^Apartment^"Jadi hari ini ngedate?" Tanyaku dengan penuh harapan.
"Ha? Date?"
"Kan anniversary hun...." dengan suara manja ala ala Clover.
"Oh... kan semalam annivnya bro, bukan hari ini" dengan tenangnya ia menjawab sambil melipatkan kakinya di Sofa.
"Oh.. yauda deh...." nada Lemas ku keluarkan agar dia peka. Tapi hasilnya? Nihil :')
Ruang tamu hening tak bersuara lalu perut gua berkeruyuk. Sip ni perut g bisa jaga rahasia.
But... dia tetep menscroll twitter dengan syantai seakan akan aku tidak berada di sebelahnya.
Aku hendak pergi ke dapur namun tanganku ditahan olehnya. Ia menatap aku dengan tatapan yg susah di deskripsikan dikitpun.
Ia menarikku keluar dari Apartment tanpa aba aba ia membunyikan mobil sport dengan remote yg sudah sejak tadi ia genggam menginjak pedal dan menuju ke kota.
"Kita mau ke mana?" Tanyaku lalu dibalas dengan kacamata terpasang di matanya. Ga ada jawaban darinya aku mengerti apa maksud ia memasang kacamata hitam khasnya.
Angin sore menenerbangkan helaiain rambut rambutku sehingga harus ku selipkan di belakang telinga berkali kali. Ia mengambil 1 jepitan rambut berbentuk bunga dan mengelipkan ke rambut rambutku.
Pipiku merah merona dengan sikap ia yang mendadak. Aku ga tau dia kapan beli barangnya dan kapan buat semua surat teka teki untukku.
"Okeh sampe".
Aku keluar dari mobil dan menatap lampu lampu serta aroma aroma makanan yg buat perutku berkeruyuk ribut minta makan.
Ia berjalan di depanku sedangkan aku menabrak punggungnya karna ia berhenti mendadak.
"Kok-"
Ia menutup mulutku dan kulototi mataku langsung ke arah dia.
"Lo cantik hari ini" pipiku merah tomat lagi karnanya.
Dia kembali berjalan santai didepan.
Ting!
Bunny:
Makan apa?Padahal jarak kami cuman beberapa centi aja loh.
Me:
Yang penting makan hun...
Perut dah laper :(Bunny:
Oh yaudaAku menutup ponselku dan menyamakan langkahku dengannya dan menggangkat telapak tanganku terbuka di bawah.
Dia menatap tanganku sekilas lalu tidak memperdulikannya. Aku pun ngambek karna dia ga mau genggam balik.
Lalu di saat memasuki keramaian ia menggenggam tanganku cukup untuk membuat diri ini terkejut dan mengikutinya dari belakang.
Kami memesan beberapa roti bakar dan aku mengambil pesanan di Pick up. Lalu aku membawakan nampan berisi minuman serta roti bakar kami.
Karna sempitnya fasilitas menuju meja aku harus menggeser salah satu kursi di tengah tengah tersebut.
"Excuse me.." kataku dan orang yg menduduki kursi tersebut menatapku genit.
"Yes girl" kata ia menggeser sedikit dan tetap tidak bisa ku lewati.
"Oh did your hip can't passed it? Let me carry you okay?"