Belum menyerah untuk melihat sang pujaan hati, Raeyun kembali menuju kelas ekstrakulikuler dance yang dilatih Hoshi.
Raeyun sama sekali tidak mau melewatkan kesempatan emasnya sehari pun untuk melihat Hoshi. Dia hanya bisa melihat namja itu di kampus. Di kelas dance saja. Bahkan hanya 3 hari. Sisanya dia tidak tau harus bertemu dengan pria itu di mana lagi.
Dia tidak tau pekerjaan lainnya selain mengajar. Dia tidak tau rumahnya di mana. Yang dia tau hanya kapan saja jadwal ekskul dance ini.
Raeyun tidak sempat menanyakannya. Lebih tepatnya, dia juga tidak berani kalau harus berhadapan dengan kekasih sesungguhnya pria itu. Dia cukup tau diri jika sekarang dia bukan siapa-siapa Hoshi. Tapi kan tidak menutup kemungkinan untuk nanti.
Nothing impossible.
Selesai dari kelasnya sore ini, kakinya sudah melangkah menuju ruang latihan tersebut. Tapi di tengah perjalanan, kakinya tertahan karena ada orang yang tidak ingin dilihatnya. Dinosaurus itu lagi.
Tarikan nafas diambil Raeyun banyak-banyak demi menghilangkan rasa jengkelnya sesaat. Diulangnya berkali-kali hingga dia bisa agak tenang. Namja yang dimaksud Raeyun masih asik mengobrol dengan teman-temannya.
Tidak menunggu lebih lama, Raeyun berjalan mendekati. Terus berharap Dino tidak menyadari keberasaannya saat suara Dino semakin terdengar ditelinganya. Pura-pura tidak melihat dan hendak melewatinya.
Namun..
"Kalau begitu aku pergi dulu. Thanks ya." Dia pamit dengan teman-temannya setelah menempelkan sebuah kertas ke kening Raeyun.
Raeyun yang sempat terkejut langsung berhenti sesaat memandangi kertas yang menghalangi pandangannya. Ada suara tawa di sekitarnya. Tapi Raeyun tidak tau alasan mereka tertawa.
Dilepaskannya kertas yang ditempelkan pada keningnya itu dan membaca tulisan yang ada.
Pergi dan menjauh dari ruangan kami dasar anak kecil pengganggu - Mantra pengusir dan penghenti.
Raeyun meremas-remas kertas bertuliskan tangan itu. Menghancurkan dan merobeknya kecil-kecil hingga tidak lagi ada sisa yang bisa disatukan untuk membaca tulisan di kertas itu.
Dia kira aku ini vampire china hah! Dikasih mantra segala??! Memang orang yang satu itu harus dikasih pelajaran!!! Raeyun berlari mengejar Dino yang tadinya hanya berjalan santai.
Namun seakan tau Raeyun ingin menghampirinya, namja itu ikut berlari. Dia berlari menuju ruangan kekuasaannya itu. Kaki Raeyun semakin dipercepat sebelum Dino kembali menguncinya di luar.
Sayang, kakiknya tidak cukup panjang untuk menghentikan Dino masuk ke ruang dance. Nafas Raeyun sampai habis hanya untuk mengejar pria yang sudah berlindung di dalam sendirian. Menyalakan musik sekencang-kencangnya dan tersenyum angkuh ke arah Raeyun. Seakan hari ini dia yang menang.
Tangan Raeyun terkepal melihat senyuman menyebalkan pria itu. Tapi yang lebih membuatnya kesal adalah gambar lingkaran merah dengan silang ditengahnya dan tulisan kembali yang tertempel di depan pintu kaca itu.
Anak kecil dilarang masuk.
Note : khusus anak kecil bernama Raeyun
Ciri-ciri : pendek, suka marah dan teriak-teriakan, berisik dan suka cari masalah
Peringatan : tidak boleh ada yang membantunya. Dia tidak diperbolehkan masuk atau mendaftar jadi anak dance (info terkhususkan para anggota dance terdaftar, yang akan mendaftar dan untuk YANG MEMBACA SAAT INI)Suara ketukan datang dari dalam. Menampakan kembali wajah namja yang sekarang sedang melafalkan kata, "Baca!"
"Kalau kau berani, keluar dan kita selesaikan urusan kita sekarang!" Teriak Raeyun. Tapi Dino memberikan gerakan seakan dia tidak mendengar semua yang diucapkan Raeyun. Dia menempelkan telinganya di pintu. Membuat Raeyun bisa melihat telinga Dino lebih jelas.
Ini semakin memuncakkan emosi Raeyun. Dia mengetuk bahkan menggedur-gedur pintu ruangan itu dengan kasar seakan ingin menghancurkannya.
"Jangan jadi pengecut yang hanya bisa bermain di dalam kandang. Keluar dan temui aku jika berani."
Wajah Dino berubah datar. Dia mematikan musik itu dalam sekali tekan. Memutar kunci pintu dan langsung mencengkram tangan Raeyun keras-keras.
Ini bukan pertama kalinya dia mendapatkan perlakuan kasar dari Dino. Tapi kali ini Dino sungguh mencengkram tangannya terlalu keras. Raeyun kesakitan.
"Jangan pernah bilang aku ini pengecut." Ancam Dino. Matanya menatap Raeyun dua kali lebih menyeramkan dari pada biasanya. Gadis itu sampai tidak bisa berkata apa-apa.
"Sekarang apa? Kau bilang ingin menyelesaikan urusan kita sekarang bukan? Mana?? Sekarang siapa yang diam?? Siapa yang pengecut sekarang!" Bentak Dino.
Raeyun tetap bungkam. Tanpa sadar dia jadi menunduk. Tidak dia ketahui jika Dino bisa semarah ini hanya karena dikatakan pengecut.
Dino melepas cengkraman tangannya pada Raeyun dengan hentakan kuat hingga tangan Raeyun terasa ingin patah. Raeyun pun menyentuh tangannya sendiri. Darah yang sempat tertahan, mulai kembali mengalir ke pergelangan tangannya.
"Dengar ya. Apapun alasanku melarangmu mendekati Hoshi hyung itu untuk kebaikanmu sendiri. Memangnya kau mau dianggap wanita murahan karena merebut kekasih orang lain? Apa kau mau dianggap sebagai perusak hubungan orang? Atau kau mau lebih parah lagi? Hoshi hyung akan sangat membencimu jika dia tau kau mau menghancurkan hubungannya." Kata Dino dengan amarah.
"Mungkin memang yang kau inginkan itu. Biar sekalian kau jera untuk menghancurkan hubungan orang lain." Lanjut Dino.
Raeyun tidak kuat dengan semua perkataan tajam Dino. Gambaran Dino ini seakan-akan membuatnya seperti wanita rendahan. Dia tidak serendah itu. Memang apa salahnya mengagumi? Suka? Toh dia juga sadar jika Hoshi tidak mungkin mau dengannya.
Walau terkadang alam bawah sadarnya memang menginginkan hal yang jahat, tapi kan setidaknya Raeyun tidak pernah melakukan hal yang seperti Dino pikirkan. Ini membuat Raeyun tidak kuasa menahan tangis.
"Ini terakhir kalinya aku memperingatkanmu." Kata Dino lagi. Dia menyentuh pintu, mengambil kertas bertuliskan peringatan tadi dengan kasar hingga robek. Merebukkan kertas tersebut dan membuangnya di bawah kaki Raeyun.
Raeyun melihat kertas itu hanya bisa kembali menangis. Dan semakin kencang.
"Kalau kau menganggap aku menyukaimu, jangan pernah harap! Aku sama sekali tidak suka denganmu dan aku juga tidak akan peduli lagi denganmu." Dino bicara sambil mengambil tasnya di dalam. Terdengar suara pintu yang terkunci. Namun Raeyun tidak berani mengangkat kepala.
"Sudah bagus aku memperdulikanmu." Gumaman Dino penuh keemosian.
Sebelum Dino meninggalkannya, dia berkata, "Aku benci orang yang suka menghancurkan hubungan orang lain sepertimu." Lalu pergi dari hadapan Raeyun sendirian di tengah lorong yang masih sepi tanpa mahasiswa lalu lalang.
°•♡•°
Next Chapter >>
"Kamu lama sekali turunnya."
"O saja?
"Kalau begitu berlatih yang keras ya."
°•♡•°
Buat para reader dimanapun berada, tetap jaga diri dan kesehatan ya. Kabar virus corona (covid-19) ini tidak boleh membuat kita panik, tapi juga tidak boleh terlalu santai. Kita tetap harus antisipasi dengan menjaga kebersihan diri sebaik mungkin.
Aku doakan kalian semua tetap aman dan sehat ya. Tidak ada yang orang-orang terdekat yang kita sayangi terkena wabah ini..
😊😊😊Annyeong yorobun~
KAMU SEDANG MEMBACA
Teaching Love (Dokyeom & Dino Fanfiction)
FanficAdakah yang tau bagaimana cinta itu datang? Pergi? Hilang? Kembali? Dan terbentuk? Kenapa cinta bisa serumit ini? Apakah cinta bisa dipelajari? Tidak ada yang tau. Cinta selalu datang secara tiba-tiba. Dengan berbagai cara, bentuk dan warna. Begitu...