Happy Reading📖
"Ayra!" Sapa seorang teman sekolahnya yang tak sengaja berpapasan.
"Iya?"
"Makin cantik aja lo ukhty bar-bar." ujar teman Ayra tersebut, sambil tertawa remeh.
Ayra yang sudah kebal dengan panggilan khusus dari teman-temannya itu hanya menampilkan senyum tipis. Sebenarnya ia enggan untuk menyahut sapaan-sapaan dari mereka karena ujung-ujungnya tujuan mereka hanya ingin mengolok-olok dirinya. Namun ia masih berusaha menjawab sapaan itu seadanya, walau nantinya ia akan menampilkan wajah sinisnya.
Orang-orang yang tidak dekat dengannya mungkin menganggap Ayra gadis munafik, sombong atau semacamnya. Iya, orang-orang selalu memandang dari satu sisi tanpa tahu hal yang sebenarnya terjadi.
"Idih songong banget lu cewek munafik!" Celoteh laki-laki yang tak sengaja menyaksikan kecuekan Ayra.
Ayra berbalik menatap sinis kearah laki-laki itu. "Munafik?" Ayra mengulang satu kata yang lumayan menyinggung perasaannya.
"Iya, bukannya lo cewek munafik itu yah? Pakai hijab panjang kali lebar, tapi kelakuannya bar-bar, berbanding terbalik dengan akhlak lo, gak usah sok suci deh!" gak ada hujan gak ada badai tiba-tiba laki-laki itu memaki Ayra.
Mata Ayra melirik name tag laki-laki itu yang bertuliskan Reza Alpriyansayah. Ayra kenal dengan wajahnya tapi baru tahu namanya. Perlahan ia mendekat kearah laki-laki itu dan menelisik tubuh jangkungnya.
"Lo cewek apa cowok atau banci ?" tanya Ayra dengan suara setenang mungkin, begitulah ia menghadapi setiap masalah. Harus santuy guys gausah takut kalau kita gak salah, tapi kalau salah yah kita harus takut!
"Apa-apaan lo!" ucap laki-laki itu dengan sedikit amarah tertahan.
"Lo yang apa-apaan. Lo belum kenal gue tapi udah ngejudge gue dengan otak kotor lo!"
"Oh ya? Emangnya lo cewek gimana?" Tanya laki-laki itu dengan senyum tipis.
Puk..
Satu tendangan mulus melayang kearah tempurung kaki laki-laki jangkung bernama Reza Alpriyansyah itu.
"Aaaw aw aw shitt." Teriak Reza kesakitan sambil memegang lututnya.
"Mamam tuh kerupuk!" Ayra berlalu pergi meninggalkan laki-laki yang meringis kesakitan itu.
***
Ayra menelusuri koridor sekolah, langkahnya terhenti saat kemunculan Zio secara tiba-tiba dihadapannya.
Zio berdiri dihadapannya dengan wajah sendu."Kenapa lo?" Tanya Ayra penasaran.
"Ke rooftod yuk!"
Tanpa meminta persetujuan Ayra, tangan Zio sudah lebih dulu menarik lengan Ayra dan membawanya menaiki tangga.
"Emang sekolah kita ada rooftod nya?" Tanya Ayra pada dirinya sendiri.
Ayra pasrah mengikuti langkah Zio yang tergesa-gesa. Dan akhirnya mereka tiba disebuah rooftod sekolah, tempat yang jarang dikunjungi oleh penghuni siswa-siswi SMA Pelita bahkan tempat itu tidak ada yang tahu kecuali pihak sekolah dan orang-orang tertentu.
"Wahh, lo tahu darimana tempat ini Zio?" Ujar Ayra bertanya, matanya menatap lurus kedepan yang memperlihatkan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi, seperti gedung apartemen, gedung parlemen, gedung kampus dan sekolah-sekolah.
"Dari kakak gue yang alumni dari sekolah ini." Jawab Zio.
Ayra mengangguk, kakinya melangkah ketembok kecil pembatas untuk melihat pemandangan kebawah. Hembusan angin mulai menerpa wajahnya, jilbab panjang yang ia kenakan juga ikut berterbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukhty Bar-bar{Completed}
Teen Fiction{FOLLOW, SEBELUM BACA } Hanya cerita klise antara cewek yang sering disebut ukhty bar-bar(anak SMA) dengan seorang polisi tampan yang saling jatuh cinta dan akhirnya menikah... Sesimple itu! Konflik gak berat, karena kehidupan nyata udah cukup bera...