『 Siebenzehn 』

202 29 30
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaf sudah lama tidak up.

Happy Reading


Sudah dua hari berlalu semenjak Cia menginap di rumah keluarga Juana waktu itu.

Renjun kira Cia memiliki hubungan dengan Hana Cressida. Ternyata hanya karena Felix, gebetannya dulu bersahabat dengan Hans. Cia pernah mendengar mereka saling ledek nama orangtua. Akhirnya Cia tahu nama lengkap ibunda dari Hans Jihandika itu.

Hana Cressida, orang jahat yang selalu berada di pikiran Renjun. Namun karena suatu hal, lelaki itu sempat melupakannya.

Renjun menghela napas dan menopang dagunya. Dia tidak bisa fokus dengan pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru.

Sedangkan Hans juga menutup pandangannya. Disengaja. Tentu saja.

Akhirnya bel jam pulang berbunyi nyaring. Renjun segera membereskan barang-barangnya.

Hari ini dia tidak pulang dengan Chenle. Adiknya itu mengikuti eskul, jadi dia harus pulang sendiri. Tidak ada supir yang menjemput. Bapaknya sedang pulang kampung. Lagipula Renjun ingin pergi ke rumah Cia, rumah keduanya.

Renjun mendapat pesan jika Cia menunggunya di gang dekat sekolah. Dahinya mengernyit, "Ngapain nunggu disitu?"

Seingat Renjun gang di dekat sekolah adalah gang yang gelap dan sempit. Lantas apa Cia berani menunggu disitu?

Tidak ingin bergelut lama-lama dengan pikirannya sendiri, Renjun langsung saja pergi kesana dengan firasat yang tidak enak.

"Hai, Renjun! Kamu mau ke rumah Jaemin 'kan?" tanya Tantri yang tiba-tiba menghampirinya.

Renjun mengangguk, "Iya. Kenapa emang?"

"Titip ini dong." Tantri memberikan sebuah kotak bekal, "Bilang ke Jaemin semoga cepat sembuh ya!"

"Okay." Renjun menyimpan kotak bekal itu kedalam tas, "Lagipula, siapa suruh dia main hujan. Jadi sakit tuh."

Tantri terkekeh, "Jangan lupa kasih! Bilang dari aku."

"Iyaa." Renjun tersenyum sebelum kemudian pergi dari hadapan Tantri. Tanpa dia dengar gumaman dari gadis itu.

"Berhati-hati lah, Renjun. Ini akan berakhir. Sungguh."

Renjun berjalan dengan santai menuju ke gang dekat sekolah. Benar-benar gelap dan sempit. Napas Renjun menjadi agak sesak.

[√] VielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang