[24]

50 7 16
                                    

Lantunan musik mellow penuh emosional menemani telinga Dino hari ini. Berbeda dengan hari-hari sebelum yang selalu mendengarkan musik kuat penuh semangat. Pagi ini telinganya lagi ingin dilantukan musik lembut.

Aneh memang. Mungkin dirinya sedang berpikiran untuk membuat koreografi yang menyentuh. Tapi dia juga merasa aneh dengan pikirannya. Karena beberapa hari selalu bertemu Raeyun dan sering bersamanya, otaknya jadi terus memikirkan wanita aneh itu.

Dia butuh penyegaran. Ini pasti karena tugas-tugasnya menumpuk, jadi pikirannya berkeliaran sesuka hati. Dia juga belum sempat mengajak Raeyun untuk bertemu informan tentang percintaan.

Dino tertawa kecil mengingatnya. Gadis itu memang aneh-aneh saja. Soal percintaan mau diajari. Jadi selama ini bagaimana dia suka dengan lawan jenis? Tidak pakai perasaan dong, makanya tidak tau rasanya cinta.

Dino menggeleng-gelengkan kepalanya sambil membayangkan wajah Raeyun yang mengolo saat otaknya lama memproses. Jadi ingin mengomelinya lagi. Wajah Raeyun yang menahan kesal selalu jadi favorite-nya. Memikirkan Raeyun dan membuat gadis itu kesal juga sebenarnya bisa jadi cara dirinya melepas Deulin seutuhnya. Tapi itu terlalu jahat. Dino jadi menghembuskan napas panjang. 

Namun sekarang memang dia harus memikirkan Raeyun saja. Daripada dia memikirkan wanita milik orang lain. Sebaiknya dia pikirkan wanita menyedihkan itu.

Dino mengingat-ingat lagi apa saja yang sudah dia berikan? Cerita tentang Hoshi hyung dan Woozi hyung. Dari Mingyu hyung dan Wonwoo hyung pun sudah. Secara tidak langsung, dia juga cerita tentang gosip para seniornya. Jadi sudah berapa banyak itu?

Selama memikirkan itu, Dino justru jadi kepikiran tentang dirinya sendiri. Dia merasa kejadiannya dengan Raeyun memiliki persamaan dengan cerita orang-orang itu. Perasaannya saja mungkin. Terkadang perjalanan seseorang selalu saja ada persamaan, walaupun tidak 100%. 

Dia mengerti perasaan Raeyun sedikit-sedikit, sama seperti kejadian Woozi hyung. Dia berusaha melindungi Raeyun dari tindakan bodohnya yang suka dengan kekasih orang lain, sama saja dengan tindakan Hoshi hyung. Dia menganggap Raeyun aneh, seperti Mingyu hyung dengan kekasihnya. Meski ini bukan cinta segitiga, tapi kita berdua memang terjebak pada cinta segitiga sepihak dengan pasangan orang lain. Ya miriplah dengan pengalaman Wonwoo hyung.

Berlanjut pada rumor Jun sunbae dan Minghao sunbae. Dia tidak melakukan taruhan apa-apa, tapi kan mereka sering bertengkar. Marah-marahan. Ya walaupun tidak mau disamakan, tapi miriplah dengan Jun sunbae dan Meina sunbae.

Eh tunggu? Kenapa aku jadi mengait-ngaitkan begini? Duh, amit-amit. Ucap Dino terus-terusan. Berharap bayang-bayangnya tidak jadi kenyataan.

Tidak mungkin juga dia atau Raeyun menyembunyikan perasaan layaknya Seungcheol, Jeonghan dan Joshua. Tidak. Tidak mungkin salah satu dari kami akan memiliki perasaan satu sama lain. Sepertinya tidak akan terjadi karena mereka saja selalu bertengkar setiap bertemu.

Seakan tidak tau arah langkahnya berjalan, kakinya membawa Dino sampai ke tempat yang sama dengan orang sedang dia bayangkan saat ini. Sejak tadi dan sejak kemarin lebih tepatnya. Dino bisa menebak orsng tersebut dari punggungnya.

Dia bicara dengan siapa itu? Namja? Sudah ada gantinya lagi? Matanya memang tidak bisa diam sih. Selalu cepat kalau lihat laki-laki. Setiap dengannya saja selalu bisa melirik sana sini.

"Aishh!!" Dino mengerang sendiri. Kenapa dia jadi mengomel sendiri begini? Ini kan hak dia melihat ke mana pun. Mata, mata dia. Dino tidak punya hak melarang matanya berkeliaran ke mana pun.

"Aku lapar kayaknya sampai jadi begini." Gumam Dino. Tidak sadar jika gumamannya cukup kencang untuk didengar Raeyun.

"Oh kau. Hei.. sedang apa di sini? Nyasarnya jauh sekali." Sapa Seungkwan. Ternyata Raeyun dengan Seungkwan. Ku kira siapa. Kalau Seungkwan kan sudah sold out juga. Batin Dino bicara tanpa alam bawah sadarnya.

Teaching Love (Dokyeom & Dino Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang