Untuk pertama kalinya Sasuke memikirkan hal di luar kebiasaannya, meski ia tidak masalah akan hal itu, tapi tetap saja ini masih terasa asing baginya. Jika tumpukan tugas dari para mahasiswanya bisa ia kerjakan dengan sedikit santai, meski pada akhirnya ia akan kualahan sendiri karena lalai pada pekerjaannya. Tapi, sungguh, Sasuke tidak pernah berpikiran secara serius dalam hal perasaannya sendiri, ia dengan perasaannya yang rumit dan tidak terduga.
Jelas karena Sasuke belum pernah menaruh perhatian lebih pada sosok bernama wanita dengan intens, biasanya ia hanya akan memuji seorang wanita jika ia patut di puji, selebihnya tidak pernah. Dan tertarik pada wanita juga pernah Sasuke rasakan, hanya saja tidak sedalam ini. Semuanya itu terasa hanya mampir lalu pergi, berbeda sekali dengan wanita bernama Sakura yang memiliki rambut seperti bunga lambang musim semi.
Sasuke cukup penasaran akan gadis itu dalam pengaruh emosinya. Penasaran bagaimana ia bisa tertarik pada wanita itu, meski jika di lihat Sakura tidak melakukan hal apapun yang menarik perhatiannya, bahkan pertemuan pertama mereka terasa mengejutkan dan pantas di kenang untuk hal yang menjengkelkan dan tidak perlu diingatkan.
Cara bicara Sakura juga sama halnya dengan wanita pada umumnya, dan fakta jika wanita itu sangat cerewet juga ada di dalam diri Sakura. Meski ia tidak tau titik mana yang menarik darinya untuk terus memperhatikan Sakura dan segala yang wanita itu miliknya, ia ingin tahu lebih banyak, lebih dari sekedar bertukar kata dan lebih dari sekedar memandang saat bicara.
Dan malam ini kalimat Sasori mengiang di kepalanya bagaimana melodinya yang ia suka tapi membawa kegelisahan. Bahkan ia tidak menunjukkan apapun pada pria itu bahwa ia tertarik pada Sakura, tapi dengan mudah di bacanya. Menakjubkan.
Tapi apa benar? Terkadang ia meragukan itu.
Sakura akan pulang satu hari lagi, dan besok adalah kesempatan terakhirnya untuk bisa melihat gadis itu, dan Sasuke berpikir setidaknya ia harus bicara dengan Sakura untuk yang terakhir kalinya, mungkin ia harus meminta nomor ponsel Sakura? Tapi ia sedikit merasa tidak enak, karena mereka baru saja saling mengenal. Tapi apa salahnya di coba.
"Selamat pagi."
Gadis itu sedikit terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba berdiri di sampingnya. Sakura menoleh kepalanya dengan raut keterkejutan yang masih jelas, dan tangannya yang tanpa sadar mengelus dada.
"Selamat pagi, Sasuke."
Sakura tersenyum lalu berdiri membenahi pakaiannya. Hari ini ia tidak melihat gadis itu joging seperti biasanya dan ia mendadak resah entah kenapa karena tidak melihat Sakura, ia takut terjadi sesuatu,tapi untungnya setelah ia pulang dari acara jogingnya itu sakura sedang berdiri di depan rumah Akasuna.
"Hari ini kau tidak berjoging,ya?" Tanyanya basa-basi.
Sakura mengangguk. "Ya, karena aku harus membenahi barang-barang ku. Kau baru pulang,kan?"
Ia tanpa sadar mengusap hidupnya, lalu melirik tangan Sakura yang membawa sesuatu. "Iya, dan kau mau kemana?"
"Aku akan pergi ke pusat oleh-oleh. Teman-temanku menginginkannya."
Ia mengangguk, entah mengapa ia mulai merasa canggung. Karena sepertinya Sakura benar-benar akan pulang besok,dan jika begitu ia hanya punya waktu hari ini untuk melihatnya secara langsung. Sasuke menarik nafas, mencoba menetralkan detak jantungnya yang mendadak bekerja lebih keras, rasanya ada sedikit rasa tidak rela.
"Baiklah kalau begitu, aku masuk dulu. Sampai jumpa Sakura."
Haruskah ia berkata sampai jumpa sekarang? Atau mulai mengucapkan selamat tinggal, karena ia pun tidak yakin akan bertemu Sakura beberapa jam ke depan atau malam nanti, karena pasti Sakura ingin menghabiskan waktu bersama keluarga Akasuna lebih banyak sebelum kembali ke Tokyo.