Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Manchaster,Inggris
Pergelangan kakiku mulai tenggelam dalam hujan,mataku mulai tenggelam dalam air mata yang pernah ku tahan.
Aku menangis…
Detik jam di ruangan yang kosong,kegaduhan hujan yg menyentuh atap,menggunakan mantel itu untuk pertama kalinya.Sebuah cincin yang berada di ingatan meresap ke dalam jemari.
Muncul di malam Kota Seoul,telah beberapa hari ku lakukan.Genangan hujan menjadi cermin kecil,Disana aku terus tersandung,karena itu menyakitkan,tanpamu, aku seperti kursi dengan kaki yang ganjil.
Payung itu begitu kecil untuk kita berdua,Itu terlihat seperti sebuah pulau di dunia yang dingin.Pundak kiriku selalu dibasahi hujan,terbebani oleh kenangan.Aku menjadi terbiasa dengan keberadaanmu di sisiku,aku tak bisa menjalani hidup tanpamu.
Sendiri di dalam hujan...
Tidak apa-apa tetapi sakit,dan aku tak bisa membiarkanmu pergi.
Genangan air mata surga yang jatuh ke bumi. Bulan yang menyinari bintang-bintang yang menutupi awan.
Suara yang sepi dari sepatu-sepatu di sepanjang lorong.Aku berbalik, gelisah, perasaan itu hanyalah pantulan diriku.Bayangan yang terlihat seperti diriku.Kita tak bisa melihat satu sama lain.
Apakah kita akan terpisah pada akhirnya?
Aku dengan cepat memikirkan sebuah jawaban yang tergambar di benakku,dan jawaban itu, aku menandainya.
Payung itu terlihat sangat besar di mataku,Payung itu terkembang dari dunia,payung itu membuatku menangis,Payung itu terkembang dengan janji yang abadi.
Sekarang payung itu menangis di atas dua hati yang sedang retak.Kau tak pernah berada disana meskipun aku berbalik,dimana pun, aku berjalan dengan bebas,Pipiku dengan mudah meresapnya, meskipun dalam rintik-rintik hujan.
Dalam hal ini,aku tak pernah menyalahakan hujan,awan atau pun kisah kita.Kini jawaban dari tuhan dengan usaha yang aku lakukan,yang mereka bilang ini bukan tentang cinta kita.Namun ini tentang obsesiku memilikimu kembali,dan aku sadar.-Meily Karisa.
