Jika ditanya,kau ingin dilahirkan menjadi sesuatu,apa yang akan kau pilih? Pertanyaan itu keluar dari mulut ibuku saat kami berada didalam ujung takdir. Saat musim panas melanda Jepang selama beberapa bulan. Saat senja terbakar bersama hidup seseorang, aku yakin pada saat itu aku belum sampai pada keinginan untuk manjadi apa.
Kala para pahlawan itu berhasil memadamkan api yang telah menelan semuanya yang berdiri di atas tanah. Mereka antara tersenyum dan menangis, menemukan makhluk yang tidak lagi bernyawa lalu terbujur kaku dengan corak yang mengerikan. Awal pagi itu, saat mentari belum sepenuhnya muncul,aku terlahir di atas potongan kain yang hangat, yang menggantikan kehangatan milik ibu.
Saat itupun tidak ada yang tau tentang diriku dan saudara ku di samping bangunan tua,namun tampak kokoh. Lalu ibuku berjalan sedikit tertatih menuju dalam bangunan yang katanya adalah rumah,lalu kembali dengan sesuatu di mulutnya,kami menggeram asal, karena aku belum menemukan bagaimana suaraku nanti. Dan itu adalah sumber energi ku yang lainnya.
Pada matahari yang pas di atas kepala, ibuku kembali pada kami dan memberikan lagi apa yang kita butuhkan, sampai kami kembali tertidur karena kenyang.
Itulah awal mimpi burukku untuk yang pertama kali, saat kehangatan berubah menjadi panas,dan pada kayu kayu disekitar yang menyalahgunakan sesuatu berwarna, sekali lagi aku tidak tau apa itu.
Kebakaran itu merengut para manusia yang hidup didalam rumah itu tanpa terkecuali,dan satu hal yang aku pertanyaan kenapa kami tidak ikut terbakar bersama mereka, karena api melahap dengan sangat cepat keseluruhan ruangan rumah itu.
Ibu dan kami diselamatkan pada saat air menguyur dari atas. Semuanya yang kulihat hanya kabut pekat. Dan setelahnya ibu tidak sadarkan diri, karena terlalu banyak menghirup asap itu,dan para pahlawan itu memberikan sesuatu pada ibuku di mulutnya,aku tidak tahu apa itu,tapi benda itu membuat mata ibuku terbuka lagi.
Kami disimpan pada kotak yang baru dan tidak ada debu sedikit pun. Pahlawan itu juga memberikan sesuatu pada kami. Lalu aku kami tertidur.
Dan saat kandang bersih memenuhi penglihatan ku,aku bertanya pada ibu, apa itu?, Tapi ia hanya tersenyum pada kami. Dan tanpa aba-aba ibu masuk ke dalamnya yang secara otomatis kami pun mengikutinya. Kami berjalan cukup jauh dari sana, aku yakin beberapa kali aku melihat sesuatu yang sama sekali belum pernah aku lihat kecuali tembok yang kokoh di sepanjang perjalanan.
Ibu bilang kami akan dibawa ke suatu tempat,dan kami akan ditinggal di sana beberapa waktu. Kami hanya mengangguk
Disana ada banyak binatang lainnya,bukan hanya kami,ada banyak yang seperti kami,tapi hewan lainnya lebih banyak. Inilah tempat tinggal kami yang baru.
Tapi aku tidak mengerti kenapa kita diberi kandang yang terpisah dari ibu dan yang lainnya, kami disini diberi makan dan beberapa perawatan, lalu kami kembali pada kandang yang bersih tadi hanya saja tidak luas untuk aku bermain.
"Bagaimana menurutmu, laba-laba ini?" Gadis cantik berseragam sekolah menengah atas itu menatap berbinar pada laba-laba dikandang depan ku.
"Kau yakin?" Ia mengangkat alisnya terlihat ragu.
Pada kotak disampingnya, ia menatapku,ia menunduk untuk melihat kami lebih jelas. Dan tersenyum. Aku mundur tidak tau harus apa, saat kami sedang bermain dan ia memasukkan tangannya ke dalam kotak.
"Bukankah dia lucu" aku mengudara di tangannya.
Tapi mata yang sedang ku tatap itu malah meredup lalu mendengus. Dia menarikku membalikan badan ini lalu mataku langsung tertuju pada warna mata itu, dan lagi aku tidak tahu apa itu. "Tapi dia sangat lucu"
"Kalau begitu ambil saja dia" katanya bosan.
Dan dia meletakan lagi aku pada kandang, dia beranjak pergi dari sini mengikuti gadis itu dari belakang. Aku tidak tau apa yang sedang terjadi pada ku, karena selama dia berdiri dengan bosan disana aku terus melihatnya. Mencari apa yang sedang aku lakukan, karena aku baru terlihat bulan lalu dan harus banyak hal yang ku pelajari, dan ibu tidak mengatakan apapun lagi,dia tertidur di kotak lain.