Jangan Baper

82 8 8
                                    



Selamat membaca











"Jangan bohong Mochi, mimisan kok bisa lupa ingatan"

"Shitt nggk berhasil" besit Mochi dalam hatinya

"Hehehe, April moop" Ucap Mochi sambil membuat tanda piece dengan tangan kanannya.

"Kenapa tadi pura - pura pingsan ?"

"Biar mereka berhenti berantem"

"Ya kali, biarin aja lihat kan kamu jadi korbannya"

"Mana boleh gitu, sesama temen harus saling bantu"

"Aku khawatir " jawab Ben sambil mencubit gemes Hidung Mochi

"Shitt sakit"
Mochi langsung memukul tangan Ben yang menyentuh hidungnya.

" Aduh, lupa kalau lagi sakit"

"Lu juga yang lebay cuma mimisan dibawa ke rumah sakit, ke klinik atau puskesmas dekat kompleks kan ada"

"Itu Karna aku pacar kamu dan peduli sama kamu" Mata Ben memancarkan ketulusan yang tiada taranya, cinta yang tulus dan polos walaupun masih kekanak-kanakan.

Sontak Monchi langsung terdiam mendengar ucapan Ben, Mochi menatap Ben dengan wajah terheran karna ucapan Ben membuat hati Mochi bergetar kuat. Kek hp ya bisa bergetar hehehe

"Sadar Mochi sadar, jangan baper, pliss jangan baper"

Teriak Mochi dalam hatinya berulang kali.

"Bisa pinjem hp ?"

Mochi mencari cara agar bisa mengalihkan perhatian Ben agar tidak melanjutkan ucapannya, Mochi menelepon mami nya kalau keadaannya baik - baik saja agar maminya tidak usah khawatir.

"Elsa dkk nggk mau dikabarin juga?" (Ben)

"Kamu aja yang kabarin digrup kan bisa sih" ucap Mochi dengan nada agak kesal

"Iya iya tuan putri, ayo pulang"
























Dalam perjalanan pulang

























"Ini mobil siapa?"

"Curian" jawab Ben sambil cekikikan

"Serius ?" Tanya Mochi dengan wajah yang mulai bete seperti pantat ayam

"Mobil aku, dikasih Bapak"

"Jadi kok ke sekolah naik motor ?"

"Ntar banyak yang nebeng"

"Kepedean"

"Kalau naik motor kan cuma berdua, lebih romantis"

"Sama Adam?"

"Hahaha bisa jadi"

Mochi hanya merespon jawaban Ben dengan menarik nafas dalam-dalam.









10 menit berlalu hening menyelimuti suasana dalam mobil










Tiba - tiba Mochi merasa ada yang ganjal dan tidak beres

"Ini kan bukan arah pulang, harusnya tadi belok kanan" Mochi mulai curiga dan sedikit panik

"Iya memang" jawab Ben dengan santai

"Lu mau bawa gue kemana Ben?"

"SSB" jawab Ben singkat

"Apa SSB ?"

"Semak - semak belukar" jawab Ben dengan menunjukkan wajah setengah jahat dan dengan senyum sinis, Ben mencoba untuk menakuti nakuti Mochi.

"Nggk usah bohong deh, dijalan ini banyak restoran dan Caffe nya, banyak semak - semak kepala mu" balas Mochi dengan memukul kepala Ben dengan Komik yang ada di mobil Ben.

Ben hanya tersenyum pasrah diperlakukan semaunya oleh Mochi.

" Ayo turun kita makan dulu" ajak Ben yang memarkirkan mobilnya didepan Caffe.

Ben dan Mochi berjalan memasuki Caffe.

Tidak disangka Ben membawa Mochi ke salah satu Caffe yang cukup terkenal, dari luarnya saja sudah kelihatan bahwa Caffe nya bagus  dan lebih gawatnya lagi Ben sudah memesannya khusus untuk mereka berdua. Astaga beruntung nya si Mochi.

" Kok sepi, jangan2 makanan disini nggk enak "  Ucap Mochi yang mulai menyebar fitnah keji.

"Hus main fitnah aja, Caffe nya udah aku booking khusus buat kamu"

"Hahaha jangan becanda deh"

"Iya seriusan"

"Mahal dong, ngabisin duit aja"

"Cinta itu nggk hitung hitungan" jawab Ben sambil memilih menu

"Sok puitis, paling dapat caption orang di Instagram " ejek Mochi yang menggoda Ben dengan mencoba menarik narik menu yang sedang dipegang Ben.

Ben melepaskan menu dan coba berkata jujur kepada Mochi

" Jujur gue nggk pernah pacaran dan gue nggak tau caranya gimana pacaran Mochi, gue dapat ide ini dari internet, jadi kalau lu nggk suka besok gue cari cara lain lagi" jawab Ben dengan menatap Mochi penuh arti

Tiba - tiba seorang pelayan datang dan membawa seikat mawar merah dan memberikannya kepada Mochi

"Inia apaan, pake ngasih bunga kek lamaran aja"

"Dapat ide dari internet, katanya cewek suka bunga" sahut Ben lagi dengan polos.

"Shitt mulai lagi nih orang, tahan Mochi tahan this is fake"

Dalam hati Mochi berkecamuk menahan perasaannya agar tidak menganggap perbuatan Ben padanya serius

Mochi langsung pura - pura tertawa mendengar ucapan Ben yang terdengar lugu dan polos

"Aku seriusan Mochi"

"Lu sama Adam gimana dong nggak pacaran ?" Mochi kembali menggoda Ben dengan membawa Adam ke dalam pembicaraan mereka

"Gilak lu pikir gue gay"

"Iya" jawab Mochi dengan polos

"Hahaha nggak lah Adam udah lama punya pacar, sejak SMP namanya Hawa"

"Jangan bohong mana buktinya no picture hoax" jawab Mochi yang mulai deg degan mendengar ucapan Ben

Ben mengambil hpnya dan menunjukkan beberapa foto mesra Adam dan Hawa kepada Mochi.

"Astaga gue Kenapa, kenapa gue tiba-tiba rasanya senang banget lihat Foto ini"

"Tenang Mochi tenang,  ini artinya misi gue udah selesai, tapi kenapa gue rasanya nggk rela???"

Mochi yang mulai bingung dengan kenyataan tersebut kembali bertanya kepada Ben untuk menuntaskan kecurigaannya.

" Jadi kenapa kelakuan kalian selama ini seperti gay ?"

" Kapan ?"

"Boncengan pelukan, kemana mana bareng, suka kontak fisik"

" Hahaha harus nya itu wajarkan buat orang yang udah sahabatan dari TK"

Mochi merasa tidak karuan mengetahui kenyataan bahwa Ben dan Adam tidak gay. Mochi merasa senang dengan fakta tersebut, tapi ini artinya Mochi tidak punya alasan lagi untuk berpacaran dengan Ben.

Apa yang harus Mochi lakukan, mutusin Ben atau melanjutkan hubungan yang dianggap Mochi hanyalah palsu ???

SATU KOMPLEKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang