『 Drei 』

378 57 7
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading


Suara tarikan kursi terdengar menggema di ruangan kelas yang masih sepi itu. Cia mendudukkan dirinya disana dan mengambil buku serta bolpoin di tas.

Dia baru ingat jika ada pr hari ini. Cia harus cepat mengerjakannya sebelum ada orang-orang yang akan memarahinya nanti.

Ujung pulpen beradu dengan permukaan kertas. Ekspresi serius tercetak jelas di wajah Cia. Dengan segala ilmu yang dimilikinya, akhirnya Cia dapat menyelesaikan tugasnya dalam sekejap.

"Baru siap buat pr? Lupa ya?"

Cia menoleh kearah suara dan mengangguk, "Kamu udah siap? Kalau belum aku pinjamin nih."

Dia, Jingga Senjana. Merupakan sepupu Cia yang pemalas. Meskipun begitu, Jingga adalah anak yang pintar dan memiliki banyak bakat. Terkadang sifatnya seperti bayi. Tapi sok dewasa.

Jingga juga merupakan pelindung Cia di sekolah setelah Jaemin. Hanya mereka dan si murid baru yang membantu Cia saat gadis itu di-bully. Bahkan Jingga tak segan melabrak orang yang membully Cia.

Sebenarnya Jaemin dan Jingga ingin melapor. Tapi Cia bilang tidak usah. Maka dari itu mereka tetap mengumpulkan bukti untuk berjaga-jaga.

Baiklah, kembali lagi ke topik.

"Aku malas mau nulis," Jingga menghela napas. Cia sudah peka dengan kodenya yang satu ini.

"Sini aku tulisin!" senyuman langsung tercetak di wajah Jingga. Lelaki itu memberikan buku tugasnya kepada Cia.

"Makasih! Kakakku baik banget! Jingga jadi ceneng," Cia tersenyum mendengarnya.

Beberapa menit berlalu, Cia hampir selesai mengerjakan tugas milik Jingga. Namun tiba-tiba saja sebuah buku melayang ke wajahnya dan mengenai tangannya juga. Buku Jingga jadi tercoret.

Tangan Cia bergetar. Saat ini Jingga sedang di toilet. Gadis itu tidak bisa apa-apa. Dia kalah jumlah.

"Lo tulis ya. Kayak biasa," dengan nada sombongnya Elrin Oceana menyuruh Cia.

"Nanti kalau udah siap lo taruh aja di meja gue." sambung gadis itu.

"Lo gak ada mulut?" Elrin mengambil bukunya tadi lantas melemparnya lagi ke wajah Cia, "Jawab!"

Seorang lelaki datang dan mengambil buku Elrin lantas dilemparkannya ke wajah gadis sok hebat itu. Cia terkejut. Antek-antek Elrin juga terkejut.

"Apa-apaan lo?!" bentak Elrin tak terima.

Lelaki itu terkekeh pelan, "Kerjain pr lo sendiri. Eh tapi orang bodoh kayak lo bisa ngerjain pr sendiri?"

"U-udah gapapa, Chen..." Cia menatap temannya itu seolah memintanya untuk berhenti.

[√] VielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang