Kido:
Jika tebar pesona hanya untuk manusia saja, no itu salah besar, karena kaum hewani punya rasa yang seperti itu. Semuanya makhluk pasti punya satu titik pesonanya sendiri untuk menarik lawan jenis, seperti halnya burung merak yang akan mengembangkan ekornya dengan indah saat musim kawin tiba atau pun diwaktu lainya.
And hell yeah. Aku juga punya yang seperti itu, yang salah satu buktinya adalah Sakura. Sakura-ku cantik dan aku tampan bukankah kami sangat cocok bersandingan? Apalagi jika kami berjalan beriringan di batu setapak yang berwarna merah melintangkan di pinggir taman kota. Aku yakin samua yang melihat ku akan menghampiri kami,lalu memujiku betapa manis aku. Hahaha.
Dan yang satu ini pun akan sama halnya pada kucing cantik didepan mataku yang sedang berbaring di teras rumah yang tepat berada di depan rumah Akasuna. Aku tau dari jauh saja bahwa kucing itu adalah betina yang paling cantik yang pernah ku lihat,dan akan semakin cantik jika dia membuka matanya yang bulat.
Oh, hati ku serasa mau copot saat dia menguap manis karena kantuknya yang melanda. Lalu menggeliat semakin lucu dimataku, aku tau bahwa sekarang aku tengah terpesona pada makhluk satu jenis. Mataku terus mengarah padanya yang kembali menutup matanya.
Dan aku ingin segera menghampirinya jika saja Sasori tidak datang dan menggendongku, lalu membawaku kembali ke dalam rumahnya. Dia berseru memanggil Sakura yang langsung datang dari lantai dua.
"Disini kau rupanya, Kido" katanya dengan nada yang terdengar cemas.
Sakura mengambil ku dari gendongan Sasori, lalu pria itu menatap ku dengan mata yang memincing tajam sambil mendengus. "Lain kali kau akan ku ikat dipohon jika kabur lagi"
Aku menggerang mendengar perkataannya,dan kaki depanku siap mencakarnya jika Sakura tidak bergerak berputar kembali ke kamar mereka. " Sakura, setelah ini ayo kita pergi berbelanja, bagaimana?"
"Ok,tapi setelah aku memandikan Kido" aku menatapnya tidak percaya,jika Sakura masih mau memandikan ku, setelah aku mencakar tengahnya.
Sasori berlalu dari sana menuju bagasi mobil untuk memanaskannya. Aku menggerang lagi, mencoba kabur sekali lagi, dan saat aku bergerak kekiri dan kekanan Sakura masih dengan erat memegangku. "Jangan nakal, Kido, kau perlu mandi." Katanya menggeram.
Tapi aku tidak peduli saat Sakura marah dan langsung membawa ku ke kamar mandi,mengunci pintu lalu meletakkan ku di ember yang telah terisi air. Dan sekarang aku berteriak. Mandi adalah kegiatan yang ku benci, aku sangat tidak suka dengan air yang selalu bersikap dingin padaku,dari situlah aku benar-benar tidak ingin menyentuhnya.
"Lihat Kido aku bahkan belum menggosok mu,dan airnya sudah keruh" katanya berdecak pinggang.
Aku segera melompat keluar saat Sakura berbalik mengambil botol sampo. Dan rasanya Sakura mempunyai kepekaan yang sigap saat ia menarik lagi tubuhku dan memasukkan ku lagi ke bak. "Diam Kido"
Sakura mulai membuka tutup samponya, menuangkan sedikit ditangannya, menggosokkannya di tangan sebelum ke bulu ku. Dan itulah saatnya aku tidak bisa berkutik lagi. "Nah, jika kau diam aku akan bersikap lembut padamu" nadanya bicaranya telah berubah.
Sakura bersenandung kecil dengan suaranya yang lembut. Aku suka saat Sakura mengeluarkan suaranya, dia pandai bernyanyi, dan terkadang itu membuat ku tenang. "Jika kau sering mandi,aku yakin sebentar lagi jodoh mu pasti akan segera datang" cicitnya.
Oh, tentu saja. Dia bahkan sudah didepan mata ku. Tapi aku tidak setuju dengan mandinya, Sakura.
___
Roki:
Ku buka mataku saat rasanya seluruh tubuhku mati rasa karena terlalu banyak berbaring, aku menggeram lirih saat merentangkan tubuh ini. Ia melirik ke samping saat Sasuke sedang sibuk dengan urusan pekerjaannya dan laptop pria itu, duduk di teras rumah menikmati semilir angin musim panas yang terasa sejuk.