Ini adalah musim semi setelah musim dingin usai, dan pada sepanjang jalan yang ditanami pohon sakura akan mekar memberikan keindahan tersendiri yang tidak akan di dapatkan di musim lainnya. Ujian semester telah selesai Minggu lalu saat cuaca berada di antara dingin dan panas yang menyebabkan hujan sering turun.
Sakura mengenakan mantel yang cukup tebal untuk melindungi dirinya dari angin yang berhembus bersama titik-titik air kecil, diluar sedang gerimis dan sudah sejak satu setengah jam lalu hujan tidak turun jua. Memang membuatnya sedikit merasa lega karena tidak perlu memikirkan air yang turun mungkin akan sangat deras. Jadi, ia menepi ke kafe yang buka dua puluh empat jam di stasiun tengah kota.
Hari ini ia baru saja mendatangi seminar tentang teknologi baru di bidang kesehatan, yang disarankan oleh dosennya sebagai bahan penelitian untuk tugas akhirnya. Dan tinggal satu satu semester lagi ia akan segera lulus dan menjadi sarjana.
Ia melirik pada ponselnya yang menyala tanda pesan masuk, Sakura tidak berniat untuk segera membukanya ia lebih tertarik pada coklat panas yang baru saja ia pesan dan sekarang sudah ada di depan matanya. Memperhatikan sekelilingnya yang cukup ramai karena hanya dua meja yang kosong dan empat kursi mengelilinginya.
Ini memang bukan waktu yang pas untuk nongkrong di kafe saat jam kerja masih berlangsung,tapi bagi mereka yang sudah terlanjur di luar dan saat ini sedang gerimis duduk di kafe adalah pilihan yang baik. Sudah hampir sepuluh bulan setelah ia menghabiskan liburan musim panasnya di kota kecil Konoha bersama keluarga Akasuna dan pada sosok pria yang sedikit mencuri perhatiannya. Uchiha Sasuke.
Setelah kembali ke Tokyo ia langsung di sibukkan dengan tugas dan kelas kuliahnya yang menumpuk, dan mencari dosen pembimbing yang akan membantunya agar segera lulus dari universitas. Ia jarang membuka hal pribadinya jika sudah berhadapan dengan kasur, membuka ponselnya saja jika hanya ingin melihat jam, selebihnya tidak ada. Lagi pula tidak akan ada yang mau menghubunginya untuk sekedar basa-basi berucap salam.
Tapi saat ia mulai merasa frustasi sendiri akhirnya ia membuka koneksi pertemanannya lagi dengan beberapa kawannya yang sudah ia mandati agar tidak terlalu banyak mengganggunya. Dan setelah hari berat itu berlalu Sakura menemukan satu pesan yang sudah terkirim sejak tiga bulan lalu, membuatnya mengeryitkan dahinya karena tidak ada nama yang tertera hanya nomer asing. Saat itu juga ia ingat jika Sasuke meminta nomor ponselnya sehari sebelum ia pulang.
Sakura menepuk dahinya sendiri lupa dan merasa bodoh, bagaimana bisa ia melupakan hal itu. Sasuke adalah hal yang menarik dan membuatnya sangat penasaran sampai tidak bisa tidur. Tokyo memang kota sialan, karena dia ia meluapkan eksistensi Sasuke.
Cepat-cepat ia membalasnya dan mengatakan permintaan maaf karena sangat telat membalas pesan itu. Tapi tentu Sakura tidak akan berharap mendapatkan balasan dengan cepat dari pria itu.
"Permisi, nona ada yang menitipkan ini."
Sakura mendongak, menemukan pelayan kafe yang menjulurkan sesuatu ke arahnya. Itu kertas yang terlipat rapi. Sakura hanya tersenyum canggung, merasa aneh, menerimanya lalu membiarkan pelayan itu berlalu bergitu saja, sebelum ia bertanya lebih lanjut.
Dan Sakura tanpa ragu membuka lipatan kertas itu, melirik sejenak pada sekitar, siapa tau ia menemukan seseorang yang jahil memberikan kertas basa-basi ini. Tapi matanya tidak menemukan apapun yang mencurigakan. Dan sekarang ia mulai sedikit takut, bagaimana jika ia sekarang sedang dikuntit oleh seseorang.
Matanya turun pada deretan kata yang ditulis dengan tangan, sangat rapi dan terlihat indah. Ia membaca perlahan, sebelum mengeryitkan dahinya lalu membulatkan matanya tidak percaya. Jantungnya berdegup kencang dan rasanya udara seakan menipis, dengan tergesa ia bangkit dari duduknya, membayar kopinya lalu segera keluar dari kafe.
Matanya kembali menyapu sekeliling, ke kiri dan kanan, lalu pada seberang jalan di depannya. Sakura tidak percaya ini, kala matanya menangkap sosok yang tengah tersenyum padanya di pinggir jalan sana. Dia yang selama ini ia nantikan. Jantungnya kembali berdegup kencang, lalu seakan ia tercekik sesuatu, tidak ada kata yang mampu keluar dari mulutnya saat ini.
Dan di sana Sasuke melambaikan tangannya tinggi, berjalan untuk menghampirinya. Sakura bersiap, ini terlalu mengejutkan dan tidak pernah ia duga. Sasuke muncul di waktu yang tak terpikirkan.
"Hai!"
Tamat
Adegan selanjutnya ku persilahkan untuk para reader berimajinasi sendiri...