🌾Surat Cinta

99 13 0
                                    

"Hal dalam cinta yang paling menyakitkan adalah ketika bingung ingin berharap atau melupakan"

***

Ting Tong!

Bel masuk berbunyi, kelas XI MIPA 3 langsung gaspol menuju kelas, karena ini pelajaran nya bu Aswi! Guru paling killer se-Indonesia. Lima menit setelah bel, dia pasti udah dikelas.

"Woi, woi! pelajaran nya Bu Aswi! Haduh! Buruan sapu lantai nya, rapiin mejanya, taruh bukunya!" -Ify

" Iya Bener, Bu Aswi paling nggak suka kalau dia masuk, lantai nya masih kotor! Harus bersih ga ada sedikit pun debu! Mungkin sekalian aja gelar in Red Carpet! " -Imel

"Mon, mon! Tukeran tempat duduk dong! Biasanya Bu Aswi sering liatin gue disini!" -Eno

"Ogah! Itu tempat duduk kesukaannya Bu Aswi! Dia sering nunjuk orang yang disitu tau!" -Simon

"Serius mon? ihh sereem!" -Reksa

"Lah bener bener nih anak! Gue pecat nanti lo jadi teman gue!" -Eno

"Ah jangan mutung gitu dong! Nanti nasib nilai ulangan gue gimana? " -Simon

"Woi! Woi! Ada Bu Aswi! Ada Bu Aswi!" -Teriak Acong sambil lari terbirit-birit ke mejanya.

Dia memang ditugaskan untuk menjaga pintu masuk kelas, untuk mengamati guru yang mau masuk ke kelas. Teriakan itu sontak membuat seisi kelas juga seperti Acong, lari terbirit-birit ke meja masing-masing.

Ckkleek

Pintu kelas terbuka. Keluar sosok perempuan paruh baya dengan kacamata Minus bertengger di depan matanya. Tangan kanannya menenteng sebuah stopmap Kuning.

"Bagus kelas nya bersih!" -Bu Aswi. Ya, mood Bu Aswi mungkin tergantung dengan kebersihan kelas

"Selamat pagi Anak anak!"

"Selamat pagi Buuu!"

"Baik sekarang buka buku bahasa Inggris kalian! Ada yang nggak bawa? Angkat tangan!"

Ya, Bu Aswi paling tidak suka dengan siswa yang sering guyon di kelas, nggak ngerjain PR, dan yang paling paling nggak suka adalah nggak bawa buku! Auto 3D! denda, dimarahin, dihukum.

Semua nya langsung merogohi tasnya, mencari barang penyelamatnya agar nggak kena 3D!

Apa kabar dengan 3 cewek itu?
Elin, buku itu udah di mejanya. Dia walaupun begitu tapi merupakan salah satu anak teladan juga.

Erica, dia slalu bawa buku itu! Eitt tapi dia bukan anak teladan, justru ia selalu meninggalkan buku itu dikolong mejanya agar nggak kena 3D!

Avia,... "Hah?! Mana ya buku bahasa Inggris nya? Haduh gawat! Bahasa Inggris, bahasa Inggris, argh! Gada! aduh salah baca jadwal lagi! Malah bawanya buku bahasa Indonesia" Avia masih merogohi tasnya, tapi hasilnya nihil.

"Ada yang nggak bawa buku? Angkat tangan, sekarang!"

Avia gemetar, ia ingin cerita pada Icha disamping nya, tapi pada pelajaran Bu Aswi nggak boleh ngobrol, ngelirik aja nggak boleh. Akhirnya dia berusaha mengangkat tangannya dengan gemetar, inci demi inci tangan itu mulai naik, tapi tiba-tiba...

Brak! Ada yang menaruh buku Bahasa Inggris ke mejanya,

"Saya Bu! Saya tidak bawa buku Bahasa Inggris!"

Avia terkejut, bahkan sekelas terkejut! Bu Aswi membenarkan kacamatanya, siapa tau dia salah liat

"Reksa?! Semangat banget kamu ngacung nya, bangga? Sekolah kok nggak bawa buku! Trus kamu bawa apa?! Sekarang angkat kursi kamu! Muter lapangan 3 kali sambil jalan jongkok!"

"Baik bu" Reksa segera mengangkat kursinya, dibopong kelapangan. Ketika lewat didepan Avia, dia tersenyum

Avia merasa bersalah, jelas. Harusnya dia yang membawa kursi itu sambil jalan jongkok dilapangan.

"Baik sekarang buka buku kalian halaman 53"

Pelajaran dimulai, Avia membuka buku itu, buku milik Reksa. Avia terkekeh karena buku itu banyak sekali coretan! Muka orang dikumis in,di setiap pojok ada gambar tengkorak, dan yang paling lucu ada tulisan

'Gue nggak mau njawab pertanyaan yang bahasa Inggris, karena kata guru PKN kita harus punya jiwa nasionalisme, cinta Bahasa Indonesia, MERDEKA!!!'

"Hehehe dia aneh banget, soal nggak ada satu pun yang dijawab. Malah buku ini jadiin buku gambar, kalau misal disuruh dikumpulin gimana? Mungkin dihukum angkat meja sambil skotjump!"

Tapi lagi lagi Avia dibikin terkejut! Di halaman 53 ada sebuah amplop berwarna merah dengan penutup amplop itu terdapat sebuah love yang menggantung anggun. Saat dibalik terdapat goresan indah penuh warna yang menawan

'From : Reksa Dirgantara
To     : Syindi Oktavia'

"Ini buat gue? Tapi nggak! Nggak mungkin! pasti salah nama! Icha nggak boleh tau ini! " -Dalam hatinya terus berteriak. Sebenarnya ia kepo banget apa isinya, tapi...

Flashback

Di rooftop...

"Vi! Lo itu temen terbaik gue! Dan.. Gue mau kasih tau lo rahasia terr besaaar gue, nggak ada satu orang pun yang tahu, bahkan diri gue sendiri nggak percaya sama apa yang terjadi sama gue"

"Apaan Ca?! Kasih tau lahh"

"Ini bukan gue ya yang ngomong, ini dari hati gue. Kata hati gue..... Gue suka sama Reksa!! "

"R.. Rek... Reksa? Tirek?!"

"Em" Di tersenyum manis "Dari SD sampai sekarang gue sama dia itu slalu bareng. Dan entah kenapa ada benih cinta yang tumbuh. Itu bukan keinginan gue! Itu terjadi begitu aja"

"Mungkin gue sama dia kaya bulan sama bumi, ditakdirkan buat saling melengkapi, bukan untuk bersatu" -Icha sambil memandangi bulan purnama diatas

***

"Hhmm... Icha.. "

"Aha! Gue punya edi! Tumben otak gue encer hehe"

Dia kebetulan punya kertas yang sama persis dengan warna itu. Ia diam-diam mengguntingnya dan menimbun namanya dengan kertas itu. Ia menutupi gerakan nya itu dengan sampul buku, sudah seperti pas ulangan,supaya Icha tidak mencontek

Avia pintar menggambar, ia mengganti namanya dengan
' To  : Marissa Adhlina'

Avia menyenderkan badan nya ke kursi, diam diam ia menaruh surat cinta itu ke tas Icha. Ternyata Icha lagi ngliatin Reksa yang jalan jongkok dilapangan dengan kursi di punggungnya.

"Semoga hal ini bisa bikin gue jadi sahabat yang baik, ca"

***

Jangan lupa di Vote ya kawaand
Happy read❤












Friendship GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang