Radea tertunduk lesu saat ia tak lagi melihat tubuh Adam dari pandangannya. Kenangannya bersama Adam bukanlah sesuatu yang mudah dilupakannya. Waktu yang cukup lama mengikat mereka dalam sebuah hubungan yang spesial. Ia memutar tubuhnya dan berjalan menuju toilet untuk mencuci mukanya. Matanya penuh dengan benda cair yang terus keluar. Ia tak menggubris apapun yang ada di sekitarnya, bahkan yang ada di hadapannya.
#Bug
Radea merasa seperti kepalanya menabrak sesuatu, empuk tetapi kokoh. Ia lalu menatap apa yang ditabraknya, dada seorang pria. "Maaf, Pak." dan tetap berjalan hingga akhirnya pria yang ditabraknya menarik tangannya.
"De~!" Nana berusaha menyadarkan Radea.
"Situ sehat?!" tanya pria itu dengan sinis setelah melihat mata Radea yang sembab.
"Awww! Sakit!" Radea mulai mengangkat kepalanya dan menatap tajam pria yang masih menggenggam erat tangannya. "Maksud Anda apa, Pak?"
"Pak?!" pria itu menaikkan sebelah alisnya.
"Iya, Anda!" balas Radea yang sudah mulai lupa dengan kesedihannya. "Bisa tidak, Anda tidak menyentuh saya?! Lagi pula saya sudah meminta maaf!"
"Duh, badai nih!" gumam Nana saat melihat Singa Radea mulai keluar.
Pria itu menatap tajam Radea, mereka terlihat seperti akan saling membunuh. "Oh, ya!" ucap pria itu lalu melepas genggamannya.
"Terima kasih." balas Radea sambil berjalan kembali tapi langkahnya terhenti saat.
"Sedih boleh, tapi jangan mengambil hak orang lain!" tambah pria itu.
Seketika Radea mengghentikan langkahnya. Tangannya dimasukkannya pada saku celananya.
"Badai tsunami ini mah nih!" gumam Nana yang masih melihat percekcokkan di hadapannya.
"Maksud, BAPAK apa?!" ucap Radea.
"Ya Allaah, bukan singa lagi ini mah yang keluar! Tapi JIN DARI TIMUR TENGAH! DUH!!! DEA! MULES NIH GUE!" gumam Nana semakin panik.
Pria itu hanya menunjuk pada gambar yang terpampang di pintu toilet. Lalu tersenyum sinis dan meninggalkan Radea dengan pipinya yang memerah.
"Nanaaaaaaa~!" Radea semakin kencang menangis. Kali ini ia melakukan sesuatu yang tidak pernah disukainya, bertingkah kekanakan. "Kenapa lo nggak bilang kalau gue salah masuk toilet...!"
"Yahhh, De! Lo pake nyalahin gue! Dari tadi juga udah gue panggilin, lonya aja yang nunduk terus. Makanya kerudungnya longgarin dikit!"
"Bodo! Gue mau pulang!" Radea seketika membalikkan badannya ke arah pintu keluar.
"Dih, dia yang ngambek! Raisa deh gue!" Nana pun berjalan mengikuti Radea dan menariknya saat hendak mengambil mobil yang dibawanya. "De! Tunggu kenapa! Lo nggak kasian sama gue?"
Radea menatap tubuh bulat temannya itu. "Lagian tempurung penyu lo bawa! Dasar bumil!"
"Lagi lo nggak ada simpatinya sama ibu hamil! Jahat lo, De! Lo kan guru!"
"Dih bawa-bawa profesi! Lo juga seharusnya guru kan! Masih bisa kan lo bawa mobil?"
"Bisalah! Tadi juga gue yang bawa bukan abang gue! Haha. Ayo, cepet masuk!"
Baru Radea hendak membuka pintu mobil, tapi tetiba ia mendengar suara rintihan.
"Aduh, De~! Kayaknya gue mau lahiran deh!"
"WHAAAT?!!!!"
"Aduuhhhh!!! Aduuhhh!!!! Radeaaaaaa!!! Gue mules!!!! Udah pembukaan nih kayaknya, De!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PAK JARWO
RandomSesuatu di masa kini mendatangkan masa lalu di hati Jarwo yang membuatnya merencanakan sesuatu. Takdir memang tak pernah ada yang tahu...