『 Fünfzehn 』

174 35 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading

Dirumah itu hanya ada dua manusia yang duduk di sofa ruang tengah. Keduanya fokus menonton TV, yang menampilkan film tentang kasus pembunuhan.

Renjun agak tidak sanggup menontonnya. Tapi Cia terlihat sangat serius. Dia tidak tega menganggu kekasihnya itu.

"Berarti ada kemungkinan gak sih kalau ada orang lain yang terlibat? Masa dia berhasil bunuh orang dengan rencana yang sehebat itu?"

Cia beberapa kali mengoceh. Beberapa kali pula Renjun hanya membalas dengan mengusap kepala gadis itu.

Jujur, Cia sangat lucu dengan ekspresi wajahnya yang sangat serius. Renjun jadi gemas.

"Nah kan bener!! Ternyata saudaranya sendiri terlibat!! Penyelidikan yang sebelumnya kurang teliti sih!"

Renjun terkekeh melihatnya. Remaja lelaki itu menyandarkan kepalanya di bahu Cia dan memejamkan mata kemudian.

Cia melirik Renjun sebentar dan tersenyum tipis. Dia membiarkan lelaki itu beristirahat disana.

"Cia." panggil Renjun pelan.

"Iya?" sahut Cia.

"Kamu mau dengar sebuah kasus? Sampai sekarang belum terpecahkan. Tapi aku tau." Renjun terkekeh pelan.

Cia menatap Renjun yang masih bersandar di bahunya dan tersenyum. Tangannya bergerak mengusap rambut Renjun, "Cerita coba."

Renjun menarik napas panjang dan bercerita, "Ini kasus pembunuhan berencana. Motif pelaku adalah dengan menyuruh korban datang ke alamat melalui orang lain, yang merupakan sahabat korban sendiri."

"Kemudian korban datang bersama dengan saudaranya. Pelaku meminta korban untuk makan malam bersama waktu itu..."

Renjun diam sejenak. Kepalanya sedikit sakit. Entah mengapa bernapas pun terasa sesak.

"Kemudian... Kedua pelaku membunuh korban dengan brutal tepat di hadapan saudaranya dengan menggunakan.... pisau dan tongkat baseball."

Renjun menangis. Melihat itu hati Cia terasa remuk. Sungguh dia paling tidak tega melihat orang menangis. Tapi Cia bingung dengan alasan Renjun menangis.

"Tau alasan seseorang bisa dapat kepribadian ganda?"

"Hm? Em... Karena trauma akan suatu hal di masa lalu?"

"Hm. Itu yang Renjun rasain. Kamu harus jaga dia sampai kasus ini tuntas."

Baiklah. Cia dapat menyimpulkan semuanya sekarang. Gadis itu memeluk Renjun. Matanya berkaca-kaca.

[√] VielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang