Kido:
Mungkin ini sebuah keberuntungan yang berlari seperti maraton, jika apa yang aku lihat ini adalah hanyalah maka aku akan menepisnya pergi menjauh dari hadapan ku, karena yang sebenarnya ini adalah kenyataan!
Ketika kita berjalan mengikuti Sakura-ku mengitari lorong demi lorong supermarket mencari hal yang ia butuhkan, disanalah aku melihatnya lagi dan kali ini lebih dekat dari pada apa yang pernah aku banyangkan sebelum dan didalam mimpi.
Jelas dalam hal ini aku tidak bisa berbuat banyak,aku tidak pernah ahli dalam hal ini, aku hanya bisa pasrah saat dia datang dan dia pergi begitu saja. Tapi jujur, kali ini aku tidak ingin melepaskannya. Jadi bagaimana membuatnya terpesona padaku?!.
Pada pilihan yang paling bagus, mungkin aku akan mengambil hal yang bersifat biasa saja, seperti contohnya merespon katanya seadanya? Tapi pilihan lain yang berputar di otak ku untuk terus menyudutkannya dengan pertanyaan yang mengarah pada hal yang kami suka?.
Tapi rasanya otak ku kali ini sedang tidak bisa berjalan dengan normal,jadi aku mengambil pada opsi yang pertama. Mungkin ini juga akan membuat kesan yang baik,kan?
"Hei Siapa namamu?" Oh itu adalah kalimat yang pertama!
Jadi sambil tersenyum senang tentu aku segera menjawabnya. "Kido,dan kau?"
Bukankah ini awal yang baik, menanyakan namanya! "Roki"
Tunggu! Apa?! Roki? Apa aku tidak salah dengar?.
Dalam penglihatan ku, aku yakin jika dia seekor betina, meski pada bulunya yang putih bergradasi dengan hitam, mataku tidak akan salah menilai pada jenis kelaminnya. Serius? Tapi belum aku memperlihatkan raut keterkejutan ku dia cepat-cepat membuka mulutnya lagi.
"ya, aku tau aku adalah betina!. Jangan katakan apapun,jangan katakan, jangan katakan" katanya sedikit jengkel.
Saat itupun nafasku kembali lega, dan untuk beberapa saat aku ingin memandanginya, berharap bahwa apa yang telah aku rasakan bisa aku yakini dengan jelas. Bahwa aku tertarik padanya.
___
Satu pemanggang jelas sudah cukup untuk memasak satu ekor ayam yang telah mereka bumbui sebelumnya dan dipotong menjadi banyak bagian, karena Sasori yakin dalam sekejap saja ini akan ludes bersama piringnya sekalian hanya dalam sepuluh menit, waktu yang lebih cepat dari pada saat menunggu matangnya ayam.
Sasori melirik ke dalam rumahnya saat dirasa Sakura belum keluar juga membawa saus dan beberapa potong jagung yang lupa ia bawa, tidak akan lengkap jika mengadakan barbeque tanpa dua hal itu,kan. Ia kembali melirik pada dua rekannya yang ia undangan untuk ikut bergabung. Tapi tentu mereka tidak membawa tangan kosong saja, karena ia menyuruh Naruto dan Sai untuk membawa bir dan anggur, sedangkan Sasuke ia suruh untuk membawa daging ayam dan paprika.
Sasori tersenyum pada Sakura yang akhirnya keluar juga,ia langsung menyambar botol saus yang Sakura pegang, membuat gadis itu sedikit terkejut.
"Kau tidak membawa kekasih mu, Sai?"
Pria yang dipanggil itu melirik pada Naruto heran. "Kekasih?"
"Gadis berambut pirang itu?" Alis Naruto naik turun.
"Siapa? Aku tidak punya kekasih."
"Benarkah? Tapi aku sering melihat kalian berdua jalan bersama"
Naruto yang sedang membalikan daging panggangnya melirik Sai yang masih berwajah heran,lalu pada Sasuke yang sedang memotong jagung manisnya bersama Sasori yang menuangkan saus. "Gadis Yamanaka itu!"