[19]

43 10 2
                                    

Ketika seseorang bersama dengan orang yang mereka cinta, mereka terlihat senang. Penuh kebahagiaan dan kegembiraan. Ingin bisa merasakan hal itu juga. Mencintai dan dicintai oleh orang yang tepat.

Raeyun jengkel karena matanya saay ini dipenuhi dengan pasangan-pasangan yang masih hangatnya di taman. Beberapa dari mereka pernah Raeyun lihat. Ada anak satu angkatannya. Ada anak dari jurusan yang sama. Bahkan ada anak dari satu kelasnya yang memang setiap di kelas dempet terus. Kan buat iri.

Kenapa juga kampus dipenuhi pasangan baru? Tidak kasihan kah dengan orang-orang sepertinya yang single akut tanpa pernah merasa dicintai orang lain. Sedih.

Hidup Raeyun terasa miris karena duduk sendiri di antara para pasangan itu. Mau fokus ke ponselnya pun, mata Raeyun tetap saja jelalatan melihat ke mereka yang lagi asik bermesraan.

"Hey!" Teriakan kencang seseorang membuyarkan lamunan irinya. Tidak tau siapa yang berteriak itu. Raeyun juga tidak mempedulikannya. Dia juga tidak punya teman, jadi tidak mungkin dia yang dipanggil.

"Jomblo!"

Nyess.. Dada Raeyun terasa tertusuk karena sebutan itu. Raeyun pun mengangkat wajahnya sedikit. Berpura-pura membenarkan poninya, padahal hanya ingin mengetahui siapa yang bicara itu.

Raeyun pun membuka mulutnya. Bukan karena terkejut pada seseorang yang berteriak itu, tapi lebih pada kesal terhadap orang tersebut. Apa maksudnya dia itu?!!

"Syuh~ Syuhh!!" Usir Raeyun saat Dino mendekatinya.

"Daripada kau sendirian, lebih baik aku kan menemanimu." Aneh. Tumben sekali Dino tidak sinis padanya. Raeyun dibuat kebingungan karena Dino yang sedang dalam suasana baik ini.

"Tidak butuh ditemani tuh." Balas sinis Raeyun. Sengaja untuk memastikan jika Dino tidak terkena benturan atau apapun karena perubahan ini.

"Yakin? Pasti lagi nahan iri sama orang-orang di sini kan? Tidak usah sok jual mahal. Kau cuma punya aku, teman satu-satunya. Masih bagus aku mau menemanimu." Jawab Dino. Sekarang dengan senyuman.

Reayun segera menaruh punggung tangannya di kening Dino. Memastikan suhu tubuhnya normal atau tidak. Orang tersebut hanya menatap bingung. Tidak ditambah sinisan. Hanya mengangkat sebelah alisnya.

Sial! Kenapa Dino setampan ini kalau dari jarak dekat begini?

"Jangan dilihatin terus, nanti jadi suka." Raeyun langsung menjauhkan tubuhnya dan membersihkan tangannya dengan gaya angkuh.

"Ih.. Suka dengan orang sepertimu tidak ada bagusnya." Balas Raeyun. Berbanding terbalik dengan keadaaan jantungnya yang masih ingin melihat wajah Dino sekali lagi. Tapi tidak mungkin. Gengsi!!

"Hati-hati saja. Orang yang sudah menyentuh keningku, bisa langsung terpanah denganku." Ucap Dino dengan percaya diri.

"Oh ya?" Ucap Raeyun bernada menantang.

"Tidak percaya? Mau coba lagi?" Tanpa menunggu jawaban Raeyun, Dino mengambil tangan Raeyun dan menaruh di keningnya. Wajah mereka dibuat lebih dekat dari sebelumnya. Ditambah dengan senyuman menawan yang sengaja Dino berikan padanya.

Mata Raeyun membulat besar. Tiba-tiba hidungnya kehilangan fungsi dan secara otomatis menahan nafas. Setelah itu pipinya berubah merah, bersamaan dengan jantungnya yang berdebar tidak karuan efek menahan nafas.

Hanya beberapa detik, Raeyun tidak ingat berapa lama tepatnya. Namun puncak dari semua itu adalah seringaian Dino yang berhasil memerahkan wajah Raeyun seutuhnya. Tidak sanggup berlama-lama lagi, Raeyun pun mendorong Dino. Membuat si pemilih tubuh terjatuh mencium tanah.

Teaching Love (Dokyeom & Dino Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang