(1): Perkelahian

2.8K 288 193
                                    

                    Happy Reading📖

Pulang sekolah adalah waktu yang di tunggu-tunggu oleh Ayra, Olive, Zio, Revan dan Farhan yang biasanya nongkrong di salah satu warung makan yang tak jauh dari sekolah mereka.

Bukannya pulang ke rumah masing-masing kini mereka berlima tengah asyik duduk di bangku panjang yang tersedia di warung itu untuk menikmati  makanan  favorite yang mereka pesan, apalagi kalau bukan bakso.

"Bakso mang Asyep memang paling enak dah ... gue recomenin banget nih buat para pembaca .. heheh." celetuk Ayra sambil mengunyah bakso di dalam mulutnya.

"Astaga Ay, abisin dulu makanan di mulut lo, baru bicara." lerai Zio, tangannya terulur untuk membersihkan mulut Ayra yang terkena saos.

"Tau nih, jorok banget jadi cewek." sambung Farhan membenarkan ucapan Zio, namun tampaknya Ayra tidak peduli.

"Eh, betewe baswey tadi si Ayra dicariin sama polisi ganteng guys ... " ini suara cempreng milik si Olive Oil.

"Kali ini ulah apa lagi Ay?"

"Busyet Ay, lu abis matiin anak siapa?"

"Kok gak jadi dipenjara Ay?"

Begitulah reaksi ketiga sahabat Ayra. Zio, Revan dan Farhan,mereka sudah tidak heran lagi mendapati hal-hal yang terlihat aneh dari sahabat mereka yang satu itu.

Plak..plak..plak..

Tiga tamparan keras mendarat dimasing-masing punggung milik ketiga laki-laki itu.

"Gila lo pada, kalian pikir gue ini orang kriminal apa, lo juga Farhan, emang gue punya tampang-tampang pembunuh hah?" dengan cepat kepala Farhan menggeleng kiri-kanan.

"Sakit bego ..." ucap mereka bertiga serentak sambil mengusap-usap bekas tamparan keras itu.

"Ya mana tau lo khilaf kan matahin tulang sum-sum belakang para korban ... iya gak Liv,"  seru Revan meminta pembelaan atas ucapannya, Olive mengedikkan bahu sebagai balasan.

"Terus dia ngapain cari lo?" tanya Zio dengan raut wajah penasaran.

Mereka bertiga memang tidak melihat kejadian saat Ayra dipanggil polisi tadi, karena mereka berlima tidak berada di kelas yang sama. Persahabatan mereka terjalin sejak mereka sama-sama mengikuti perlombaan kejuaraan karate perwakilan sekolah dua tahun yang lalu. Mereka menjadi tim yang banyak memenangkan kejuaraan.

"Dia suruhan bokap gue, tadinya mau pulang bareng ama dia, tapi gue tolak karena gue gak nyaman aja pulang bareng orang asing."

"Eh gila ... kok gak mau, sini kasihin ama gue aja ... sayang banget tuh om-om ganteng dianggurin," gerutu Olive .

Pletak..

Satu sentilan yang lumayan keras mendarat di jidat Olive, tersangka pelakunya adalah Revan.

"Aw ... shit, sakit anying ,"  Olive mengusap-usap jidatnya dengan kasar.

"Gak usah ngomong macam-macam, lo masih bau kencur ..." balas Revan dengan sorot mata tajam kearah Olive.

"Daripada lo bau tanah wleeee."

"Gue nikahin juga nih anak orang."

"Nikah-nikah, siapin mahar satu gedung pencakar langit noh ..."

"Emang gue mau nikah sama elo, wleee."

"Dih setan!!!"

"Stop it ... !!"  lerai Zio yang tidak suka dengan keributan.

"Jodoh beneran baru tahu rasa." celetul Farhan.

"Idih amit-amit Ya Allah." teriak Olive dan Revan bersamaan.

Ukhty Bar-bar{Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang