebriti yang mengekangnya begitu erat. -romance-angst, first story of that genre.