If The World Was Ending

71 12 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat aku melihatmu, hatiku terasa sakit. Apa yang harus aku lakukan dengan hatiku Semakin aku mendekatimu, kau semakin menjadi lebih jauh
Memandangimu terlalu menyakitkan bagiku. Aku terus mengatakan pada hatiku bahwa ini akan baik-baik saja, Tapi ketika terjadi ini terlalu menyakitkan. Terkadang, saya belakang layar menangis. Terkadang, aku memikirkanmu
Seperti orang bodoh, aku bangun sendirian di jalan ini yang biasa kita lalui bersama-sama, Memanggil namamu sekali lagi.Hatiku terus berdebar ke arahmu
Apa yang harus aku lakukan dengan ini? Semakin saya mencoba menghapusnya, semakin kau terlihat jelas
Mencoba mengosongkanmu begitu menyakitkan bagiku. Aku merindukanmu, Saat perasaanku untukmu belum tercapai, Akan baik-baik saja di dalam.

Terkadang, aku di belakang layar menangis, terkadang, aku memikirkanmu dalam waktu yang menyakitkan, aku bangun sendirian, Memikirkan wajahmu sekali lagi. Saat kenanganmu yang sesedih air mataku Jatuh ke dalam hatiku. Beberapa kali sehari, Aku memikirkanmu, tak terhitung jumlahnya setelah kau pergi, saya tetap di sini sendirian.Berdiri di sini di jalan ini, Melihat kembali akankah kau kembali padaku?.

Terkadang, aku menunggumu....

"Jangan menangis, semua akan kembali" Ucap Wijaya menepuk pundak sang putri.

"Ayah...aku sangat bodoh, mengapa aku tak bisa melihat musuhku sendiri?" Ucap Meily keluar dari rumah duka Miraey.

Kemarin Tris memaksa Meily kembali ke korea, ia mendapat kabar kematian miraey dan kabar bahagia. Yaitu kabar bahwa suho telah sadarkan diri.

"Ayo pergi, pakai maskermu. Disini bahaya mel, bahaya jika ada yang menyadari kau datang" Jelas Wijaya mengarahkan Meily menuju mobilnya.

Wijaya menjalan kan mobilnya menuju kawasan elit gangnam, tentu kediamannya sekarang. Setelah banyak yang terjadi, wijaya memilih menetap dan membangu rumah di korea, apalagi Meily dan Jeno juga menetap di korea jadi lebih banyak waktu bertemu.

Sesampainya di sebuah kediaman yang cukup mewah, bahkan sangat mewah. Meily menghampiri sang ibu, ibunya tampak bahagia menjaga Jesslyn yang suka belajar berjalan, nampak juga Dejung dengan kursi rodanya. Setelah kecelakaan itu, Dejung tak bisa berjalan atau berdiri terlalu lama, jadi kini ia berjalan menggunakan alat bantu atau kursi roda jika di rumah.

Tampak senyum bahagia menerka di wajah tampan menyambut Meily dan kakeknya, perlahan Meily menghampiri semua orang yang menunggunnya.

"Ahh...hiks...aku rindu." Ucap seorang bocah lelaki memeluk Meily dari belakang.

"Wah...Kim Minjae..., kau sudah dewasa ternyata." Ejek Meily.

"Berhenti mengejek, mommny hanya berpisah denganku satu tahun." Ucap Minjae meninggalkan Meily menghampiri sang kakak dan adiknya.

After Coulds ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang