"Pertemuan terjadi bukan
Sekedar untuk saling mengerti
Tapi untuk saling melengkapi"***
Ciittt
Sebuah motor ninja putih berhenti tepat di parkiran Sekolah. Pemiliknya langsung membuka helm full facenya, memperlihatkan rambut hitam panjangnya dan paras cantiknya. Seragamnya terbalut jaket kulit dan legging hitam. Mulutnya tidak pernah lelah mengunyah sebuah bubble gum.
Ia segera turun dari motor besarnya itu yang memiliki plat nomor E R1C 4. Dan dengan santai melangkah menuju kelas sambil menenteng sebelah tasnya.
***
Tap tap tap
Suara sepasang kaki beralaskan sepatu sneakers hitam, berjalan menuju kelas dengan membawa beberapa buku yang cukup tebal. Rambutnya dibiarkan terurai dengan bando pinky sebagai ciri khasnya. Seragamnya yang rapi terpapang sebuah papan nama bertuliskan Syindi Oktavia.
***
Ha ha ha
Gerombolan tiga cewek bermuka baby face sedang bercengkrama sambil berjalan menuju kelas. Mereka menyebut geng mereka itu dengan sebutan The Unyuz, dengan ketuanya Anggelin. Sebut saja namanya Elin.
"Cowok yang di lapangan basket tadi cogan banget yaa? Udah tajir melintir, gantengnya kaya oppa oppa lagi" -Amel
"Hahaha, tenang besok bakalan jadi pacar gue" -Lala
"Ekh, ges liat noh si Erica gayanya udah kaya preman pasar aja!" -Amel
"Tau nih, gimana kalau kita kerjain cewek berandalan itu" -Elin
"Iii woow! Cakep tuh, tapi gimana lin?" -Lala
"Sini sini merapat girls," -Elin
Kini mereka merapat, sudah seperti konferensi meja bundar. Dan Elin mengeluarkan sesuatu yang menggeliat dari sakunya. "Dengan pake ini"
"Aaaaaa!" Sontak mereka terkejut
"Elin! Lo ngapain bawa ular kesini? Ini bukan Ragunan!" -Amel
"Aelah ini tuh cuman ular mainan, dasar lemot" -Elin
"Ini bakalan gue kasih ke dia, terus nanti raut wajahnya pasti berubah dari preman jadi..." -Elin
"Cemen! Huhuhu" Jawab mereka kompak
"Ok girls, misi kita kali ini biar gue yang handle" -Elin
"Okyuu"
***
Sepanjang koridor tampaknya mulai sepi, karena 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi.Walau begitu, Erica tetap santai dengan langkahnya. Tapi tiba-tiba bola matanya memutar ketika ia melihat Elin berjalan ke arahnya.
"Dih, pagi pagi ketemu cabe cabean" -Erica
"Ekh, rik pas lo ultah beberapa bulan lalu, gue belom kasih lo hadiah kan? Nih gue kasih sekarang" -Ucap Elin sambil merogohi sakunya
"Hadiah apaan? Cabe? Ga usah, dirumah banyak soalnya lagi murah di pasar" -Erica
"Nih! HBD!" -Ucap Elin sambil melempar ular mainan itu kepada Erica, dan mendarat tepat di bahunya.
Krik krik krik krik , Erika hanya meliriknya saja. Berarti rencana Elin? GATOT! Gagal Total! Tapi tunggu sebentar,
"Aaaa! Gue takut! Tolongin gue!" -Teriak Erica "Hilih bicit" -Lanjutnya, kini dengan nada yang lebih rendah
"Hahaha lo kira gue takut sama sampah? Pungut dimana lo kek ginian? " -Ucap Erica sambil mengambil ular tadi, lalu mengangkatnya kesamping dengan tangan kirinya. Dan tiba-tiba...
"Aaaaaa!! " -Itu teriakan Avia
Avia terkejut karena tiba-tiba sebuah ular menggantung di depan mukanya. Yang membuat ia sontak melemparkan buku buku yang ia bawa sebelumnya, dan...
Bug! Buku itu mendarat tepat di atas kepala seseorang, Elin
"Aduuh! gila! Gue kejatuhan apa tadi? Kelapa? Atau kepala?"
"Buku!! Itu buku catatan dosa lo dari malaikat Atid" -Erica
"Aviaa! Lo apaan sih main nglempar buku ke kepala gue, Lo mau gue amnesia? Biar lupa dosa dosa lo ke gue selama ini?" -Elin
"Enggak kok enggak, tadi Erica ngasih ular pas di depan muka gue, jadi gue kaget dan buku itu tiba-tiba keatas dan ternyata jatuh ke elo" -Avia
"Dih, lo nyalahin gue gitu? Ekh asal lo tau ya, ular mainan itu tuh dari dia. Lagian lo jadi anak penakut amat sih sama sampah kaya gitu ajah " -Erica
"Hah? Itu cuman ular mainan? Elin lo jahil banget sih, jantung gue tadi mau copot" -Avia
"Lah emang. Ekh lin mungkin itu azab lo kali, tapi cerita lo tadi bagus juga buat di filmkan di sinetron Azab. Biar jadi inspirasi banyak orang gitu." -Erica
"Ekh harusnya tuh elo yang kena azab! dasar jadi cewek kok malah kaya preman! Sono malak aja di pasar " -Elin
"Daripada elo cabe cabean! Kerjanya cuman nyinyir, jahil, sama ghibah!" -Erica
"Udah sih kalian berdua emang sama-sama cewek aneh" -Avia
"Diem lu cupu!! " -Elin dan Erica
"Ehh kenapa pagi pagi kalian ribut ribut disini? Ini Sekolahan bukan pasar" Tanpa aba-aba tiba-tiba pak Yono datang
"Dia pak!" Jawab mereka kompak. Kini mereka saling tunjuk satu sama lain.
"Ehh kalian emang selalu bikin pusing bapak. Kalian sama nilai ulangan kalian emang sama-sama bikin kepala bapak mau meledak! Rasanya bapak ingin segera pensiun jadi guru"
"Nilai ulangan kita bikin bapak pusing? Kita aja gak pusing kok pak. Bapak ribet amat sih" -Avia
"Yaudah bapak pensiun aja, dapet pesangon kan?" -Erica
"Iya pak Kita juga ingin segera pensiun jadi muridnya bapak. Soalnya kalau ulangan bikin saya ingin putus sekolah" -Elin
"Sudah sudah! Sekarang kalian bertiga akan bapak hukum!"
"Apaa?!"
***
Jangan lupa vote kawand
Biar autornya semangad nulis
Maap kalo masih garring
Happy read❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Goals
Teen FictionDulunya aku tak percaya akan sahabat Karena tidak semua setia Ada juga yang akan lupa nantinya Tapi, berkat dirimu Kini ku tahu apa arti sahabat Yang sebenarnya Yang slalu ada setiap saat Yang menolong ku dari jurang kesedihan Bagaikan mentari Yang...