20 November
Jam menunjukkan pukul 11.00, hari ini ia pulang lebih awal, ia menginjakan kaki nya di atas bis metromini menuju sudut kota itu, di samping pintu tampak seorang kenek bus itu, ia sedang sibuk menghitung uang, mungkin untuk setoran hari ini, atau untuk membeli makan minum dan rokok? Ah, entah lah!. Permasalahannya bukan lah itu, lalu apa? Lihat, hidungnya sangat mirip sekali dengan Jihan!
Jihan berpikir sejenak tentang lelaki itu.
Pria bertato itu terngiang-ngiang dipikirkan nya.
Metromini itu berhenti di terminal pemberhentian terakhir, Jihan turun, melihat sekeliling terminal itu. Tidak, hari ini ia tidak melihat wanita itu di lepau sudut terminal itu, mungkin wanita itu sedang pergi.
Ia melangkahkan kakinya menuju panti asuhan Mutiara, jaraknya hanya 500 meter.
5 menit sudah ia berjalan, melewati gerbang panti, memasuki lobby panti, tetapi, hei! Wanita itu sedang berada di panti asuhan ini, duduk berhadapan dengan Bu Ranti, ia terlihat merenung sambil sesekali meneteskan dan menyeka air matanya, kepalanya tertunduk lemas, pakaian lusuh yang biasa ia pakai di lepau sudut terminal itu berganti menjadi pakaian yang sangat amat rapi, wajahnya terlihat terdapat make up, hari ini ia jauh terlihat lebih cantik. Tetapi untuk apa wanita itu berada di panti asuhan ini, duduk berseberangan dengan Bu Ranti?
KAMU SEDANG MEMBACA
JIHAN
Ficção GeralTentang usia seorang anak yang belum siap mengerti akan kerasanya hidup!Hidup tanpa ayah dan ibu,sulit?Memang!